Sepanjang perjalanan sesekali Jack menatap ke arah Ariella yang hanya duduk tenang dengan pandangan lurus ke depan atau menoleh kesamping, memperhatikan jalan yang mereka lalui
“Bisa fokus pada jalanan? Saya tidak ingin mati sebelum semuanya selesai” ucapan Ariella dengan santai berbeda dengan pria itu yang kini salah tingkah karena tertangkap basah menatap Ariella secara diam-diam.
“Baik nona darwin” Jawab Jack
Ariella menyenderkan tubuhnya di kursi. Memejamkan mata sejenak. Rasa kantuk mulai menyerangnya. Sebelum Jack kembali buka suara
“Bolehkah saya bertanya, nona?”
Mau tak mau Ariella membuka matanya dan menatap Jack yang bertanya padanya. Ariella mengangguk. Ia jelas tau pria itu masih menatapnya lewat kaca depan mobil.
“Anda masih muda dan cantik tapi mengapa anda mau menikah dengan Tuan Mederick? Bukankah anda pernah mendengar rumor tentang tuan muda?” Tanyanya.
Ariella terdiam sejenak. Mederick Winston adalah nama pria yang dijodohkan dengannya. Anak pertama dari pemilik perusahaan maskapai penerbangan Winston Airlines. Rumor yang beredar tentangnya adalah pria yang berdarah dingin dan kejam terhadap setiap lawan-lawannya. Selain itu wajahnya hancur karena luka bakar yang disebabkan oleh serangan musuh saat pria itu masih kecil. singkatnya Ariella bisa menyimpulkan jika pria itu buruk dan berbahaya.
“Terima kasih atas pujianmu. Tapi, siapa bilang aku mau menikah? Dan tentang rumor bukankah kamu bisa memberikanku kebenaran rumor itu sebagai asisten Tuan Mederick. Menurutmu tuan-mu itu orang yang seperti apa asisten Jack?” Ariella mempertahankan cara bicara datarnya.
Jack menelan salivanya namun tak ayal bibirnya mengulas senyum. Dia kira Ariella ini seperti anak keluarga kaya yang manja namun dugaannya salah gadis yang akan menikah dengan tuan-nya sungguh cerdik dalam permainan kata.
“Jika anda tidak ingin menikah mengapa anda ikut dengan saya?” tanyanya lagi. Kali ini Ariella mengalihkan pandangannya ke arah pemandangan luar yang menampilkan rimbunan pohon. Sepertinya mereka memasuki kawasan perhutanan.
“Entahlah, mungkin karena ingin” gumamnya tak jelas.
Hening. Tak ada sahutan selama hampir 10 menit lamanya. Mobil itu melambatkan lajunya dan berhenti dipinggir jalan. Ariella mengalihkan pandangannya, menatap keluar jendela ia pikir mereka sudah tiba namun ternyata nihil daerah itu hanya dipenuhi oleh pepohonan yang sudah mereka lewati selama 15 menit yang lalu.
Syut
Sebuah jarum suntik mendarat dileher Ariella, dia mengalihkan pandangannya ke arah Jack yang menyuntikkannya dengan obat bius, hingga gadis itu merasakan kesadarannya mulai lenyap.
“Maafkan saya nona” itu adalah kalimat terakhir yang dapat didengar oleh Ariella sebelum kegelapan menyapanya.
-
-
Ariella tidak menyangka begitu terbangun dirinya akan berakhir disebuah kamar mewah. Tidak seperti kamarnya di kediaman Darwin, kamar yang kini ditempatinya seperti sebuah kamar istana dalam cerita Disney atau mungkin sebuah kamar didalam istana kerajaan bertema eropa. Intinya kamar ini sangat luas dan diisi dengan peralatan mewah yang Ariella perkirakan berharga fantastis.
Setelah menatap ke berbagai arah akal sehat gadis itu kembali. Ia teringat ketika malam itu ia sedang dalam perjalanan untuk bertemu dengan Mederick Winston. Jack, asisten pria itu membiusnya dengan paksa.
“Sial. Beraninya dia membiusku” Ariella mengumpat
Pintu terbuka menampakkan pria yang membiusnya tengah berdiri dengan senyum lebarnya bersama seorang wanita paruh baya yang mengenakan seragam pelayan, dengan bibir yang mengulas senyum sekedar formalis menurut Ariella.
“Selamat pagi nona, saya rasa anda tidur dengan nyenyak semalam” sapan itu bersal dari Jack.
“Sangat nyenyak, berkat seseorang” sahut Ariella sarkas yang dibalas dengan senyum yang sama lebarnya.
“Saya minta maaf atas tindakan saya semalam namun itu sebuah langkah pengamanan agar tidak ada yang mengetahui lokasi kediaman Tuan Mederick” jelas Jack yang diangguki Ariella tentu gadis itu paham bagaimana ketatnya persaingan dunia bisnis yang kotor, bahkan musuh tidak segan-segan meledakkan rumah seseorang yang dirasa akan menjadi lawannya. Tapi kenapa harus dirinya yang dibius secara paksa.
“Lain kali katakan saja jika aku tidak boleh tau, jangan suntik aku secara paksa. Itu sakit” Ucap Ariella, jujur saja lehernya masih sakit sekarang.
“Maafkan saya nona” sesal Jack
“Dimaafkan” Ucap Ariella membuat Jack tersenyum tipis, dia sangat amat setuju jika Ariella menjadi pasangan tuannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments