...💗 Happy Reading 💗...
Di atas meja makan yang panjang itu sudah tersedia sarapan pagi di setiap anggota keluarga di rumah besar itu. “Pagi, Pa, Ma!” sapa Keyra, pengantin baru yang menikah dengan Evan lima hari lalu.
“Pagi, Ma, Pa,” sapa Evan juga dan duduk di sebelah istrinya.
“Hm, pagi.” Deham Rayden balas menyapa pasutri baru itu, ia adalah Bos Mafia Rayzard dan juga Tuan besar di rumah mewah itu. Berwatak arogan, dingin, dan juga galak.
“Oh ya, Key, Aidan sama Qila mana?” tanya Arum, istri tercinta Rayden dan Nyonya besar di rumah itu. Sekaligus Ibu kandung si kembar Aidan dan Keyra.
“Hmm, mungkin lagi urus cucu Mama sih,” jawab Keyra mulai menyantap duluan sarapan nasi gorengnya.
“Kalau begitu, biar aku yang memanggil—” ucap Evan mau berdiri tetapi Rayden melarangnya.
“Tidak usah.” Lalu Rayden memanggil Bik Ida, asisten tetap di keluarga itu.
“Bik, tolong panggil mereka turun,”
“Baik, Tuan.” Bik Ida mengangguk lalu pergi melaksanakan perintah. Evan pun kembali sarapan dan dalam hati sedikit kesal, merasa bagaikan menantu yang kurang bebas di rumah istrinya itu.
‘Andai saja Qila tidak ada di sini, sudah aku pastikan akan meninggalkan rumah ini,’ batin Evan menggerutu.
“Hm, kamu kenapa meringis begitu, Evan?” tanya Keyra.
“Oh itu, ini cuma lagi mikir tugas kampus,” jawab Evan bohong.
“Ohhhh.... kirain kamu mikirin itu,” ucap Keyra lesu karena belum mendapat suprise malam pertama.
“Hmm, itu? Apa?” tanya Evan sambil menyantap sarapannya.
“Evan, Mama mau tanya sesuatu, kalian berdua sudah ada niat mau honeymoon gak?” tanya Arum mengartikan maksud pertanyaan putrinya itu.
Evan terdiam. Sedangkan Rayden menunggu jawaban menantunya itu. “Haha, soal itu, kami berdua bakal ada rencana kok, Ma. Tapi untuk sekarang kayaknya kami belum bisa melakukannya,” ucap Evan sedikit tertawa malu-malu.
“Kenapa?” tanya Rayden seperti biasa tatapannya selalu sinis menakutkan. Evan mencoba tenang dan berusaha tersenyum.
“Itu, kami berdua kan baru-baru ini menikah, dan juga sepertinya Keyra akhir-akhir ini sibuk, jadi kalau kesibukan kami sudah tidak ada, rencana untuk honeymoon pasti akan kami lakukan, Pa,” jelas Evan berharap alasannya itu dapat diterima oleh mertuanya itu.
“Hm, benar juga yang kamu katakan. Mungkin lebih baik, rencana itu kalian lakukan dua Minggu atau bulan depan saja.”
Evan menghela nafas lega dalam hati melihat Rayden setuju atas pendapatnya itu. Tetapi tidak untuk Keyra yang sedikit kecewa. Bukan karena dia kebelet ingin melakukan hubungan suami istri itu, hanya saja dia mau membuktikan apakah Evan bersedia menyentuhnya atau tidak. Apalagi dalam hatinya, Keyra tiba-tiba ragu soal pernikahannya ini. Entah kenapa, hubungan ini terasa hambar tanpa bumbu-bumbu cinta.
Dan itupun yang dirasakan Aidan. Selama tiga tahun ini, bumbu-bumbu cinta tidak pernah dirasakan lebih dalam. Kecuali dari anak-anaknya yang masih tahu cara bagaimana menyayanginya. Seperti sekarang, Aiko yang sudah berpakai sepasang dengan Aila, ia tiba-tiba merengek padanya.
“Dadi, Ayyiko boleh ikut na Dadi?” tanya bocil laki-laki itu mendongak ke ayahnya. Meminta ikut ke kampus ayahnya itu untuk melihat apa saja yang dilakukan orang tuanya itu. Keingintahuannya yang amat tinggi sekali.
“Nononono...! Ayyiko, ndak boleh! Ntuh punya olang besal! Omah pelnah bilang, kalau Ayyiko na Ayyila boleh na pelgih ke Tayeka ajah (TK).” Timpal Aila dengan menggerakkan jari telunjuknya.
“Tapi na Ayyiko udah besal!” sentak Aiko naik ke tempat tidur terus lompat ke punggung Aidan sehingga tingginya sejajar dengan ayahnya itu yang sudah siap dengan seragam kuliahnya.
“Ihh, Ayyiko na culang! Ndak boleh gituh!” Celetuk Aila tetapi Aiko tetap memeluk leher Aidan. Karena tidak mau ketinggalan, bocil imut itu merengek ke Qila yang selesai merias wajahnya dengan dandanan yang polos saja. Tak lupa memakai kacamata hitam sebagai ciri khasnya.
“Momi, Ayyila na mawu gendong!” Mengulurkan kedua tangannya ke Qila. Qila pun menuruti permintaannya daripada nanti bertengkar dengan Aiko.
“Momi, Ayyila boleh na ikut, ndak?” tanya Aila tersenyum. Tetapi Qila cuma menjawab datar tanpa balas tersenyum. “Maaf ya sayang, kalian berdua gak boleh ikut, di sana banyak orang besar dan bahaya untuk kalian, di sana bukan tempat permainan anak-anak kecil seperti kalian,” ucap Qila sedikit membujuk mereka agar memahami keadaannya.
“Kalau begitu, Ayyiko na mawu ciyum, boleh, ndak?” tanya Aiko di pundak Aidan yang tersenyum padanya, tetapi Qila tetap tidak memberi ekspresi apapun. Wajahnya datar seperti tembok tebal di belakangnya.
“Momi, Ayyila mawu na juga diciyum.” Pinta Aila tidak mau kalah juga dari Aiko. Dilihat-lihat, sifatnya kadang mirip Keyra dulu yang tidak mau tertinggal apapun dari Aidan.
“Boleh, dong.” Qila mengecup kening Aila dan kini dengan sedikit canggung, ia mengecup kepala Aiko.
“Yeah, makacih, Momiiiiiii!” Cium Aila balas di pipi Ibunya. Qila mengangguk, senang dalam hati. Tetapi tiba-tiba ia kaget mendapat permintaan dari Aiko.
“Momiiii!!!” panggil Aiko.
“Kenapa, hmm?” tanya Qila cuma melihat pada Aiko dan membuang muka dari Aidan. Sungguh perih rasanya melihat Qila seperti itu padanya.
“Sebeyum na pelgih kampus, Momii... ciyum na Dadi duluh!” pinta Aiko menunjuk pipi Aidan. Akhirnya di kesempatan ini, Aidan bisa ditatap oleh istrinya yang tampak kaget menerima permintaan itu. Dalam hatinya, Aidan merasa senang dan tersipu malu-malu.
“Hayook, Momi! Hayook ciyum! Ciyum na Dadi! Hayuk!” Aila yang paham maksud saudaranya, ia melompat-lompat dan menggoyangkan tangan Ibunya itu.
“Gak usah, Dedi kalian udah gede, gak perlu pakai cium segala,” tolak Qila enggan. Membuat Aiko dan Aila lesu. Sedangkan Aidan, kembali sedih.
“Hm, Qila....” Aidan maju ingin bicara sesuatu, tetapi tiba-tiba Bik Ida datang memanggil mereka. Qila pun secepatnya mengangguk paham.
“Ayiko, Ayila, sini kita turun sarapan sama Omah dan Atok kalian,” ajak Qila menggandeng tangan Aiko yang turun dari pundak Aidan, pergi ke dapur bersama dua bocilnya.
“Tuan muda, anda baik-baik saja?” tanya Bik Ida melihat Aidan murung. Aidan tersenyum saja lalu menyusul istri dan anak-anaknya. Melihat raut wajah anak majikannya, Bik Ida kadang kasihan melihat Aidan tersiksa dengan sikap dingin istrinya itu.
...
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments