"Nggak, pokoknya Sandra nggak mau!" Sandra tetap dengan keputusannya, meskipun kini kedua orang tuanya tengah memaksa. Tapi Sandra tetap tidak peduli.
"Kamu tidak kasihan dengan kedua orang tua kamu, kamu mau kami masuk penjara?" ucap Reni begitu gusar, entah sudah berapa kali ia menghela nafas karena terlalu kesal.
"Terserah kalian!"
Sandra pun dengan kepala beranjak dari tempatnya dan menuju ke kamar,
Brakkkk
Sandra memilih menutup pintunya dengan keras. hingga membuat kedua orang tuanya harus terjingkat karena terkejut.
"Bagaimana ini pa?" tanya Reni pada sang suami.
"Biarlah kita bicara lagi besok pagi, mungkin dia akan berubah pikiran,!"
"Tapi pa, bagaimana kalau dia juga kabur,?"
"Nggak mungkin lah ma, kamu jangan berpikir macam-macam. Sandra tidak mungkin berani melakukan. hal itu, kalau dia kabur mau makan apa dia."
"Buktinya Lusi kabur!?" sang istri tetap tidak mau kalah dalam perdebatan itu.
"Ya karena Lusi bawa uang banyak,!"
Ucapan sang suami berhasil membuat Reni terkejut,
"Maksud papa?"
"Lusi bawa uang yang rencananya mau di buat bangun perusahaan!"
"what's?" tampan Reni begitu terkejut mendengarkan keterangan dari sang suami. Ia sampai menjatuhkan ponselnya,
"Papa juga nggak menyangka jadinya begini!" terlihat Kamal begitu menyesal. Ia tidak menyangka telah mempercayai orang yang salah.
"Terus berapa?"
"Hampir lima M!" jawab Kamal dengan wajah lesu.
"M, maksudnya miliyar?" dan sekali lagi Kamal hanya bisa mengangguk melihat tatapan kemarahan sang istri.
"Ya ampunnnn, bisa gila aku. Bisa-bisanya papa seceroboh ini sih pa, lalu sekarang siapa yang mau mengembalikan, hahh?"
"Asal Sandra bersedia menikah, uang segitu pasti cepat kembali ma, jangan khawatir!"
"Iya kalau mau, kalau dia lebih pilih kita di penjara aja gimana?"
Kamal tidak lagi bisa menanggapi, sekarang kuncinya hanya di tangan putri bungsunya itu,
"Sandra tidak mungkin Setega itu sama kita!" ucapnya ragu.
Selagi mereka debat, Sandra yang sudah di dalam kemar memilih merebahkan tubuhnya, ia benar-benar kesal. Hingga entah sudah berapa kali ia memukul gulingnya untuk melampiaskan rasa kesalnya.
"Seenaknya dia maksa-maksa, memang dia pikir siapa!" gerutu Sandra, sudah untuk kesekian kalinya.
Tidak pernah terpikirkan baginya menikah dengan pria yang tidak ia kenal sedangkan saat ini ia sudah mempunyai seorang kekasih.
"Kayaknya aku harus ke kantor pria itu dan menemuinya sendiri." gumamnya, ia pun segara bangkit dari tempat tidur dan melihat ke arah jam dinding.
"Hehhhh, sudah sore ternyata! Besok aja deh," ucapnya saat melihat jam menunjukkan ke angka lima sore.
***
Pagi ini, Sandra sengaja tidak pergi ke kampus, tujuan utamanya yaitu Ke kantor Gara.
Tampak sebuah gedung perkantoran yang menjulan tinggi di depannya,
"Serius ini tempatnya?" gumamnya saat melihat gedung itu, ini pertama. kalinya ia datang ke tempat ini.
Sandra bersiap-siap masuk tapi segera langkahnya terhenti saat tiba-tiba ponselnya berdering. Sandra mengeryitkan keningnya begitu melihat siapa yang tengah melakukan panggilan telpon padanya, setelah menggeser tombol terima, Sandra pun segera menempelkan benda piih itu ke daun telinganya, ia juga sedikit minggir untuk memberi jalan pada orang-orang yang keluar masuk gedung itu.
"Halo Arya, ada apa?"
"Sandra, kata Lili kamu nggak ke kampus ya, ada apa?" tanya pria di seberang sana.
"Nggak pa pa Arya, aku ada urusan sebentar. Ada apa?"
"Nggak pa pa, rencananya mau ajak kamu makan. Kemarin aku gajian!".
"Maaf ya, tapi lain kali aja ya!"
"Ya udah nggak pa pa, tapi buka masalah serius kan?"
Bukanya menjawab pertanyaan pria yang di seberang sana tapi saat ini mata Sandra malah fokus pada pria yang tengah berjalan memasuki gedung bersama pria yang kemarin datang ke rumahnya. Pria itu tampak begitu berkarisma apalagi saat setiap orang yang melewatinya selalu menunduk hormat.
Apa dia orangnya? Ganteng banget ....
"Kasandra Putri, kamu dengar aku kan?" segera suara itu menyadarkannya.
"Emmm, i_iya. Apa? Kasusnya kamu tadi tanya apa?"
"Nggak ada masalah kan?"
"Nggak ada, ya udah aku tutup dulu ya, orangnya sudah datang!"
"Orang siapa?"
Ampun, keceplosan lagi ..., akhirnya Sandra memilih tidak menjawab pertanyaan Arya dan memilih menutup sambungan telpon secara sepihak.
Sandra menghela nafas dalam saat hendak memasuki gedung itu.
Ganteng sih, tapi tetap saja ini tidak adil buatku. Aku tidak mau jadi pengganti, itu menyakitkan! batin Sandra dan meyakinkan dirinya sendiri untuk masuk ke dalam dan bertanya pada resepsionis.
"Apa sudah ada janji?"
"Janji?" Sandra malah bingung, ia lupa jika tengah berhadapan dengan orang penting di tempat itu, "Ahh iya, bilang aja ada Sandra mencarinya, kasnadraa putri. Kalau nggak tahu adiknya Lusi, Lusiana Putri!"
"Baik mbak, silahkan tunggu sebentar!"
Akhirnya Sandra pun memilih menunggu wanita dengan penampilan rapi dan cantik itu melakukan panggilan.
Setalah beberapa saat, ia menarik sambungan telponnya dan Sandra dengan cepat menghampirinya.
"Bagaimana mbak?"
"Anda di perbolehkan masuk!"
"Terimakasih mbak!" Sandra pun segara berbalik, rapi baru saja beberapa langkah Sandra kembali menghampiri sana yg resepsionis.
"Tapi mbak, saya tidak tahu ruangannya!" ucapnya dengan wajah bodoh membuat resepsionis itu tersenyum, beruntung wanita itu cukup ramah. Mungkin memang itulah dia di pilih menjadi resepsionis.
"Ruangan pak Gara berada di lantai delapan blok B!"
"Baik, terimakasih mbak!"
Sandra pun dengan cepat menuju ke ruangan yang telah di tunjukan oleh petugas resepsionis dengan menggunakan lift karyawan.
Tapi saat berada di depan ruangan itu, ia bisa melihat seorang wanita tengah duduk di depan ruangan itu.
"Permisi mbak!" sapanya dengan ragu dan wanita itu tampak mengamati penampilan Sandra.
"Iya ada apa?" tanyanya dengan jutek berbeda sekali dengan wanita yang ada di resepsionis tadi.
"Apa pak Gara ada?" tanya Sandra dan wanita itu semakin memicingkan matanya.
"Apa kamu sudah punya janji?" tanyanya lagi membuat Sandra mendengus pelan nyaris tidak terlihat,
"Belum tapi tadi aku_!" ucapnya ragu.
"Kalau ke sini harus buat janji terlebih dulu, minimal satu Minggu sebelum bertemu!" ucap wanita itu.
Tahu tempat ini aja baru hari ini gimana mau janjian seminggu yang lalu ...., Sandra cukup geram.
"Hmmm!" hingga suara deheman menyadarkan mereka. Ternyata seorang pria sudah berdiri di depan pintu dan dengan cepat wanita yang baru saja berdebat dengan Sandra segera berdiri dan kembungkuk memberi hormat, Sandra pun terpaksa melakukan hal yang sama.
"Biarkan dia masuk!" ucapnya dingin membuat siapapun lawan bicaranya akan merasakan suasana yang berbeda.
"Baik pak Abi!" ucap wanita itu lalu tersenyum sinis pada Sandra dan sejurus kemudian mengubah senyum sinisnya menjadi senyum yang di buat ramah,
"Silahkan masuk mbak!"
"Terimakasih!" Sandra pun menyebirkan bibirnya sebelum benar-benar masuk.
Abimanyu yang masih berdiri di depan pintu mempersilahkan Sandra masuk kemudian menutup kembali pintunya.
Kini di dalam ruangan itu hanya ada Sandra dan sang pemilik ruangan.
Tiba-tiba suasana menjadi berbeda saat pria itu menatapnya dengan tajam, pria yang tadi terlihat tampan dan berwibawa tiba-tiba seperti malaikat pencabut nyawa.
"Katakan!" perintahnya membuat Sandra yang terpaku segera tersadar dan mengalihkan tatapannya agar pria itu tidak menyadari kalau dia tengah memperhatikannya.
"Ada yang harus di bicarakan!" ucap Sandra dengan tegas meskipun kini ia sebenarnya tengah mengendalikan rasa gugupnya dengan memilin ujung kaosnya.
"Saya rasa tidak ada yang perlu di bicarakan lagi selain kamu mengikuti semuanya!" pria itu bahkan bicara tanpa mengubah ekspresi nya.
Ya ampun dia robot atau manusia ..., batin Sandra saat melihat pria itu bahkan tetap Dangan ekspresi dinginnya. Pria yang tengah duduk di kursi putranya memainkan pulpen itu terlihat sama sekali tidak tertarik menatap wajah cantik Sandra.
"Anda tidak bisa memaksa saya seperti itu!" kali ini Sandra meninggikan suaranya.
"Hmm, lalu?"
"Karena saya bukan Lusi! Jadi kalau mau memaksa anda berhadapan dengan orang yang salah." Sandra semakin tersulut amarah saat melihat pria itu seperti sengaja menyepelekannya.
Melihat Sandra yang begitu berani membuat Gara tertantang, baru kali ini ada orang yang begitu berani padanya. Ia pun berdiri dari tempatnya dan berjalan perlahan mendekati Sandra sambil mengetuk-ngetuk kan pulpen itu ke atas meja.
Tapi Sandra segera sigap, ia memundurkan langkahnya saat Gara mendekat.
Srekkkk
Tapi terlambat, Gara sudah lebih dulu menarik dagu Sandra dengan kasar hingga membuat wajah Sandra menengadah ke atas.
"Memang sebesar apa nyali kamu!" ucap Gara dengan penuh penekanan.
Dug
Merasa diintimidasi, Sandra dengan berani menginjak kaki Gara dengan keras hingga membuat cengkeramannya terlepas.
Aduhhhh ...., Gara hanya bisa mengasuh dalam hati dan menahan rasa nyeri di kakinya. Ia bahkan tidak mengubah ekspresinya di depan Sandra.
Srekkkkk
Gara semakin kesal hingga ia menarik pinggang Sandra hingga mengikis jarak di antara mereka,
Apa-apaan nih ..., dengan jarak sedekat itu Sandra sampai tidak bisa mengendalikan rasa gugupnya. Degup janjynga berjalan lebih cepat dari biasanya.
"Berani kamu macam-macam sama saya, tanhgung sendiri akibatnya!" ucap Gara begitu dekat di bibir Sandra membuat Sandra terpaksa menjauhkan wajahnya meskipun begitu sulit.
Dug
Sekali lagi Sandra menendang Gara, dan kali ini tepat sasaran, ia menendang tepat di tengah selangkangannya membuat pria itu tidak bisa lagi menutupi rasa sakitnya yang teramat sangat.
"Jangan mengancam-ancam saya ya, jangan di pikir anda berkuasa trus saya takut ya sama anda!" ucap Sandra sambil tersenyum puas karena berhasil mengerjai CEO tampan itu.
"Kamu!" ancam Gara dengan suara yang tercekat sambil menahan nyeri.
Tapi Sandra tidak peduli, ia memilih untuk meninggalkan ruangan itu dengan penuh kemenangan.
Brakkkk
Bahkan ia berani menutup pintu itu dengan keras hingga membuat wanita yang duduk di depan ruangan itu ikut terkejut.
"Bar bar sekali gadis itu!" gumamnya sambil menatap kepergian Sandra.
Sedangkan di dalam ruangan itu, Gara segera membekap senjatanya. Memastikan jika dia aman berada di sarangnya.
"Kurang ajar sekali dia, awas saja. Aku akan buat perhitungan padanya!" gerutunya sambil Tersu merutuku rasa sakitnya.
Bersambung
Jangan lupa untuk memberikan Like dan komentar nya ya kasih vote juga yang banyak hadiahnya juga ya biar tambah semangat nulisnya
Follow akun Ig aku ya
Ig @tri.ani5249
...Happy Reading 🥰🥰🥰...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 123 Episodes
Comments
Kinay naluw
ancaman macam apa itu.
2023-06-21
0
Maz Andy'ne Yulixah
Kamu pasti akan bucin sama sandra tuan gara yang terhormat,apalagi wanita bar bar kayak sandra😅
2023-06-19
1
Sunarti
bagus sandra jagan mau d ancam ancam sm Gara
2023-06-08
1