Part 03

Untuk orang yang belum pernah merasakan kemewahan, kaki Yohan gemetaran berjalan di rumah yang ia rasa tidak pantas dipijak oleh anak kumuh.

“Ada apa, Yohan?”

“Bibi, kau yakin membiarkan aku menginjak lantai ini?”

“Tidak apa-apa, keluargaku akan senang menyambutmu.”

Seorang pria dan anak laki laki turun dari tangga yang bercabang mewah, atensi mereka terpaku pada anak kotor yang dibawa oleh Elly.

“Elly anak ini siapa?” Ini adalah Suami Elly, Dion. Pria inilah pemilik sebenarnya harta takhta yang dikagumi Yohan.

“Anak ini tinggal di rumah kita ya, Lucy menendang nendang saat melihatnya”

Lucy siapa Lucy? Dia adalah nama anak perempuan yang dikandung Elly. Nama sudah ditetapkan oleh mereka bahkan sebelum anak itu lahir.

Dion tersenyum tipis, dia berlutut mendekatkan telinga pada perut buncit Elly. “Anak Papa pingin punya teman, ya? Ya sudah tidak apa-apa abang itu akan tinggal bersama kita,” elus Dion Ranxio.

“Hei kamu, mau kupinjamkan baju?” Anak sulung Dion menegur Yohan, selisih umur mereka hanya dua tahun lebih muda Yohan.

“Sangga antarkan Yohan di kamar sebelahmu, ya.”

“Baik, Ma.” Sangga menarik Yohan ikut dengannya menaiki tangga.

Yohan diterima dengan sangat baik oleh keluarga ini, bahkan anak mereka Sangga tidak menunjukkan tanda permusuhan malahan dia terlihat sangat senang.

“Yohan umurmu berapa?”

“Enam tahun.”

“Ok, mulai sekarang panggil aku abang, ya.”

“Iya.”

“Sebenarnya aku ingin adik laki-laki, eh yang di perut mama malah adik perempuan. Tidak apa-apa, mulai sekarang kau adik laki lakiku kita bisa main game bersama.”

***

Seminggu terlah berlalu, tidak ada perbedaan anak pungut atau anak kandung di sini. Semuanya sama, Yohan diperlakukan bak Tuan Muda yang memang terlahir di keluarga itu. Makan di meja yang sama, pertemuan keluarga besar dia juga duduk di sofa yang sama, serta diperkenalkan sebagai anak.

Malam ini Yohan merasa haus, air di teko kamarnya sudah habis jadi harus turun untuk mengambil air.

Lampu dapur masih menyala, itu artinya masih ada orang yang bangun.

“Yohan kau belum tidur,” tegur Elly, ternyata wanita itu yang ada di dapur ini.

“Aku haus, Mah.”

“Ya sudah minum, setelah itu duduk di sini ya bicara sama, Mama. ”

Yohan mengangguk, dia cepat cepat minum lalu kemudian duduk di samping Elly.

“Ada apa, Ma?”

“Coba pegang perut mama.”

Yohan menurut, kemudian Elly menahan tangan Yohan di sana. “Nanti kalau mama tidak ada, kamu harus menjaganya.”

“Apa maksud Mama?”

Elly tidak menjawab dia kemudian merogoh sesuatu di bajunya.

Elly menampakkan sebuah liontin yang terlihat jadul dan tidak begitu menarik. “Ini kau simpan.”

“Untuk apa, Mah?”

“Berikan liontin ini pada Lucy saat kau kembali setelah sekian lama pergi.”

Yohan semakin tidak mengerti, Emelly selalu saja membuatnya bingung. Memang Yohan akan pergi ke mana lagi?

“Kau janji ya Yohan untuk jaga Lucy.”

Walaupun Yohan tidak mengerti dia tetap mengiyakan permintaan Elly.

“Sekarang kau mungkin bingung, tapi tidak akan lama lagi kau akan mengerti apa yang Mama maksud. Rumah ini memiliki rahasia, rahasia kekayaan melimpah tiada batas.”

“Hmm aku memang tidak mengerti Mah, tapi kenapa mama tidak meminta Bang Sangga untuk menjaga Lucy? Dia adalah anak kandungmu sendiri. ”

“Dia akan sama saja seperti papanya kelak, hanya Yohan satu-satunya harapan mama. ”

“Kenapa?”

“Kerna Yohan adalah benang merah Lucy.”

Bersambung ....

...Sebelum lanjut Like and Comment terlebih dahulu, jangan jadi pembaca goib!....

...Author mau memperingatkan kalau novel ini hanya sekedar fiksi, jauh dari kenyataan yang ada....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!