Bab 3

POV Sandra

Setelah kesedihan kedua orang tuaku reda, aku pun memutuskan untuk masuk kamar tapi baru beberapa langkah menuju ke pintu kamar, tampak dari jendela kaca besar yang menghadap ke luar, sebuah mobil mewah parkir di halaman.

Bukan hanya aku yang mengentikan kegiatanku, tapi para pekerja dekor yang tengah membongkar kembali dekor yang hampir sembilan puluh persen jadi, ikut terhenti. Mereka juga tengah mengamati mobil itu, lebih tepatnya mengagumi mobil mewah itu.

Jantungku semakin berdetak hebat, perasaan cemas semakin melanda saat aku melihat seseorang yang turun dari mobil mewah yang terparkir di depan rumahku.

Walaupun tidak yakin, tapi itu sepertinya mobil kekasih kak Lusi.

Apa benar itu kekasihnya?

Selama dua tahun ini, aku bahkan belum pernah melihat bagaimana rupa kekasih kakakku.

Dari situ, kalian bisa menyimpulkan seperti apa hubunganku dengan kakak Perempuanku.

Ya_, kami memang tidak pernah akur sedari kecil. Papa dan mama lebih memanjakan kakak dibandingkan aku, hal itu membuatku memilih menjaga jarak dari kak Lusi.

Bahkan aku tidak pernah betah di rumah, dari pada menghabiskan banyak waktu di rumah, aku lebih memilih mengisi kekosongan waktuku dengan mencari pekerjaan sampingan setelah kuliah dan aku mendapatkan pekerjaan sebagai kurir di salah satu perusahaan pengantar paket. Lumayan bisa untuk menyambung biaya kuliahku.

Aku tidak peduli, aku memilih melanjutkan langkahku ke kamar. Segera ku bersihkan diri dan Menganti pakaianku, sebuah kaos oblong dan celana jeans begitu nyaman saat di pakai untuk ngurir.

Segera ku ambil tasku kembali dan keluar dari kamar, ingin segara kabur dari rumah. Aku ingin mengabaikan masalah kak Lusi. Biarlah masalah itu menjadi masalah papa mama dan kak Lusi sendiri.

Tapi sial, saat hendak lewat pintu belakang, aku baru teringat jika pintu itu tengah di tutup karena ada peralatan dekor yang berada di depan pintu, jadi tidak bisa di buka sebelum dekor selesai.

Aku pun akhirnya tidak punya pilihan lain selain lewat depan,

Mungkin tidak masalah, lagi pula hanya lewat, batinku.

Awalnya aku sama sekali tidak berniat menguping pembicaraan mereka tapi tapi mendengar namaku di sebut-sebut dalam obrolan mereka membuatku menghentikan langkahku dan memilih bersembunyi di balik dinding pembatas Anatar ruang tamu dan ruang keluarga, aku jadi penasaran dengan apa yang mereka bicarakan.

"Jadi Sandra yang menggantikannya?" tanya papa, aku masih ingat itu suara papa.

"Iya, tuan Kamal!" jawab pria itu, hal itu membuatku semakin penasaran.

Tapi kemudian mereka saling diam, membuatku enggan untuk pergi.

Mau keluar rumah pun juga percuma, di luar ada seorang lagi pengawal.

Aku pun memilih kembali masuk ke dalam kamar, aku pikir sehari bolos kerja tidak pa pa.

Hingga saat aku hendak merebahkan tubuhku kembali, pintu kamarku di ketuk.

"Nak, ini mama!" itu memang benar suara mama, rasanya malas menyahutnya. Aku sudah terlalu kesal dengan semua masalah yang terjadi.

Ada apa?

Batinku berkecamuk setelah ada namaku dalam topik obrolan mereka. Seharusnya bukan aku tapi Lusi. Ternyata rasa penasaranku membawaku untuk kembali bangkit dari tempat tidur.

Aku begitu malas berjalan menghampiri pintu, tapi belum sampai aku membukanya suara mama kembali terdengar.

"Sandra!"

"Iya bentar!" jawabku dengan malas.

Aku punya kebiasaan mengunci pintu begitu masuk ke dalam kamar, aku tidak suka privasiku di ganggu.

"Ada apa?" tanyaku setalah pintu aku buka dan menampakkan wajah mama yang tidak sesedih tadi saat aku kembali ke kamar.

Ada apa ini? aku kembali bertanya-tanya, apa semua ini ada hubungannya dengan obrolan mereka tadi tentang menyebut namaku?

"Papa panggil kamu!" ucap mama dengan senyum tipis yang nyaris tidak terlihat tapi tetap saja aku bisa melihatnya, aku sudah hidup bersamanya selama dua puluh tahun tentulah aku hafal bagaimana mamaku.

"Kan ada tamu!" aku beralasan agar bisa bicara nanti saja. Rasanya malas jika harus berhadapan dengan orang asing itu.

"Bisa tidak, nggak usah banyak tanya kalau papa panggil!" ucap mama sedikit berteriak membuatku sedikit memundurkan wajahku karena terkejut.

"Mama kok jadi nyolot sih!" keluhku tidak suka.

"Mama Sudak pusing Sandra, jangan di tambahin lagi!" ucap mama terlihat kesal.

Tadi kayaknya sudah seneng, sekarang sewot lagi, kayaknya mama lagi PMS deh ..., batinku kesal.

Walaupun kesal akhirnya aku pun tidak punya pilihan lain selain ikut mama keluar.

Mama berjalan di depan dan aku mengikutinya, sesampai di ruang tamu terlihat pria itu tersenyum padaku.

Kayaknya bukan dia, kalau iya ngapain juga tersenyum padaku ....

Aku mengedarkan pandanganku, mencari tempat duduk yang kosong s sedangkan mama Sudah lebih dulu duduk.

Akhirnya aku memutuskan untuk duduk di dekat papa, aku kembali menatap pria tengah duduk tegap di kursi tunggal, wajahnya tegas walaupun begitu ia tampak hangat.

Apa iya ini pacarnya Lusi? lumayan sih iya, aku pikir dia orangnya gendut, botak tapi kalau ini ganteng juga ...., dalam dia aku mengagumi pria itu. Tapi sepertinya pria itu menyadari kalau aku tengah mengamatinya.

"Selamat siang nona Sandra!" sapanya membuatku sedikit terkejut, segera aku mengalihkan tatapannya agar tidak ada yang menyadari kalau aku tengah mengamatinya.

"Siang!" jawabku singkat.

"Perkenalkan, saya Abimanyu!" ucap pria itu.

Kok beda namanya ...

Walaupun tidak jelas tapi ia pernah sekilas melihat undangan yang sudah di cetak dan di sebar, namanya bukan Abimanyu tapi Sagara.

Tapi sekali lagi, pria itu mengerti arti tatapanku.

"Saya sekretaris pribadi tuan Gara." segera ia memperkenalkan diri sebagai sekretaris Sagara,_ kekasih kak Lusi.

Ahhh terjawab sudah ....

Mana mungkin seorang yang memiliki nama besar itu sembarangan datang ke rumah kami yang hanya pemilik perusahaan kecil, bahkan selama berpacaran Lusi selalu pulang di antar sopir bukan pacarnya.

"Lalu?" segara aku kesampingkan hal lainnya, aku ingin tahu maksud kedatangannya ke sini.

"Saya ke sini hanya ingin mengantarkan ini untuk nona Sandra!"

Pria itu memberikan sebuah berkas, aku ragu untuk mengambilnya. Tapi aku juga penasaran.

Aku pun segera membukanya,

"Surat perjanjian?"

"Iya nona, di situ tertulis dan sudah di tanda tangani di atas materai jika tuan Kamal dan nyonya Reni setuju jika nona Sandra menjadi pengantin pengganti bagi nona Lusi!"

Jeder

Sepeti ada kilat yang menyambar di atas kepalaku, apa maksud semua itu, aku sampai tidak bisa mencerna satu per satu ucapan pria itu.

"Hahhh?" aku hanya bisa membuka mulutku lebar-lebar.

"Jika nona atau salah satu dari tuan dan nyonya Kamal melanggarnya makan akan berhubungan dengan pihak berwajib." ucap pria itu melanjutkannya yang berhasil membuat kepalaku semakin pusing saja.

"Hahhh, ini maksudnya gimana?" tiba-tiba tubuhku menjadi dingin, keringat bercucuran tanpa sebab seperti aku Naru saja lari maraton. AC di rumah sepetinya tidak berfungsi dengan baik.

Tiba-tiba mama mendekatiku dan menakup kedua bahuku mengspanya dengan pelan,

"Kamu setuju ya!" ucapnya dengan lembut seperti saat ia berbicara dengan kak Lusi.

"Ma, aku bukan kak Lusi. Lepasin?" aku mencoba menghempaskan tangan mama.

"Maka dari itu sayang, kamu pasti tahu cara berbalas Budi sama mama dan papa."

"Apa?" aku benar-benar tidak percaya dengan yang baru di katakan oleh mama.

"Kamu setuju ya!" pinta Mama lagi membuatku mendengus kesal.

"Mama sama papa gimana sih!" keluhku tidak terima sambil menggeser tubuhku agar sedikit menjauh dari mana dan papa.

"Itu yang terbaik Sandra, apa kamu mau papa sama mama masuk penjara?" ucap papa ikut mendukung nama membuatku tersudut.

"Tapi nggak gini juga ma, pa! Sandra punya pilihan sendiri soal jodoh jadi jangan paksa-paksa Sandra!"

"Nggak ada pilihan lain, kakak kamu juga nggak tahu sekarang ada di mana, jadi demi keluarga kita kamu harus mau menikah dengan tuan muda Gara!" paksa papa padaku.

Bersambung

Jangan lupa untuk memberikan Like dan komentar nya ya kasih vote juga yang banyak hadiahnya juga ya biar tambah semangat nulisnya

Follow akun Ig aku ya

Ig @tri.ani5249

...Happy Reading 🥰🥰🥰...

Terpopuler

Comments

zee

zee

baru

2023-08-28

0

Kinay naluw

Kinay naluw

ish orang tua pemaksa.

2023-06-21

0

Peni Mardianti

Peni Mardianti

kok bisa ortunya ngomong gitu tanpa peduli perasaan anaknya, kasihan Sandra udah d beda- bedain ma kakaknya, biaya kuliah cari sendiri dan sekarang paksa dadi pengantin pengganti sang kakak🤦😤,semoga ada bahagia nantinya untuk Sandra

2023-04-13

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 (Prolog)
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123
Episodes

Updated 123 Episodes

1
Bab 1 (Prolog)
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!