Mereka semua terdiam.
"Hey, ayolah kenapa kalian terdiam seperti itu, " Ucap Pria itu.
"Hehe, mereka hanya terkejut Ayah, terimakasih sudah datang." Aylin pun tertawa kecil melihat kehadiran Ayah angkatnya.
"dr.Edward. Maaf kan kami. Kami turut bahagia karena Aylin, " Sahur dr. Jamil.
Edward pun menepuk pundak Jamil. "Tidak apa-apa lanjutkan pesta kalian. Nanti setelah Aylin benar-benar sembuh. Aku akan mengadakan pesta syukuran secara besar-besaran. Dan pasti nya kalian semua bakal di undang. Tolong rawat Aylin dengan baik ya. " Edward melangkah mendekati ranjang Aylin dan lalu mengusap usap rambut Aylin dan memeluknya, tidak ada kecanggungan diantara mereka. Mereka benar-benar bak anak dan ayah. Tidak ada yang bisa memastikan bahwa mereka bukanlah anak dan ayah.
Tiba-tiba masuk lah seorang wanita cantik dengan sangat elegan. Siapa lagi kalau bukan Ulya Sebastian. Istri dari Edward.
"Ini Ulya Sebastian, Ibu mu. " Edward mengenalkan Ulya. Tanpa basa basi, Ulya pun langsung memeluknya.
Yang awalnya Aylin terkejut karena langsung dipeluk, setelah beberapa detik ia pun membalas memeluk Ulya.
"Ibu.., " ucap Aylin perlahan.
Ulya yang mendengar ia dipanggil dengan nama Ibu oleh suara wanita ini pun langsung menangis. Ia membayangkan jika Nona adalah benar-benar Aylib yang sebenarnya.
"Ya Anak ku. "
Mereka yang memandang adegan itu pun terharu. Dan ruangan pun menjadi penuh dengan senyum haru dan bahagia.
...**✿❀ ❀✿**...
1 bulan kemudian.
*
*
*
"Hallo Aylin, Ini bunga untuk mu. Kau tahu. Aku pasti kesepian disini. Bu Nina sudah pindah, dan kau pun pasti akan tidak datang kesini lagi. " Roy terlihat sedih dan bermurung durja.
"Hey... Jangan seperti itu. Kapan-kapan aku akan berkunjung ke rumah sakit , dan Kau pun tahu dimana aku berada, Kau bisa menemui ku. Jangan sungkan, kau tidak ingin memutuskan pertemanan kita kan! " manik mata Aylin terfokus pada Roy.
Roy pun merasa salah tingkah, ia pun menyerahkan buket bunga mawar itu. Dan memeluk Aylin dengan erat.
Dr. Jamil pun memberikan jabatan tangan kepada Aylin. "Selamat Aylin. Kau pasien ku yang penuh semangat, ku harap kita tidak bertemu di rumah sakit lagi. " Jamil pun memeluk Aylin.
Dan Setelah itu Aylin pun berpamitan dengan semua kru rumah sakit. Mereka bak keluarga kecil Aylin, yangs setiap hari menemani nya.
"Sudah? " tanya Edward sambil menyilangkan tangannya kepinggang Aylin.
Aylin pun mengangguk, dan memalingkankan wajah nya dan memberikan senyuman manis kepada para kru rumah sakit. Sopir pun membukakan pintu mobil dan Aylin pun memasuki limosin beserta ayah nya Edward.
Aylin pun melambaikan tangannya sebagai perpisahan kepada mereka. Dan mobil pun melaju secara perlahan. Mimpi apa Aylin di jadikan seorang putri di kehidupannya sekarang.
Ia pun bertanya-tanya bagaimana kehidupannya yang dahulu sebelum ia kehilangan ingatannya.
"Kau sedih? " tanya Edward kepada putri angkatnya setelah melihat Aylin mengusap matanya. Mungkin mengusap air mata di sela ujung matanya.
Aylin mengangguk pelan. Melihat itu, Edward pun tersenyum.
"Kau sudah bertemu Ulya istriku, nanti di rumah kau akan bertemu dengan Mike, dia adalah anak pertama ku dan dia adalah kaka mu. Namanya Mike Zafer Sebastian. " Edward menjelaskan sambil mengusap-usap layar handphonenya yang berhiaskan emas disetiap ujung handphonenya yang Limited edision.
"Mike..., " Gumam Aylin menyebut nama kakak angkatnya. Ia penasaran, seperti apakah rupa kakak nya itu.
"Aku sudah memberikan scedule untuk mu kepada Adam, Ia Kepala Pelayan di rumahku. Kau harus belajar segala macam hal agar kau benar-benar terlihat seperti putri ku. Agar rekan bisnis ku bahkan saingan ku tidak menyadari bahwa kau bukan anak kandung ku. Bahkan Mike dan Ulya pun. " Edward penuh keyakinan.
"Dan terlebih lagi, aku tetap menyelidiki asal usul mu. Jadi kau tenang saja. " Sambungnya kembali dengan masih memainkan gawai di tangannya.
"Terimakasih Tuan Ed, Emm Maksud ku Ayah. " Gapai Aylin ke tangan Edward.
Edward pun menatap manik Aylin. "Aku harap tidak ada kesalahan lagi dalam penyebutan. " Ia pun tersenyum dan mengusap rambut Aylin.
Aylin pun tersenyum malu. Ia tidak mengetahui rencana apa yang dirancang oleh Edward untuknya, namun ia tidak ada jalan yang terbaik lagi selain mengikuti alur permainan Edward.
Mobil limosin itu pun berhenti. Sopir membukakan pintu mobil, Edward keluar terlebih dahulu. Dan ia pun memberikan tangannya untuk membantu Aylin. Aylin pun keluar dari mobil dan menatap sekeliling rumah yang ada dihadapannya. Dia pun takjub melihat pemandangan yang di berada dihadapannya. Ia bak menginjakkan kakinya ke sebuah istana kerajaan. Mulutnya terbuka lebar melihat itu semua.
"Masuk lah, ayo Aylin. " Edward selaly tersenyum melihat tingkah Aylin.
"Ini benar rumah yang akan aku tempati? Manik mata Aylin menatap Edward. Dia menghentikan langkahnya untuk masuk ke dalam rumah itu dan menunggu jawaban Edward.
" Ya. Kau tinggal disini bersama kami. Rumah ku rumah mu juga! "
Mendengar Edwars berkata seperti itu, manik mata Aylin semakin bersinar, senyumnya merekah menampilkan baris giginya yang rapi. Ia pun melanjutkan langkah kakinya memasuki rumah yang ia anggap bak istana.
"Selamat datang Tuan dan Nona. " Sambut suara pria dan wanita secara serempak.
Aylin terkejut dan menatap ke semua orang itu. Mereka berbaris rapi dengan baju warna yang sama. Yaitu putih dan hitam. 7 di kiri dan 7 di kanan, dan di tengah-tengah seorang pria paruh baya sekitar umur 50 tahunan memandu mereka.
"Selamat datang, perkenalkan saya Adam, Kepala pelayan di rumah keluarga besar Tuan Edward, " sapa nya dengan meletakkan tangan kanan nya ke dada kiri dan sedikit membungkuk.
"Salam kenal, Aku Aylin, " Jawabnya kaku, ia hanya terkejut dengan tata krama di rumah edward.
Edward pun membimbing Aylin memasuki ruang tamu dan mereka pun duduk. Di sisi lain Kepala Pelayan Adam dengan sigap mengatur anak buahnya untuk mengangkat barang-barang bawaan Aylin dan memasukkan nya ke kamar yang akan di tempati Aylin.
"Selamat datang sayang. " Suara wanita lembut dari arah tangga datang. Dia sangat elegan dengan balutan baju santai.
"Bagaimana perjalanan mu? " tanya nua kembali.
"Baik ibu, " Sahutnya riang.
"Maaf kan Mike, dia masih rapat. Dia tidak bisa menyambut mu datang. Dasar anak itu, anak mu itu terlalu sibuk bekerja, " Ocehnya sambil duduk di samping Aylin.
"Kamar Nona Aylin sudah Siap Nyonya. " Lapor Adam kepada Ulya.
" Terimakasih Adam, sekarang ajak Aylin ke kamar nya. Dan setelah itu kamu bersiap ya sayang, kita akan makan malam. " Perintah Ulya kepada Adam. Dan ia memeluk Aylin sebelum Aylin pergi ke kamar.
Setelah itu Aylin pun mengikuti Adam menunjukkan kamar nya di lantai atas.
"Kau happy sayang? " Tanya Edward kepada istrinya. Ia pun mengangguk pelan dan memeluk suaminya di sofa.
"Keluarga kita sudah lengkap! Terimakasih sayang."
Edward pun mengecup dahi istrinya.
*
*
*
💙Bersambung💙
💛Terimakasih Sudah membaca novelku
❤Jangan lupa like, komen dan vote
💜Semoga kalian semua terhibur membaca nya
💖Dan jangan lupa tetap ikuti kelanjutan kisahnya
Dukungan kalian sangat bermakna untuk menambah semangat ku untuk menulis dan melanjutkan kisah novel ini. Terimakasih💗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
Zainab Ddi
semoga Edwar punya rencana baik
2025-01-07
0