Selepas pertemuan dua keluarga itu, Danu memutuskan untuk masuk ke dalam kamar pribadinya.
"kalau begitu, aku mau ke kamarku dulu."ucapnya Seraya beranjak dari tempat duduknya.
"Danu,"panggil Megan kepada putranya itu.
"ya? Ada apa Bu?"tanya Danu dengan tersenyum tipis. walaupun senyuman itu, adalah senyuman dipaksakan.
"apakah kamu benar-benar telah mengakhiri hubungan dengan gadis itu?"katanya Megan menatap serius ke arah putranya itu.
Danu yang mendengarnya, seketika menghela nafas panjang. karena sudah berkali-kali, ibunya itu menanyakan hal yang sama kepada dirinya.
" aku tidak bohong Bu, aku memang telah mengakhiri hubunganku dengan Azalia."ucap Danu dengan tersenyum tipis.
Membuat Megan yang mendengarnya, seketika menganggukkan kepala dengan antusias."baguslah kalau begitu, kalian itu memang tidak cocok untuk bersanding."ucapnya Seraya tersenyum sinis.
Danu yang mendengarnya seketika memutar bola mata malas. dirinya tidak mengerti, mengapa kedua orang tuanya itu, sangat membenci Azalia? padahal Gadis itu adalah gadis yang sangat baik dan tidak pernah neko-neko.
"kalau tidak ada yang dibicarakan lagi, aku masuk ke dalam kamar dulu."ucap Danu Seraya melangkahkan kakinya untuk menaiki anak tangga dan menuju ke kamar pribadinya.
Laki-laki itu segera merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur, setelah berhasil membuka pintu kamar pribadinya dengan tergesa-gesa.
Matanya menerawang jauh ke depan. Mengingat, tentang kiasan masa lalu bersama sang kekasih yang begitu harmonis dan juga penuh dengan kebahagiaan.
"kenapa semuanya harus berakhir seperti ini?"tanya dulu pada dirinya sendiri. laki-laki itu, kembali terduduk di tepi ranjang. pikirannya seketika tertuju pada permintaan sang kekasih
"apa benar aku harus mengikuti saran dari Azalia?"hanya laki-laki itu masih pada dirinya sendiri.
Kemudian kembali merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur. lama laki-laki itu memikirkan semuanya, hingga pada akhirnya dan memutuskannya.
"aku tidak ingin kehilangan Azalia."setelah mengatakan hal itu, laki-laki tampan itu segera beranjak dari tempat tidurnya.
Kemudian dengan segera, menyambar jaket berwarna hitam dan juga tutup kepala yang berwarna senada.
"aku harus keluar dari tempat ini."ucap laki-laki itu Seraya membuka kaca jendela dan mulai mengeluarkan tubuhnya.
Kemudian, laki-laki itu segera keluar lewat tali yang sengaja dirinya kaitkan kepada tiang teralis yang merupakan penyangga balkon kamarnya.
Setelah semuanya selesai, dan Danu telah berhasil turun, laki-laki itu segera berlari menuju jalan raya yang tidak jauh dari rumahnya itu.
Tentu saja hal itu dilakukan oleh Danu, tanpa sepengetahuan dari semua orang suruhan dari kedua orang tuanya termasuk, penjaga gerbang komplek rumahnya.
Karena para laki-laki itu, telah patuh kepada Megan dan juga Bhaskara. karena mereka, adalah orang-orang yang memiliki pengaruh di lingkungan perumahannya itu.
Karena selain baskara adalah seorang pengusaha, laki-laki paruh baya itu juga memiliki beberapa akses untuk dapat membuat orang yang melawannya, menjadi kesulitan untuk melanjutkan hidup.
Tentu saja hal itu membuat orang-orang yang ingin menentang dan ingin membantu Danu, mereka pasti akan langsung mundur teratur. karena merasa tidak sanggup dengan konsekuensi yang akan mereka dapatkan nantinya.
"bang tolong antar saya ke alamat ini ya,"ucap laki-laki itu Seraya menyerahkan sebuah kertas kecil kepada tukang ojek yang berada jauh di depan sana.
"oke "ucapnya menganggukkan kepala mantap.
Danu segera naik di belakang. dan sepanjang perjalanan, laki-laki tampan itu merasa tidak sabar ingin segera meresmikan hubungannya dengan Azalia.
Tak membutuhkan waktu lama, akhirnya Danu sampai juga di depan sebuah rumah sederhana. dengan langkah tergesa-gesa, laki-laki itu segera mengetuk pintu rumah itu.
"nak Danu, Ada apa ke sini lagi?"hanya ibu Azalia Seraya menatap ke kiri dan ke kanan. untuk memastikan, bahwa laki-laki itu tidak sedang diikuti.
"mana Azalia?"tanya Danu dengan suara tidak sabar.
Wanita paruh baya itu sejenak terdiam. ada raut wajah kesedihan yang terpancar dari wajah wanita paruh baya itu. hal itu semakin membuat Danu merasa sedikit bersalah.
"kenapa Bu? ada apa?"tanya Danu Seraya menekan kedua pundak wanita paruh baya itu tanpa sadar. karena laki-laki itu, benar-benar merasa sangat panik saat ini.
"setelah kepergian nak Danu, Azalia memutuskan untuk mengurung diri di dalam kamar. dan sampai sekarang, anak itu belum mau untuk keluar dari dalam kamar." ucap Kintania dengan raut wajah sendu dan penuh dengan kesedihan.
Tanpa pikir panjang lagi, Danu segera melangkahkan kakinya untuk menuju ke kamar sang kekasih. ya sampai saat ini, Danu masih menganggap Azalia sebagai kekasihnya.
Walaupun laki-laki itu, telah mengatakan bahwa hubungannya dengan Azalia telah berakhir. namun, percayalah. kata-kata itu hanya keluar dari mulutnya saja. tidak untuk hatinya.
"aku mau istirahat. tolong jangan ganggu aku."ucap Azalia dari dalam kamar setelah Gadis itu mendengar suara pintu yang diketuk dari arah luar.
"sayang, ini aku."ucap Danu perlahan-lahan.
Tak berselang lama, pintu kamar itu terbuka dan menampilkan Azalia dengan raut wajah kacau dan tatapan mata yang sangat sendu.
grepp
Gadis itu seketika berhambur dalam pelukan sang kekasih. tangisnya seketika pecah, saat mendapati kekasihnya ternyata kembali lagi untuknya.
"aku mohon jangan tinggalkan aku."ucap Azalia Seraya menatap manik hitam laki-laki pujaannya itu dengan tatapan penuh harap.
Danu yang mendengar itu, seketika tersenyum kecil."ayo ikut aku."ucapnya Seraya menarik tangan Azalia.
"mau ke mana?"tanya Azalia dengan raut wajah heran.
"kamu punya kebaya, nggak?"tiba-tiba saja, Danu bertanya kepada Azalia. membuat gadis itu, seketika mengerutkan kening.
"untuk apa?"tanya Azalia.
"sudah tidak usah banyak tanya. kamu memiliki kebaya atau tidak?"tanya Danu yang langsung dijawab anggukan oleh wanitanya itu.
"bagus, sekarang kita pergi."ucap laki-laki itu Seraya menarik tangan kekasihnya itu.
"kalian mau ke mana?"tanya Kintania saat mereka berpapasan dengan anak dan kekasihnya.
Danu yang mendengar itu, seketika mengambil nafas dengan sebanyak-banyaknya. dan setelahnya, hembuskannya secara perlahan. Kemudian menceritakan keinginannya itu pada kedua wanita itu.
Tentu saja hal itu membuat Azalia, merasa sangat senang. karena memang, hal itu yang ia inginkan sejak awal.
Sementara Kintania, wanita paruh baya itu, merasa tidak setuju dengan rencana yang dilakukan oleh Danu. namun Azalia, mencoba untuk meyakinkan ibunya.
Dan pada akhirnya, Kintania menganggukkan kepala pasrah."baiklah kalau begitu. Ibu setuju.
Akhirnya, Mereka pergi ke KUA terdekat dan langsung melaksanakan pernikahan di tempat itu. Untung saja, Danu telah membawa semua berkas-berkasnya. sementara Azalia, juga telah membawa berkas-berkas miliknya.
Walaupun semuanya dilakukan secara mendadak, dan juga riasan wajah seadanya, namun pernikahan ini benar-benar sangat mengesankan untuk sepasang pengantin baru itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments