Kematian Tio dan Kedua Orangtuanya

Tak bergerak rasanya seluruh tubuh Kartini saat mendapat telepon dari ibunya akan kondisi calon suaminya. Tio dan kedua orangtuanya di nyatakan meninggalkan dunia dalam kecelakaan mobil yang di tumpangi oleh mereka bertiga. Ini adalah mimpi paling buruk yang di alami oleh seorang Kartini dalam hidupnya.

Kartini yang tak percaya akan kabar itu, berusaha pergi ke rumah sakit untuk melihat kondisi Tio secara langsung. Dia penasaran dengan apa yang terjadi pada seorang Tio. Mungkin apa yang di sampaikan oleh ibunya hanyalah kebohongan semata. Sehingga Kartini ingin tahu secara langsung apa yang sebenarnya terjadi pada seorang Tio.

Kartini berlari ke arah adiknya yang juga terkejut dengan apa yang terjadi pada seorang Tio. Kartini meminta Arman adiknya untuk mengantar dirinya menuju rumah sakit. Dia penasaran dengan kondisi dari suaminya tersebut.

Arman yang tak ingin Kartini semakin sedih, menolak mengantar kakaknya tersebut menuju rumah sakit. Bagi Arman, ini akan sangat menyakitkan bagi seorang Kartini. Mungkin saja Kartini akan semakin histeris saat melihat kondisi Tio yang sudah tidak bernyawa tersebut.

Tak mendapat respon yang baik dari seorang Arman. Kartini menghampiri Imran yang merupakan paman dari pihak ibunya. Dia memohon pada seorang Imran untuk mengantar dirinya menuju rumah sakit. Sebab Kartini penasaran dengan apa yang terjadi pada kondisi Tio. Sama halnya seperti Arman, Imran juga menolak mengantar Kartini menuju rumah sakit. Ini akan jadi hal yang buruk bagi seorang Kartini saat melihat kondisi Tio di rumah sakit. Mungkin saja Kartini akan jatuh pingsan saat melihat Tio yang sudah terbaring kaku di rumah sakit.

Kartini marah pada semua orang yang tak mau mengantar dirinya melihat untuk terakhir kalinya seorang Tio. Padahal Kartini berharap bisa melihat sosok calon suaminya itu untuk terakhir kalinya, jika memang Tio benar-benar meninggal seperti yang di katakan oleh ibunya.

Semua orang diam dengan amarah yang di tunjukkan oleh Kartini. Mereka benar-benar tidak ingin melihat Kartini menangis hebat melihat jenazah calon suaminya tersebut. Tentu dia akan sangat bersedih melihat tubuh calon suaminya yang sudah terbaring kaku di ruang jenazah. Tubuh yang sudah tidak dapat bergerak lagi seperti sebelumnya.

Kartini pun hanya bisa menangis dengan bersimbah di bangku pelaminan. Air matanya tak urung berhenti mengucur dari kedua matanya. Semua orang tak berani untuk mendekati seorang Kartini. Sebab mereka merasakan kehilangan yang besar dari seorang Kartini akan Tio. Mungkin kehilangan terbesar bagi seorang Kartini atas Tio dalam hidupnya kini.

Imran mendapatkan pesan dari ibu Kartini. Kabar seorang Tio yang siap di bawa ke rumah duka. Ibu Kartini memperbolehkan Imran untuk membawa Kartini ke rumah duka yang ada di rumah Tio. Mungkin Kartini bisa melihat Tio untuk terakhir kalinya.

Imran pun segera melaksanakan amanat dari kakaknya tersebut. Dia segera menghampiri Kartini yang tak henti menangis sambil memanggil nama seorang Tio. Sungguh hal yang tak pernah di duga oleh seorang Imran sendiri. Di mana Kartini akan kehilangan sosok Tio yang akan menjadi suaminya.

Imran berbicara dengan begitu pelannya pada seorang Kartini. Dia tak ingin Kartini semakin bersedih dengan kabar yang di bawa oleh dirinya. Ini bukan kabar baik, tapi setidaknya Kartini akan melihat seorang Tio until terakhir kalinya. Hal yang memang dia inginkan beberapa saat yang lalu.

Kartini tentu senang saat Imran mengajak dirinya untuk pergi ke rumah duka. Dia terlihat bersemangat untuk melihat calon suaminya tersebut. Saking tak sabarnya untuk bertemu dengan Imran. Kartini sampai tak mengenakan helm untuk pergi ke rumah duka. Sebab Kartini sudah tidak sabar untuk melihat seorang Tio untuk kali terakhir.

Sepanjang perjalanan menuju rumah Tio. Kartini masih terus menangis. Dia menangisi nasib buruk yang menimpa dirinya sendiri. Ini seperti kutukan bagi seorang Kartini, dia harus kehilangan calon suaminya sebelum ijab qobul di lakukan. Hal yang tak pernah terpikirkan dalam hidupnya.

Begitu tiba di rumah duka, tangis seorang Kartini semakin pecah. Dia tak kuasa saat melihat tubuh calon suaminya sudah terbaring kaku di hadapannya. Kartini berusaha tegar dengan apa yang ada, tapi apalah daya. Melihat Tio yang sudah tak bernyawa lagi, Kartini pun tak mampu untuk melawan rasa sedih akan calon suaminya tersebut.

Semua orang berusaha menenangkan Kartini yang terus menangis di samping jenazah seorang Tio. Mereka berusaha untuk membuat seorang Kartini agar bisa lebih tenang. Ikhlas mungkin hak yang sulit bagi seorang Kartini di hari ini. Namun dia harus melebarkan hatinya untuk bisa seikhlas mungkin dengan kepergian Dati Tio di hidupnya selama-lamanya.

Episodes
1 Kecelakaan Calon Suami Kartini
2 Kematian Tio dan Kedua Orangtuanya
3 Fitnah Pada Kartini
4 Kesedihan Mendalam
5 Suara Yang Terdengar
6 Amarah Ayah Kartini
7 Dendam Fitri
8 Efek Fitnah Fitri
9 Rencana Jahat Fitri
10 Rencana Perjodohan Kartini Dengan Juragan Anton
11 Pertemuan Kartini Dengan Juragan Anton
12 Skenario Keluarga Kartini
13 Fitri Kembali Menggoda Baron
14 Keributan Baron Dan Emin
15 Kartini Membuka Hati
16 Lamaran
17 Godaan Berat Untuk Baron
18 Pernikahan Kartini Dengan Juragan Anton
19 Kematian Juragan Anton
20 Laporan Polisi
21 Teguran Pada Fitri
22 Keterangan Dari Kartini
23 Keinginan Ayah Lutfhi
24 Kartini Pulang Dari Kantor Polisi
25 Amukan Lutfhi
26 Pamor Kartini Semakin Turun
27 Lutfhi Mulai Sadar
28 Aris Menjauh
29 Obrolan Empat Mata Lutfhi Dengan Irpan
30 Malam Yang Sunyi
31 Tolakan Dari Irpan
32 Fitri Meminta Uang
33 Baron Meminta Uang
34 Senyum Fitri
35 Kebingungan Irpan
36 Perjodohan Aris
37 Lutfhi Berolahraga
38 Riko Merayu Irpan
39 Baron Ketahuan
40 Riko Menyampaikan
41 Lutfhi Mulai Belajar
42 Jalan-jalan Di Mall
43 Riko Mencari Vila
44 Ian Mencari
45 Malam Penuh Gairah
46 Lutfhi Pergi Ke Kantor
47 Pertengkaran Emin Dan Baron
48 Riko Memilih Kartini
49 Kecurigaan Emin
50 Perempuan Pilihan Irpan
51 Ian Menemui Baron
52 Persiapan
53 Rencana Perceraian
54 Keberangkatan
55 Permintaan Baron
56 Tiba
57 Make Up
58 Pesta
59 Baron Agresif
60 Kepergian Dari Emin
61 perkenalan Kartini Dengan Lutfhi
62 Sarapan
63 Bangun
64 Perhatian Kartini Pada Lutfhi
65 Kegenitan Sekretaris
66 Usaha Keras Kartini
67 Makan Malam Lutfhi Dan Kartini
68 Kecemburuan Pacar Irpan
69 Kartini Mulai Jago
70 Lutfhi Sakit
71 Perhatian Kartini
72 Desi Kesal
73 Lutfhi Menyatakan Cinta
74 Rencana Pernikahan
75 Irpan Mengabarkan
76 Baron Di Pecat
77 Pernikahan Emin
78 Tiara Marah
79 Sifat Dingin Tiara
80 Fitri Memutuskan Baron
81 Cincin Pernikahan
82 Rencana Pembuatan Film Pendek
83 Penolakan Kembali
84 Pernikahan Emin
85 Permohonan Baron
86 Aldi Bertemu Kartini
87 Rencana Pembantu Lutfhi
88 Kartini Berbicara Perihal Aldi
89 Tawaran Pekerjaan
90 Kedatangan Mantan Lutfhi
91 Lutfhi Meyakinkan
92 Erina Tidak Percaya
93 Irpan Di Jauhi
94 Erina Mengajak Bertemu Irpan Dan Desi
95 Riko Bertemu Kartini
96 Fitri Menerima Tawaran Roni
97 Aldi Mendatangi Rumah Lutfhi
98 Kartini Bercerita Pada Irpan
99 Baron Semakin Payah
100 Erina Datang Ke Rumah Lutfhi
101 Riko Mengajak Mencari Kartini
102 Fitri Di Terima
103 Ancaman Dari Irpan Pada Riko
104 Teror Telepon Dari Erina
105 Irpan Mendapatkan Hukuman
106 Makan Siang Yang "Hampir" Batal
107 Kartini Menghibur Irpan
108 Erina Diusir Lutfhi
109 Ayam Suwir
110 Makan Di Terminal
111 Mendatangi Agensi Pembantu
112 Riko Di Labrak
113 Pertemuan Kartini Dan Fitri Di Tempat Agensi
114 Alexa Dan Desi Menjenguk Irpan
115 Baron Tiba
116 Fitri Menjadi Pembantu Di Rumah Lutfhi
117 Fitri Bertemu Dengan Irpan
118 Ketenangan Lutfhi
119 Gaun Pengantin
120 Fitri Tebar Pesona
121 Kartini Meminta Maaf
122 Baron Melihat Emin Dengan Suami Barunya
123 Lutfhi Bertanya
124 Pernikahan Lutfhi Dan Kartini
125 Malam Pertama
126 Rencana Bulan Madu
127 Erina Sedih
128 Pilihan Tempat Bulan Madu
129 Keberangkatan
130 Erina Semakin Panas
131 Kabar Bahagia
132 Malam Pertama Di Bali
133 Tamu Tidak Di Undang
134 Irpan Kembali
135 Sarapan
136 Riko Berulah
137 Ke Pantai
138 Kecelakaan Vino
Episodes

Updated 138 Episodes

1
Kecelakaan Calon Suami Kartini
2
Kematian Tio dan Kedua Orangtuanya
3
Fitnah Pada Kartini
4
Kesedihan Mendalam
5
Suara Yang Terdengar
6
Amarah Ayah Kartini
7
Dendam Fitri
8
Efek Fitnah Fitri
9
Rencana Jahat Fitri
10
Rencana Perjodohan Kartini Dengan Juragan Anton
11
Pertemuan Kartini Dengan Juragan Anton
12
Skenario Keluarga Kartini
13
Fitri Kembali Menggoda Baron
14
Keributan Baron Dan Emin
15
Kartini Membuka Hati
16
Lamaran
17
Godaan Berat Untuk Baron
18
Pernikahan Kartini Dengan Juragan Anton
19
Kematian Juragan Anton
20
Laporan Polisi
21
Teguran Pada Fitri
22
Keterangan Dari Kartini
23
Keinginan Ayah Lutfhi
24
Kartini Pulang Dari Kantor Polisi
25
Amukan Lutfhi
26
Pamor Kartini Semakin Turun
27
Lutfhi Mulai Sadar
28
Aris Menjauh
29
Obrolan Empat Mata Lutfhi Dengan Irpan
30
Malam Yang Sunyi
31
Tolakan Dari Irpan
32
Fitri Meminta Uang
33
Baron Meminta Uang
34
Senyum Fitri
35
Kebingungan Irpan
36
Perjodohan Aris
37
Lutfhi Berolahraga
38
Riko Merayu Irpan
39
Baron Ketahuan
40
Riko Menyampaikan
41
Lutfhi Mulai Belajar
42
Jalan-jalan Di Mall
43
Riko Mencari Vila
44
Ian Mencari
45
Malam Penuh Gairah
46
Lutfhi Pergi Ke Kantor
47
Pertengkaran Emin Dan Baron
48
Riko Memilih Kartini
49
Kecurigaan Emin
50
Perempuan Pilihan Irpan
51
Ian Menemui Baron
52
Persiapan
53
Rencana Perceraian
54
Keberangkatan
55
Permintaan Baron
56
Tiba
57
Make Up
58
Pesta
59
Baron Agresif
60
Kepergian Dari Emin
61
perkenalan Kartini Dengan Lutfhi
62
Sarapan
63
Bangun
64
Perhatian Kartini Pada Lutfhi
65
Kegenitan Sekretaris
66
Usaha Keras Kartini
67
Makan Malam Lutfhi Dan Kartini
68
Kecemburuan Pacar Irpan
69
Kartini Mulai Jago
70
Lutfhi Sakit
71
Perhatian Kartini
72
Desi Kesal
73
Lutfhi Menyatakan Cinta
74
Rencana Pernikahan
75
Irpan Mengabarkan
76
Baron Di Pecat
77
Pernikahan Emin
78
Tiara Marah
79
Sifat Dingin Tiara
80
Fitri Memutuskan Baron
81
Cincin Pernikahan
82
Rencana Pembuatan Film Pendek
83
Penolakan Kembali
84
Pernikahan Emin
85
Permohonan Baron
86
Aldi Bertemu Kartini
87
Rencana Pembantu Lutfhi
88
Kartini Berbicara Perihal Aldi
89
Tawaran Pekerjaan
90
Kedatangan Mantan Lutfhi
91
Lutfhi Meyakinkan
92
Erina Tidak Percaya
93
Irpan Di Jauhi
94
Erina Mengajak Bertemu Irpan Dan Desi
95
Riko Bertemu Kartini
96
Fitri Menerima Tawaran Roni
97
Aldi Mendatangi Rumah Lutfhi
98
Kartini Bercerita Pada Irpan
99
Baron Semakin Payah
100
Erina Datang Ke Rumah Lutfhi
101
Riko Mengajak Mencari Kartini
102
Fitri Di Terima
103
Ancaman Dari Irpan Pada Riko
104
Teror Telepon Dari Erina
105
Irpan Mendapatkan Hukuman
106
Makan Siang Yang "Hampir" Batal
107
Kartini Menghibur Irpan
108
Erina Diusir Lutfhi
109
Ayam Suwir
110
Makan Di Terminal
111
Mendatangi Agensi Pembantu
112
Riko Di Labrak
113
Pertemuan Kartini Dan Fitri Di Tempat Agensi
114
Alexa Dan Desi Menjenguk Irpan
115
Baron Tiba
116
Fitri Menjadi Pembantu Di Rumah Lutfhi
117
Fitri Bertemu Dengan Irpan
118
Ketenangan Lutfhi
119
Gaun Pengantin
120
Fitri Tebar Pesona
121
Kartini Meminta Maaf
122
Baron Melihat Emin Dengan Suami Barunya
123
Lutfhi Bertanya
124
Pernikahan Lutfhi Dan Kartini
125
Malam Pertama
126
Rencana Bulan Madu
127
Erina Sedih
128
Pilihan Tempat Bulan Madu
129
Keberangkatan
130
Erina Semakin Panas
131
Kabar Bahagia
132
Malam Pertama Di Bali
133
Tamu Tidak Di Undang
134
Irpan Kembali
135
Sarapan
136
Riko Berulah
137
Ke Pantai
138
Kecelakaan Vino

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!