"Fu ambilkan aku buku,, tentang perang, pengobatan dan silsilah kerajaan." perintah Xia Ming Yue dengan menopang dagu.
"Baiklah, Yang Mulia." balas pelayan Fu...
15 menit kemudian..
Pelayan Fu masuk, ia melihat Xia Ming Yue duduk di jendela menatap keluar,,
"Nona, ini."
Pelayan Fu menyodorkan tiga buku sesuai dengan permintaan Xia Ming Yue,,
Xia Ming Yue mengambil buku itu, ia membaca buku pertama tentang silsilah kerajaan.
"Jadi Kekaiasaran ini tidak memiliki Selir, dan Permaisuri hanya memiliki dua putra,, pantas saja Kaisar Xiowen sangat mencintai Permaisurinya. Emmm,, buah jatuh tidak jauh dari pohonnya."
"Fu,, apa setiap aku tidak sadar, atau aku sedang sakit Kaisar Xiowen tidak pernah menjengukku??"
"Benar, Nona."
"Bagaimana jika aku membawa Permaisuri kembali, aku sangat lelah dengan semua ini."
Xia Ming Yue menutup bukunya ia menatap kosong ke depan.
"Apa Nona yakin akan keluar dari istana?? jika begitu aku akan ikut dengan Nona."
Xia Ming Yue menoleh, ia menatap pelayan Fu dan menghela nafas.
"Maka dari itu kita harus menjadi kuat." jawab Xia Ming Yue tersenyum.
"Kakak ipar."
teriak seseorang dari luar pintu, ia menggedor gedor pintu..
"Yang Mulia pasti ia Pangeran Bai Xio Ju."
Xia Ming Yue mencoba mengingat Pangeran Bai Xio Ju dari pemilik tubuhnya. ia juga mengingat buku yang di bacanya. ia turun menuju ke arah pintu.
Oh jadi Pangeran Bai teman dari pemilik tubuh ini batin Xia Ming Yue...
Pelayan Fu membuka pintu, terlihat pemuda yang sangat tampan, bahkan senyumannya bisa melelehkan kaum hawa,,,
aaaa jiwa jomblo ku meronta ronta batin Xia Ming Yue menatap pemuda di depannya..
"Kakak ipar, bagaimana keadaan Kakak ?? maaf aku baru menjenguk Kakak hari ini, Yang Mulia menugaskan ku untuk mengatasi banjir di perbatasan timur." ucap Pangeran Bai mencoba menjelaskan.
Dia sungguh menggemaskan...
Xia Ming Yue mencubit pipi Pangeran Bai, ia tersenyum..
"Tidak masalah adik kecil,"
Pangeran Bai terkejut, jantungnya berdegup kencang. Baru kali ini ia di cubit oleh Kakak iparnya, biasanya setiap kali bertemu hanya terlihat kesedihan bukan senyumannya. Tapi kali ini yang ia lihat malah berbalik.
"Pangeran maaf atas kelancangan, Yang Mulia." ucap Pelayan Fu membuyarkan lamunan Pangeran Bai.
"Ekhemmm,,." Pangeran Bai segera menghilangkan kegugupannya, terlihat wajahnya yang sudah memulai memerah.
"Bolehkan aku masuk Kak." tanya Pangeran Bai menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Aahhh, maaf adik, Ayoo."
Xia Ming Yue langsung menarik lengan Pangeran Bai kemudian menutup pintu.
Pelayan Fu bergegas pergi ke dapur mengambilkan teh dan camilan untuk Pangeran Bai..
"Kakak maaf atas perbuatan Yang Mulia."
kata Pangeran Bai dengan menunduk.
"Sudahlah, lagian memang salah Kakak. Bagaimana jika Pangeran membantu Kakak mencari Permaisuri ??" tanya Xia Ming Yue dengan wajah serius.
"Hah, Kakak ipar yakin." tanya Pangeran Bai yang terkejut.
"Kakak ingin secepatnya keluar dari istana."
Dari arah pintu, terlihat Pelayan Fu membawa kue bulan dan menaruhnya di meja.
Tanpa sadar Xia Ming Yue membuka cadarnya, ia mengambil kue bulan yang di depannya.
Sementara Pangeran Bai membulatkan matanya, baru pertama kali ia melihat wanita di depannya bahkan mengalahkan semua wanita di Kekaisaran.
"Kakak..." Pangeran Bai menatap Ming Yue tanpa berkedip.
Xia Ming Yue mengernyitkan dahinya,, ia menyentil dahi Pangeran Bai.
"Kenapa melihat ku seperti itu???" tanya Xia Ming Yue yang mengunyah kue bulan.
"Kakak,, jadi ini wajah kakak sungguh sangat cantik,, bahkan lebih cantik daripada yang dulu." ucap Pangeran Bai ia memegang bahu Xia Ming Yue.
"Tapi rahasiakan, Kakak tidak ingin ada yang tau." ucap Xia Ming Yue..
"Baik Kak."
Tak terasa matahari telah terbenam,, bahkan burung pun telah kembali ke sarangnya. Mereka yang keasikan berbicara yang diselangi canda tawa tidak menyadarinya.
"Fu, kenapa kamu membawa lilin??" tanya Xia Ming Yue melihat tangan Fu.
"Nona tidak menyadari, ini sudah malam." jawab Fu keheranan..
"Oh,, astagah."
Xia Ming Yu lansung memukul dahinya, ia menatap Pangeran Bai...
hahaha....
"Pangeran bagaimana jika kita keluar membuat jagung bakar atau daging ayam?" tanya Xia Ming Yue..
"Kakak mana ada jagung di panggang bahkan daging ayam." jawab Pangeran Bai keheranan
Aah benar mana ada mereka tau..
"Sudahlah ikut aku ke halaman belakang, kita memanggang jagung saja, apa di istana ini ada jagung??"
"Kebetulan Nona, bahkan stok jagung untuk istana sangat banyak."
"Ya ya ya..cepat bawakan jangan lupa bawakan arah." perintah Xia Ming Yue.
Pelayan Fu mengangguk kemudian berlalu pergi.
Sampai di halaman belakang Xia Ming Yue duduk di tanah di bawah pohon sakura, ia menatap bintang di langit.
Pangeran Bai mengikuti Xia Ming Yue.
"Kakak ipar,, apa kakak mencintai Yang Mulia?" tanya Pangeran Bai.
"Entahlah,," jawab Xia Ming Yue tanpa menatap Pangeran Bai.
Selang beberapa saat,,
Pelayan Fu membawa beberapa jagung, di ikuti para pelayan membawa arang dan beberapa kayu bakar..
Pelayan Fu membuat api unggun kemudian ia mengipasnya untuk memeperbanyak arang.
setelah selesai Xia Ming Yue mengambil jagung dan memagangnya...
"Kalian ikuti sesuai petunjukku, kalian boleh memanggang jagung untuk diri kalian sendiri." ucap Xia Ming Yue pada pelayannya.
"Tapi Yang Mulia ini..."
"Tidak ada bantahan." perintah Xia Ming Yue tegas.
Para pelayan pun mengikuti kemauan junjungannya.
Bau jagung bakar itu pun meraja lela kemana mana,, hingga Kaisar yang mengecek beberapa tugas istana mencium baunya..
"Kasim Yu bau apa ini??" tanya Kaisar Xiowen mencium bau jagung bakar..
"Hamba tidak tau Yang Mulia." jawab Kasim Yu menunduk..
Kaisar Xiowen kemudian keluar dari kediamannya, ia mengikuti bau jagung bakar tersebut..
Tanpa sadar langkah kakinya menuju kediaman Sakura.
"Kenapa aku bisa menuju kesini?" ucap Kaisar Xiowen ia berbalik badan untuk kembali kediamannya. Namun langkahnya terhenti ketika mendengarkan orang tertawa.
Kaisar Xiowen penasaran ia, mencari asal suara tersebut.
Dari kejauhan terlihat seorang gadis bercadar tengah asiknya bercanda tawa bersama pelayannya serta Pangeran Bai dengan memgang jagung bakar di tangannya,, mereka duduk di tanah dengan melingkari api unggun.
"Yang Mulia, bukankah itu Selir Xia Ming Yue."
ucap Kasim Mu keheranan, baru pertama kali ia melihat Selir Xia tertawa lepas di balik cadarnya.
Deeeeggg
Jantung Kaisar Xiowen mulai tak terkondisikan, ia langsung pergi meninggalkan tempat itu dengan wajah linglung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
Dede Mila
/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
2024-06-05
1
Miss Typo
sang kaisar mulai oleng 🙊😁
2024-02-05
0
Fifid Dwi Ariyani
trussabar
2024-01-29
0