Bab 4

"Nggak, pokoknya Sandra nggak mau!" Sandra tetap dengan keputusannya, meskipun kini kedua orang tuanya tengah memaksa. Tapi Sandra tetap tidak peduli.

"Kamu tidak kasihan dengan kedua orang tua kamu, kamu mau kami masuk penjara?" ucap Reni begitu gusar, entah sudah berapa kali ia menghela nafas karena terlalu kesal.

"Terserah kalian!"

Sandra pun dengan kepala beranjak dari tempatnya dan menuju ke kamar,

Brakkkk

Sandra memilih menutup pintunya dengan keras. hingga membuat kedua orang tuanya harus terjingkat karena terkejut.

"Bagaimana ini pa?" tanya Reni pada sang suami.

"Biarlah kita bicara lagi besok pagi, mungkin dia akan berubah pikiran,!"

"Tapi pa, bagaimana kalau dia juga kabur,?"

"Nggak mungkin lah ma, kamu jangan berpikir macam-macam. Sandra tidak mungkin berani melakukan. hal itu, kalau dia kabur mau makan apa dia."

"Buktinya Lusi kabur!?" sang istri tetap tidak mau kalah dalam perdebatan itu.

"Ya karena Lusi bawa uang banyak,!"

Ucapan sang suami berhasil membuat Reni terkejut,

"Maksud papa?"

"Lusi bawa uang yang rencananya mau di buat bangun perusahaan!"

"what's?" tampan Reni begitu terkejut mendengarkan keterangan dari sang suami. Ia sampai menjatuhkan ponselnya,

"Papa juga nggak menyangka jadinya begini!" terlihat Kamal begitu menyesal. Ia tidak menyangka telah mempercayai orang yang salah.

"Terus berapa?"

"Hampir lima M!" jawab Kamal dengan wajah lesu.

"M, maksudnya miliyar?" dan sekali lagi Kamal hanya bisa mengangguk melihat tatapan kemarahan sang istri.

"Ya ampunnnn, bisa gila aku. Bisa-bisanya papa seceroboh ini sih pa, lalu sekarang siapa yang mau mengembalikan, hahh?"

"Asal Sandra bersedia menikah, uang segitu pasti cepat kembali ma, jangan khawatir!"

"Iya kalau mau, kalau dia lebih pilih kita di penjara aja gimana?"

Kamal tidak lagi bisa menanggapi, sekarang kuncinya hanya di tangan putri bungsunya itu,

"Sandra tidak mungkin Setega itu sama kita!" ucapnya ragu.

Selagi mereka debat, Sandra yang sudah di dalam kemar memilih merebahkan tubuhnya, ia benar-benar kesal. Hingga entah sudah berapa kali ia memukul gulingnya untuk melampiaskan rasa kesalnya.

"Seenaknya dia maksa-maksa, memang dia pikir siapa!" gerutu Sandra, sudah untuk kesekian kalinya.

Tidak pernah terpikirkan baginya menikah dengan pria yang tidak ia kenal sedangkan saat ini ia sudah mempunyai seorang kekasih.

"Kayaknya aku harus ke kantor pria itu dan menemuinya sendiri." gumamnya, ia pun segara bangkit dari tempat tidur dan melihat ke arah jam dinding.

"Hehhhh, sudah sore ternyata! Besok aja deh," ucapnya saat melihat jam menunjukkan ke angka lima sore.

***

Pagi ini, Sandra sengaja tidak pergi ke kampus, tujuan utamanya yaitu Ke kantor Gara.

Tampak sebuah gedung perkantoran yang menjulan tinggi di depannya,

"Serius ini tempatnya?" gumamnya saat melihat gedung itu, ini pertama. kalinya ia datang ke tempat ini.

Sandra bersiap-siap masuk tapi segera langkahnya terhenti saat tiba-tiba ponselnya berdering. Sandra mengeryitkan keningnya begitu melihat siapa yang tengah melakukan panggilan telpon padanya, setelah menggeser tombol terima, Sandra pun segera menempelkan benda piih itu ke daun telinganya, ia juga sedikit minggir untuk memberi jalan pada orang-orang yang keluar masuk gedung itu.

"Halo Arya, ada apa?"

"Sandra, kata Lili kamu nggak ke kampus ya, ada apa?" tanya pria di seberang sana.

"Nggak pa pa Arya, aku ada urusan sebentar. Ada apa?"

"Nggak pa pa, rencananya mau ajak kamu makan. Kemarin aku gajian!".

"Maaf ya, tapi lain kali aja ya!"

"Ya udah nggak pa pa, tapi buka masalah serius kan?"

Bukanya menjawab pertanyaan pria yang di seberang sana tapi saat ini mata Sandra malah fokus pada pria yang tengah berjalan memasuki gedung bersama pria yang kemarin datang ke rumahnya. Pria itu tampak begitu berkarisma apalagi saat setiap orang yang melewatinya selalu menunduk hormat.

Apa dia orangnya? Ganteng banget ....

"Kasandra Putri, kamu dengar aku kan?" segera suara itu menyadarkannya.

"Emmm, i_iya. Apa? Kasusnya kamu tadi tanya apa?"

"Nggak ada masalah kan?"

"Nggak ada, ya udah aku tutup dulu ya, orangnya sudah datang!"

"Orang siapa?"

Ampun, keceplosan lagi ..., akhirnya Sandra memilih tidak menjawab pertanyaan Arya dan memilih menutup sambungan telpon secara sepihak.

Sandra menghela nafas dalam saat hendak memasuki gedung itu.

Ganteng sih, tapi tetap saja ini tidak adil buatku. Aku tidak mau jadi pengganti, itu menyakitkan! batin Sandra dan meyakinkan dirinya sendiri untuk masuk ke dalam dan bertanya pada resepsionis.

"Apa sudah ada janji?"

"Janji?" Sandra malah bingung, ia lupa jika tengah berhadapan dengan orang penting di tempat itu, "Ahh iya, bilang aja ada Sandra mencarinya, kasnadraa putri. Kalau nggak tahu adiknya Lusi, Lusiana Putri!"

"Baik mbak, silahkan tunggu sebentar!"

Akhirnya Sandra pun memilih menunggu wanita dengan penampilan rapi dan cantik itu melakukan panggilan.

Setalah beberapa saat, ia menarik sambungan telponnya dan Sandra dengan cepat menghampirinya.

"Bagaimana mbak?"

"Anda di perbolehkan masuk!"

"Terimakasih mbak!" Sandra pun segara berbalik, rapi baru saja beberapa langkah Sandra kembali menghampiri sana yg resepsionis.

"Tapi mbak, saya tidak tahu ruangannya!" ucapnya dengan wajah bodoh membuat resepsionis itu tersenyum, beruntung wanita itu cukup ramah. Mungkin memang itulah dia di pilih menjadi resepsionis.

"Ruangan pak Gara berada di lantai delapan blok B!"

"Baik, terimakasih mbak!"

Sandra pun dengan cepat menuju ke ruangan yang telah di tunjukan oleh petugas resepsionis dengan menggunakan lift karyawan.

Tapi saat berada di depan ruangan itu, ia bisa melihat seorang wanita tengah duduk di depan ruangan itu.

"Permisi mbak!" sapanya dengan ragu dan wanita itu tampak mengamati penampilan Sandra.

"Iya ada apa?" tanyanya dengan jutek berbeda sekali dengan wanita yang ada di resepsionis tadi.

"Apa pak Gara ada?" tanya Sandra dan wanita itu semakin memicingkan matanya.

"Apa kamu sudah punya janji?" tanyanya lagi membuat Sandra mendengus pelan nyaris tidak terlihat,

"Belum tapi tadi aku_!" ucapnya ragu.

"Kalau ke sini harus buat janji terlebih dulu, minimal satu Minggu sebelum bertemu!" ucap wanita itu.

Tahu tempat ini aja baru hari ini gimana mau janjian seminggu yang lalu ...., Sandra cukup geram.

"Hmmm!" hingga suara deheman menyadarkan mereka. Ternyata seorang pria sudah berdiri di depan pintu dan dengan cepat wanita yang baru saja berdebat dengan Sandra segera berdiri dan kembungkuk memberi hormat, Sandra pun terpaksa melakukan hal yang sama.

"Biarkan dia masuk!" ucapnya dingin membuat siapapun lawan bicaranya akan merasakan suasana yang berbeda.

"Baik pak Abi!" ucap wanita itu lalu tersenyum sinis pada Sandra dan sejurus kemudian mengubah senyum sinisnya menjadi senyum yang di buat ramah,

"Silahkan masuk mbak!"

"Terimakasih!" Sandra pun menyebirkan bibirnya sebelum benar-benar masuk.

Abimanyu yang masih berdiri di depan pintu mempersilahkan Sandra masuk kemudian menutup kembali pintunya.

Kini di dalam ruangan itu hanya ada Sandra dan sang pemilik ruangan.

Tiba-tiba suasana menjadi berbeda saat pria itu menatapnya dengan tajam, pria yang tadi terlihat tampan dan berwibawa tiba-tiba seperti malaikat pencabut nyawa.

"Katakan!" perintahnya membuat Sandra yang terpaku segera tersadar dan mengalihkan tatapannya agar pria itu tidak menyadari kalau dia tengah memperhatikannya.

"Ada yang harus di bicarakan!" ucap Sandra dengan tegas meskipun kini ia sebenarnya tengah mengendalikan rasa gugupnya dengan memilin ujung kaosnya.

"Saya rasa tidak ada yang perlu di bicarakan lagi selain kamu mengikuti semuanya!" pria itu bahkan bicara tanpa mengubah ekspresi nya.

Ya ampun dia robot atau manusia ..., batin Sandra saat melihat pria itu bahkan tetap Dangan ekspresi dinginnya. Pria yang tengah duduk di kursi putranya memainkan pulpen itu terlihat sama sekali tidak tertarik menatap wajah cantik Sandra.

"Anda tidak bisa memaksa saya seperti itu!" kali ini Sandra meninggikan suaranya.

"Hmm, lalu?"

"Karena saya bukan Lusi! Jadi kalau mau memaksa anda berhadapan dengan orang yang salah." Sandra semakin tersulut amarah saat melihat pria itu seperti sengaja menyepelekannya.

Melihat Sandra yang begitu berani membuat Gara tertantang, baru kali ini ada orang yang begitu berani padanya. Ia pun berdiri dari tempatnya dan berjalan perlahan mendekati Sandra sambil mengetuk-ngetuk kan pulpen itu ke atas meja.

Tapi Sandra segera sigap, ia memundurkan langkahnya saat Gara mendekat.

Srekkkk

Tapi terlambat, Gara sudah lebih dulu menarik dagu Sandra dengan kasar hingga membuat wajah Sandra menengadah ke atas.

"Memang sebesar apa nyali kamu!" ucap Gara dengan penuh penekanan.

Dug

Merasa diintimidasi, Sandra dengan berani menginjak kaki Gara dengan keras hingga membuat cengkeramannya terlepas.

Aduhhhh ...., Gara hanya bisa mengasuh dalam hati dan menahan rasa nyeri di kakinya. Ia bahkan tidak mengubah ekspresinya di depan Sandra.

Srekkkkk

Gara semakin kesal hingga ia menarik pinggang Sandra hingga mengikis jarak di antara mereka,

Apa-apaan nih ..., dengan jarak sedekat itu Sandra sampai tidak bisa mengendalikan rasa gugupnya. Degup janjynga berjalan lebih cepat dari biasanya.

"Berani kamu macam-macam sama saya, tanhgung sendiri akibatnya!" ucap Gara begitu dekat di bibir Sandra membuat Sandra terpaksa menjauhkan wajahnya meskipun begitu sulit.

Dug

Sekali lagi Sandra menendang Gara, dan kali ini tepat sasaran, ia menendang tepat di tengah selangkangannya membuat pria itu tidak bisa lagi menutupi rasa sakitnya yang teramat sangat.

"Jangan mengancam-ancam saya ya, jangan di pikir anda berkuasa trus saya takut ya sama anda!" ucap Sandra sambil tersenyum puas karena berhasil mengerjai CEO tampan itu.

"Kamu!" ancam Gara dengan suara yang tercekat sambil menahan nyeri.

Tapi Sandra tidak peduli, ia memilih untuk meninggalkan ruangan itu dengan penuh kemenangan.

Brakkkk

Bahkan ia berani menutup pintu itu dengan keras hingga membuat wanita yang duduk di depan ruangan itu ikut terkejut.

"Bar bar sekali gadis itu!" gumamnya sambil menatap kepergian Sandra.

Sedangkan di dalam ruangan itu, Gara segera membekap senjatanya. Memastikan jika dia aman berada di sarangnya.

"Kurang ajar sekali dia, awas saja. Aku akan buat perhitungan padanya!" gerutunya sambil Tersu merutuku rasa sakitnya.

Bersambung

Jangan lupa untuk memberikan Like dan komentar nya ya kasih vote juga yang banyak hadiahnya juga ya biar tambah semangat nulisnya

Follow akun Ig aku ya

Ig @tri.ani5249

...Happy Reading 🥰🥰🥰...

Terpopuler

Comments

Kinay naluw

Kinay naluw

ancaman macam apa itu.

2023-06-21

0

Maz Andy'ne Yulixah

Maz Andy'ne Yulixah

Kamu pasti akan bucin sama sandra tuan gara yang terhormat,apalagi wanita bar bar kayak sandra😅

2023-06-19

1

Sunarti

Sunarti

bagus sandra jagan mau d ancam ancam sm Gara

2023-06-08

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 (Prolog)
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123
Episodes

Updated 123 Episodes

1
Bab 1 (Prolog)
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!