POV Sandra
Setelah kesedihan kedua orang tuaku reda, aku pun memutuskan untuk masuk kamar tapi baru beberapa langkah menuju ke pintu kamar, tampak dari jendela kaca besar yang menghadap ke luar, sebuah mobil mewah parkir di halaman.
Bukan hanya aku yang mengentikan kegiatanku, tapi para pekerja dekor yang tengah membongkar kembali dekor yang hampir sembilan puluh persen jadi, ikut terhenti. Mereka juga tengah mengamati mobil itu, lebih tepatnya mengagumi mobil mewah itu.
Jantungku semakin berdetak hebat, perasaan cemas semakin melanda saat aku melihat seseorang yang turun dari mobil mewah yang terparkir di depan rumahku.
Walaupun tidak yakin, tapi itu sepertinya mobil kekasih kak Lusi.
Apa benar itu kekasihnya?
Selama dua tahun ini, aku bahkan belum pernah melihat bagaimana rupa kekasih kakakku.
Dari situ, kalian bisa menyimpulkan seperti apa hubunganku dengan kakak Perempuanku.
Ya_, kami memang tidak pernah akur sedari kecil. Papa dan mama lebih memanjakan kakak dibandingkan aku, hal itu membuatku memilih menjaga jarak dari kak Lusi.
Bahkan aku tidak pernah betah di rumah, dari pada menghabiskan banyak waktu di rumah, aku lebih memilih mengisi kekosongan waktuku dengan mencari pekerjaan sampingan setelah kuliah dan aku mendapatkan pekerjaan sebagai kurir di salah satu perusahaan pengantar paket. Lumayan bisa untuk menyambung biaya kuliahku.
Aku tidak peduli, aku memilih melanjutkan langkahku ke kamar. Segera ku bersihkan diri dan Menganti pakaianku, sebuah kaos oblong dan celana jeans begitu nyaman saat di pakai untuk ngurir.
Segera ku ambil tasku kembali dan keluar dari kamar, ingin segara kabur dari rumah. Aku ingin mengabaikan masalah kak Lusi. Biarlah masalah itu menjadi masalah papa mama dan kak Lusi sendiri.
Tapi sial, saat hendak lewat pintu belakang, aku baru teringat jika pintu itu tengah di tutup karena ada peralatan dekor yang berada di depan pintu, jadi tidak bisa di buka sebelum dekor selesai.
Aku pun akhirnya tidak punya pilihan lain selain lewat depan,
Mungkin tidak masalah, lagi pula hanya lewat, batinku.
Awalnya aku sama sekali tidak berniat menguping pembicaraan mereka tapi tapi mendengar namaku di sebut-sebut dalam obrolan mereka membuatku menghentikan langkahku dan memilih bersembunyi di balik dinding pembatas Anatar ruang tamu dan ruang keluarga, aku jadi penasaran dengan apa yang mereka bicarakan.
"Jadi Sandra yang menggantikannya?" tanya papa, aku masih ingat itu suara papa.
"Iya, tuan Kamal!" jawab pria itu, hal itu membuatku semakin penasaran.
Tapi kemudian mereka saling diam, membuatku enggan untuk pergi.
Mau keluar rumah pun juga percuma, di luar ada seorang lagi pengawal.
Aku pun memilih kembali masuk ke dalam kamar, aku pikir sehari bolos kerja tidak pa pa.
Hingga saat aku hendak merebahkan tubuhku kembali, pintu kamarku di ketuk.
"Nak, ini mama!" itu memang benar suara mama, rasanya malas menyahutnya. Aku sudah terlalu kesal dengan semua masalah yang terjadi.
Ada apa?
Batinku berkecamuk setelah ada namaku dalam topik obrolan mereka. Seharusnya bukan aku tapi Lusi. Ternyata rasa penasaranku membawaku untuk kembali bangkit dari tempat tidur.
Aku begitu malas berjalan menghampiri pintu, tapi belum sampai aku membukanya suara mama kembali terdengar.
"Sandra!"
"Iya bentar!" jawabku dengan malas.
Aku punya kebiasaan mengunci pintu begitu masuk ke dalam kamar, aku tidak suka privasiku di ganggu.
"Ada apa?" tanyaku setalah pintu aku buka dan menampakkan wajah mama yang tidak sesedih tadi saat aku kembali ke kamar.
Ada apa ini? aku kembali bertanya-tanya, apa semua ini ada hubungannya dengan obrolan mereka tadi tentang menyebut namaku?
"Papa panggil kamu!" ucap mama dengan senyum tipis yang nyaris tidak terlihat tapi tetap saja aku bisa melihatnya, aku sudah hidup bersamanya selama dua puluh tahun tentulah aku hafal bagaimana mamaku.
"Kan ada tamu!" aku beralasan agar bisa bicara nanti saja. Rasanya malas jika harus berhadapan dengan orang asing itu.
"Bisa tidak, nggak usah banyak tanya kalau papa panggil!" ucap mama sedikit berteriak membuatku sedikit memundurkan wajahku karena terkejut.
"Mama kok jadi nyolot sih!" keluhku tidak suka.
"Mama Sudak pusing Sandra, jangan di tambahin lagi!" ucap mama terlihat kesal.
Tadi kayaknya sudah seneng, sekarang sewot lagi, kayaknya mama lagi PMS deh ..., batinku kesal.
Walaupun kesal akhirnya aku pun tidak punya pilihan lain selain ikut mama keluar.
Mama berjalan di depan dan aku mengikutinya, sesampai di ruang tamu terlihat pria itu tersenyum padaku.
Kayaknya bukan dia, kalau iya ngapain juga tersenyum padaku ....
Aku mengedarkan pandanganku, mencari tempat duduk yang kosong s sedangkan mama Sudah lebih dulu duduk.
Akhirnya aku memutuskan untuk duduk di dekat papa, aku kembali menatap pria tengah duduk tegap di kursi tunggal, wajahnya tegas walaupun begitu ia tampak hangat.
Apa iya ini pacarnya Lusi? lumayan sih iya, aku pikir dia orangnya gendut, botak tapi kalau ini ganteng juga ...., dalam dia aku mengagumi pria itu. Tapi sepertinya pria itu menyadari kalau aku tengah mengamatinya.
"Selamat siang nona Sandra!" sapanya membuatku sedikit terkejut, segera aku mengalihkan tatapannya agar tidak ada yang menyadari kalau aku tengah mengamatinya.
"Siang!" jawabku singkat.
"Perkenalkan, saya Abimanyu!" ucap pria itu.
Kok beda namanya ...
Walaupun tidak jelas tapi ia pernah sekilas melihat undangan yang sudah di cetak dan di sebar, namanya bukan Abimanyu tapi Sagara.
Tapi sekali lagi, pria itu mengerti arti tatapanku.
"Saya sekretaris pribadi tuan Gara." segera ia memperkenalkan diri sebagai sekretaris Sagara,_ kekasih kak Lusi.
Ahhh terjawab sudah ....
Mana mungkin seorang yang memiliki nama besar itu sembarangan datang ke rumah kami yang hanya pemilik perusahaan kecil, bahkan selama berpacaran Lusi selalu pulang di antar sopir bukan pacarnya.
"Lalu?" segara aku kesampingkan hal lainnya, aku ingin tahu maksud kedatangannya ke sini.
"Saya ke sini hanya ingin mengantarkan ini untuk nona Sandra!"
Pria itu memberikan sebuah berkas, aku ragu untuk mengambilnya. Tapi aku juga penasaran.
Aku pun segera membukanya,
"Surat perjanjian?"
"Iya nona, di situ tertulis dan sudah di tanda tangani di atas materai jika tuan Kamal dan nyonya Reni setuju jika nona Sandra menjadi pengantin pengganti bagi nona Lusi!"
Jeder
Sepeti ada kilat yang menyambar di atas kepalaku, apa maksud semua itu, aku sampai tidak bisa mencerna satu per satu ucapan pria itu.
"Hahhh?" aku hanya bisa membuka mulutku lebar-lebar.
"Jika nona atau salah satu dari tuan dan nyonya Kamal melanggarnya makan akan berhubungan dengan pihak berwajib." ucap pria itu melanjutkannya yang berhasil membuat kepalaku semakin pusing saja.
"Hahhh, ini maksudnya gimana?" tiba-tiba tubuhku menjadi dingin, keringat bercucuran tanpa sebab seperti aku Naru saja lari maraton. AC di rumah sepetinya tidak berfungsi dengan baik.
Tiba-tiba mama mendekatiku dan menakup kedua bahuku mengspanya dengan pelan,
"Kamu setuju ya!" ucapnya dengan lembut seperti saat ia berbicara dengan kak Lusi.
"Ma, aku bukan kak Lusi. Lepasin?" aku mencoba menghempaskan tangan mama.
"Maka dari itu sayang, kamu pasti tahu cara berbalas Budi sama mama dan papa."
"Apa?" aku benar-benar tidak percaya dengan yang baru di katakan oleh mama.
"Kamu setuju ya!" pinta Mama lagi membuatku mendengus kesal.
"Mama sama papa gimana sih!" keluhku tidak terima sambil menggeser tubuhku agar sedikit menjauh dari mana dan papa.
"Itu yang terbaik Sandra, apa kamu mau papa sama mama masuk penjara?" ucap papa ikut mendukung nama membuatku tersudut.
"Tapi nggak gini juga ma, pa! Sandra punya pilihan sendiri soal jodoh jadi jangan paksa-paksa Sandra!"
"Nggak ada pilihan lain, kakak kamu juga nggak tahu sekarang ada di mana, jadi demi keluarga kita kamu harus mau menikah dengan tuan muda Gara!" paksa papa padaku.
Bersambung
Jangan lupa untuk memberikan Like dan komentar nya ya kasih vote juga yang banyak hadiahnya juga ya biar tambah semangat nulisnya
Follow akun Ig aku ya
Ig @tri.ani5249
...Happy Reading 🥰🥰🥰...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 123 Episodes
Comments
zee
baru
2023-08-28
0
Kinay naluw
ish orang tua pemaksa.
2023-06-21
0
Peni Mardianti
kok bisa ortunya ngomong gitu tanpa peduli perasaan anaknya, kasihan Sandra udah d beda- bedain ma kakaknya, biaya kuliah cari sendiri dan sekarang paksa dadi pengantin pengganti sang kakak🤦😤,semoga ada bahagia nantinya untuk Sandra
2023-04-13
1