Saat keluar dari ruangan yang mengerikan itu, ia tanpa sengaja berpapasan dengan nyonya besar pemilik perusahaan. Siapa lagi kalau buka nyonya Ara.
Sandra bisa melihat dari baju dan segala yang melekat padanya terlihat mahal membuat Sandra melipir dan memberi jalan, apalagi dengan dua pengawal di belakangnya membuat nyali Sandra menciut. Hanya ada satu ruangan di lantai itu, dan sudahlah pasti mereka akan menutu ke ruangan pria yang baru saja berdebat dengannya.
"Permisi nyonya!" ucap Sandra sambil menundukkan kepalanya memberi jalan.
Itu nyonya Ara, dia ibu kandung Sagara. Tapi bukanya berlalu, Nyonya Ara malah terpaku pada tag nama yang ada di segaram milik gadis itu.
"Tunggu!" ucapnya saat Sandra hendak melanjutkan langkahnya.
Mati aku ...., batinnya. Ia berpikir jika sudah melakukan kesalahan besar dengan melawan putranya.
"Iya?" tanya Sandra tanpa berani menatap wanita itu.
"Apa kamu kurir dari perusahan pengiriman FinityXpress?" tanya wanita itu dan Sandra pun baru sadar jika sedari tadi ia memakai kaos dari FinityXpress.
"Iya nyonya!" jawabnya dengan gugup. "Apa ada masalah nyonya?"
Bukannya menjawab nyonya Ara malah tersenyum,
"Sudah, kamu boleh pergi!"
Hal itu malah membuat Sandra tersenyum. Ia menatap kepergian wanita itu dengan dua pengawalnya.
"Serius itu nyokapnya? Kok ramah!!! gumamnya sambil menatap punggung yang telah berlalu dari hadapannya.
Nyonya Ara sampai juga di dalam ruangan Gara, wanita yang tadi judes pada Sandra kini telah berdiri dan menunduk hormat menyambut kedatangan nyonya Ara.
"Selamat siang nyonya!" sapanya.
"Siang Niken! Apa Gara di dalam?" tanyanya pada wanita itu. Niken_, dia sekretaris kedua setelah Abimanyu yang mengurus urusan Gara di kantor finityGroup sedangkan Abimanyu lebih fleksibel karena ia mengurus segala urusan Gara. Termasuk urusan pribadinya.
Nyonya Ara pun masuk ke ruangan putranya meninggalkan dua pengawalnya di depan.
"Moms, kenapa ke sini?" melihat kedatangan mommynya Gara terlihat terkejut.
"Nggak pa pa, mommy cuma kebetulan lewat tadi. Kamu kenapa? Mukamu seperti itu, kayak kesakitan?" tanyanya sambil menghampiri putranya yang tengah duduk di sofa menahan sakit.
"Ngak pa pa moms, hanya saja ada sedikit masalah tadi!"
"Karena gadis tadi?" tanya nyonya Ara dan berhasil membuat Gara mengerutkan keningnya.
"Jadi moms ketemu dia?" tanya Gara dan nyonya Ara pun mengangukkan kepalanya sambil tersenyum.
"Mommy rasa gadis pilihan Oma kamu memang yang terbaik!"
Gara tahu jika itu masti ada campur tangan omanya.
"Gadis bar bar ma!" Gara tidak terima jika gadis yang baru saja membuat juniornya terkapar adalah gadis baik.
"Semua butuh proses, lagi pula kamu tidak punya pilihan lain kan!" ucap nyonya Ara dan Gara hanya bisa menyetujuinya.
Nyonya Ara hanya berkunjung sebenarnya, speeu sepeti yang ia katakan memang ia hanya mampir katana ada urusan di dekat kantor sang anak.
Setelah nyonya Ara meninggalkannya, kini ia kembali ke Gara yang dingin dengan luka yang tersayat lebarbdi uluh hati.
Rasanya begitu sakit saat mengingat kembali penghianatan yang di lakukan oleh kekasihnya, bersikap tegar di depan orang-orang terdekatnya membuatnya semakin sakit.
Ia segera mengambil satu pak rokok di dalam laci kerjanya, berjalan menuju balkon dan menyulut satu per satu puntung rokok itu hingga tidak bersisa.
Gara bukanlah perokok, tapi di saat hatinya hancur seperti ini ia hanya bisa melampiaskan dnahan Kokok dan minuman. Ia harus tetap terlihat tegar di depan keluarga besarnya meskipun hatinya remuk. Ia menjadi tumpuan semua keluarga, dia putra tertua dari finityGroup. Semua menuntutnya untuk menjadi pria yang sempurna, pria yang kuat dan tidak pernah menangis. Hanya Abimanyu yang kerap melihat air matanya, meskipun begitu ia tidak pernah mengatakan seberapa lemah pria itu pada orang lain.
"Apa pak Gara di dalam?" tanyanya pada Niken.
"Iya pak, bahkan taun Gara tidak keluar saat makan siang!"
"Baiklah, kamu boleh pergi makan siang!" ucapnya pada Niken, ia tahu jika wanita itu tidak bisa meninggalkan mejanya saat Gara berada di ruangannya.
"Baik pak!"
Setalah Niken pergi, Abimanyu pun masuk ke dalam ruangan yang tertutup itu, ia tidak menemukan pria itu tapi aroma rokok yang menyengat di seisi ruangan membuatnya tahu di mana pria itu.
Segera Abimanyu mengatur suhu ruangan agar asap rokok itu segera menghilang. Kemudian ia berjalan ke arah balkon dan menemukan begitu banyak puntung rokok yang sudah berserakan di lantai.
"Bisa kan nggak usah nyiksa diri!" ucap Abi sambil meraih puntung terakhir yang masih di apit kedua bibir merah jambu Gara membuat pria itu mendengus kesal.
"Ada apa?" tanya Gara.
"Seharusnya saya yang tanya ada apa?" tanya Abi sambil ikut duduk bersama sahabatnya itu. Jika berdua seperti ini mereka lebih terlihat seperti dua sahabat.
"Beri pelajaran gadis itu!" ucap Gara lagi.
"Maksudnya Nona Sandra?"
"Hmmm!"
"Ada apa lagi?"
"Buat dia bertekuk lutut padaku! Gadis itu terlalu sombong!" ucap Gara dengan penuh penekanan.
Abimanyu langsung tahu apa yang harus ia perbuat sekarang. Ia pun hanya mengangukkan kepalanya.
****
Sandra tidak langsung pulang, ia masih punya orderan yang harus di atar. Lumayan uangnya bisa untuk melunasi biaya semester yang sudah jatuh tempo bukan depan.
Sampai di rumah Sandra begitu terkejut karena ada sebuah mobil polisi di depan rumahnya.
Dengan cepat ia turun dari motor tapi saat hendak masuk ke dalam. rumah ia sudah melihat kedua orang tuanya di giring polisi keluar.
"Pak polisi ada apa ini?" tanya Sandra.
"Kami hanya menjalankan tugas!" ucap salah satu polisi.
Sandra pun segara menghampiri kedua orang tuanya membuat langkah mereka terhenti,
"Pa, ma, kenapa ada polisi di sini? Kenapa kalian di bawa?" Sandra begitu panik.
"Semua ini gara-gara kamu!" ucap Reni kesal.
"Tapi ma, Sandra nggak salah!"
"Tetap saja keras kepala."
Polisi kembali membawa kedua orang tuanya masuk ke dalam mobil, tapi kembali di tahan oleh Sandra. Ia menarik tangan salah satu polisi agar tidak memasukkan kedua orang tuanya ke dalam mobil polisi.
"Tunggu pak, ini bisa di bicarakan dengan baik-baik. Saya akan menghubungi seseorang!"
"Itu bisa anda bicarakan nanti di kantor polisi!"
"Tapi pak!"
Meskipun dengan keras Sandra menahan mereka, tetap saja ia kalah tenaga, ia hanya bisa melihat mobil yang membawa kedua orang tuanya itu berlaku dari hadapannya.
"Ya Allah, apa yang harus aku lakukan?" gumamnya dengan air mata yang sudah tidak bisa lagi terbendung.
"Semua ini gara-gara Lusi. Dimana sih kamu? nggak tanggung jawab banget jadi orang!" teriak ya kesal pada saudarinya. Meskipun begitu wanita yang terus di sumpahinya itu tidak bisa mendengarnya.
***
Di tempat lain, terlihat Sagara tengah menunggu berita terbaru dari sekretarisnya itu.
"Bagaimana apa gadis itu sudah berubah pikiran?" tanyanya sambil memainkan pulpennya seperti biasa.
"Saya pikir tidak sampai dua jam gadis itu akan kembali tuan!" ucap Abimanyu dengan begitu yakinnya.
"Baguslah!" pria itu tersenyum dengan senyum yang menakutkan. Seolah ia tengah haus balas dendam. Rasanya tidak sabar melihat penderitaan keluarga itu. Meskipun senangnya sangat mudah membuat mereka menderita, tapi bisa melakukan dengan tangannya sendiri membuatnya puas.
Bersambung
Jangan lupa untuk memberikan Like dan komentar nya ya kasih vote juga yang banyak hadiahnya juga ya biar tambah semangat nulisnya
Follow akun Ig aku ya
Ig @tri.ani5249
...Happy Reading 🥰🥰🥰...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 123 Episodes
Comments
Anis Musyarofah
gak jentel pasti sandra bukan anaknya mereka
2023-07-14
2
Kinay naluw
ya ampun gara2 gitu doang ngasih pelajaran kok bawa2 polisi.
2023-06-21
0
V-hans🌺
revisi lgi ya thor
2023-06-03
1