"Mika, kamu di panggil Pak Yusuf, Nak," kata Mba Erin, yang merupakan salah satu karyawan di yayasan tersebut.
Mikayla pun melangkahkan kakinya menuju ruangan kepala yayasan, dan mengetuk pintu ruangan itu. Mikayla masuk ke ruangan itu setelah dipersilahkan.
"Bapak mencari saya, Pak?" tanya Mikayla.
"Iya ... ayo duduk di sini," jawab Pak Yusuf sembari menunjukkan kursi di depan meja kerjanya.
"Mika, kemarin kan bapak katakan sama kamu, kalau bapak akan mencari cara agar kamu bisa tetap melanjutkan sekolah sampai SMA, apa kamu masih ingat?" tanya Pak Yusuf.
"Iya Pak, Mika ingat" jawab Mikayla sambil mengangguk.
"Nah, bapak ada kabar gembira buat kamu. Bapak barusan mendapatkan balasan email dari Pak Yohan Erlangga. Pak Yohan itu orang yang sangat dermawan. Beliau mengatakan, kalau dia bersedia untuk menjadi orang tua asuh kamu," jelas Pak Yusuf.
"Orang tua asuh itu apa, Pak? Mika tidak mau kalau harus tinggal jauh dari ibu!" ucap Mikayla bingung. Gadis kecil itu benar-benar tidak mau harus tinggal terpisah dari sang ibu.
"Oooh ... Mika tetap tinggal sama ibu kamu kok, orang tua asuh itu hanya membantu Mika untuk masalah biaya pendidikan Mika, nantinya. Jadi, Pak Yohan ini bersedia untuk menanggung semua biaya pendidikan Mika dari sekarang, sampai nanti lulus SMA," jelas Pak Yusuf panjang lebar hingga membuat wajah Mikayla yang tadinya tegang, kini mendadak sumringah.
"Beneran Pak? Jadi Mika bisa terus bersekolah?" tanya Mikayla antusias.
"Iya benar, Nak. Kamu bisa terus bersekolah tanpa perlu memikirkan biayanya lagi. Tapi Mika harus janji, untuk selalu belajar yang giat, belajar yang rajin, agar orang tua asuh Mika senang," ucap Pak Yusuf.
"Iya Pak, Mika pasti akan belajar lebih giat lagi" janji Mikayla.
"Nah, hari Sabtu nanti sebelum jam sepuluh pagi, kamu harus sudah sampai di sini ya. Pak Yohan Erlangga akan datang, nanti kita sama-sama ke rumah kamu untuk minta izin kepada ibu kamu," jelas Pak Yusuf.
"Baik Pak!" jawab Mikayla semangat.
***
"Bu ... Ibu ... Ibu ...."
Mika berlari memasuki rumahnya sambil berteriak dengan heboh, memanggil sang Ibu.
"Kenapa kamu? Ada apa? Kok sampai teriak-teriak panggil ibu, seperti itu?!" tanya Rose heran.
"Bu ... akhirnya Mika bisa sekolah sampai lulus SMA!" kata Mika antusias. Terlihat sang ibu mengerutkan dahinya, karena masih belum mengerti apa yang dimaksud oleh sang anak.
"Apa maksudnya? ibu tidak paham, Nak," tanya Bu Rose.
"Pak Yusuf bilang, hari Sabtu nanti, akan datang orang tua asuh Mika. Dia akan membayar biaya sekolah Mika, sampai Lulus SMA, Bu!" jelas Mikayla dengan girang.
"Ada orang tua asuh yang akan membayar biaya sekolah kamu, sampai lulus SMA? Siapa Mika?" tanya Ibu Rose heran.
"Kalau tidak salah, namanya Pak Yohan Erlangga, Bu," jawab Mikayla. Bu Rose mengangguk.
"Nanti, hari Sabtu pagi, Pak Yohan mau ke sini, mau berbicara sama Ibu, sama Pak Yusuf juga," jelas Mikayla lagi.
"Ooo ... Yasudah kalau begitu, besok kamu bantuin ibu membuat kue ya, buat Pak Yusuf dan orang tua asuh kamu!" ucap Bu Rose. Dengan cepat Mikayla menganggukkan kepalanya.
"Iya Bu!" jawab Mikayla sumringah.
***
Hari ini, tepat pukul 10.00 WIB, Yohan Erlangga sudah tiba di yayasan sosial tersebut. Pak Yusuf pun menyambut Yohan Erlangga di pintu masuk. Pak Yusuf lalu memersilakan Yohan untuk masuk ke ruangannya, karena Mikayla sedang menunggu mereka di sana.
"Mika ayo ke sini. Ayo, salam dulu dengan Pak Yohan," ucap Pak Yusuf.
Mikayla pun berjalan menghampiri Yohan dengan wajah sumringah.
"Nah, Pak Yohan, ini yang namanya Mikayla. Mika kamu perkenalkan diri kamu!" ucap Pak Yusuf.
"Halo Pak Yohan Erlangga, nama saya Mikayla, biasa dipanggil Mika, umur saya sepuluh tahun dan saya kelas enam SD!" ucap Mikayla memperkenalkan diri. Dengan lantang gadis kecil itu memerkenalkan dirinya.
"Hai Mika, saya Yohan," ucap Yohan sambil tersenyum dan mengacak kecil rambut Mikayla.
"Mika, jangan panggil saya bapak ya. Coba kalau panggilan yang lain saja," pinta Yohan. Gadis kecil itu terlihat berpikir sejenak.
"Ehmm ... kalau Mika panggil dengan sebutan Paman, apa boleh?" tanya Mikayla.
"Iya, boleh deh kalau Paman, Hehe...," jawab Yohan tersenyum.
Setelah berkenalan dengan Mikayla dan menandatangani formulir perjanjian orang tua asuh. Mikayla, Yohan dan Pak Yusuf, berangkat ke rumah Mikayla untuk bertemu dengan ibu Rose. Mereka menaiki mobil Yohan.
Yohan pun berkenalan dengan Ibu Rose yang saat ini berusia 40 tahun. Dan Ibu Rose juga menandatangani formulir persetujuan, jika Yohan menjadi orang tua asuh bagi anaknya— Mikayla.
Sebagai tanda sudah sah menjadi orang tua asuh, Yohan pun memberikan sebuah kado kepada Mikayla.
"Apa ini Paman?" tanya Mikayla.
"Kamu buka saja, semoga kamu suka ya," ucap Yohan. Mulut Mikayla menganga saat melihat isi dari kado yang diberikan Yohan padanya tadi.
“Ini bagus sekali Paman!”
Ternyata Yohan memberikan Mikayla sebuah ponsel, untuk bisa berkomunikasi dengan Yohan perihal pendidikan Mikayla. Bahkan Yohan berjanji akan membiayai pendidikan Mikayla hingga Mikayla menjadi sarjana. Hal tersebut membuat Pak Yusuf dan Ibu Rose merasa terharu dan tak henti-henti mengucap syukur.
.
.
.
Terimakasih sudah membaca 💕
Jangan lupa untuk selalu tekan LIKE, tuliskan KOMENTAR kamu dan beri VOTE kalau kamu ada poin sisa yaaaaa 🙊
Jangan lupa juga untuk memberikan RATE ⭐⭐⭐⭐⭐ di sampul halaman depan
Terimakasiiiiih semuanya 😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 145 Episodes
Comments
Mimi
wah senangnya Mika
2022-06-06
1
🐝⃞⃟𝕾𝕳 TerlenARayuAn
selamat y mika
2022-05-30
1
noby
ada didunia nyata gak ya paman yoo
2022-04-10
1