Terlambat, sampai di rumah Yohan sudah melihat mamanya di depan pintu. Dia melipat tangan di dada menatap marah Yohan dengan tatapan seperti bukanlah ibu.
“Dari mana saja kau?” sinisnya.
“Beli sabun cuci, Ma.”
“Kau lihat rumah ini! sudah kubilang 'kan?Sebelum aku pulang rumah sudah harus bersih!”
“Maaf.” Bentakan mamanya membuat Yohan mencengkeram ujung baju.
Begitu kejam, bahkan dia tidak menanyakan tentang luka tubuh Yohan yang tampak begitu jelas di mata. Apa dia benar ibu yang melahirkan Yohan?
Dilla adalah nama lacur itu. Ayah Yohan adalah orang yang paling Dilla benci. Dengan pria itulah Dilla mempunyai anak, apa alasan Dilla memutuskan untuk melahirkan Yohan kalau benar dia membenci ayah Yohan? Entahlah.
“Kau ini anak yang tak tahu diuntung, aku benci sekali padamu.” Dilla mendorong Yohan hingga anak itu jatuh.
“Kalau kau benci bisakah anak itu kubawa?” Seorang wanita datang, dia adalah wanita hamil yang membantu Yohan tadi.
Dilla mengernyit. “Siapa kau?”
“Aku Emelly.”
“Bukan namamu, tapi hakmu atas anakku?!”
Wanita yang mengaku Emelly itu menarik napas panjang. “Begini saja, aku akan memberikanmu uang setiap bulan. Tapi biarkan anak ini ikut denganku.”
“Berapa?”
“50jt per bulan, mau?”
Angka yang besar bagi Dilla. Dia berpikir sejenak, melirik anak kumuh kemudian menahan senyum. Beruntung juga aku membesarkan anak ini, batin Dilla. Kemudian dia berkata, “Baiklah bawa saja. Tapi kalau aku meminta anakku kembali, kau harus mengembalikannya.”
“Aku setuju, Yohan ayo ikut bibi.” Emelly atau panggil saja Elly mengulurkan tangannya pada Yohan. Yohan melihat mamanya tapi wanita itu malah pergi masuk ke dalam rumah.
Ini pertama kalinya Yohan menaiki kendaraan roda empat, dia duduk di samping Elly yang berlaku lembut padanya.
“Kenapa bibi membawaku?”
“Bibi perlu kau.”
“Maksud bibi?”
Elly mengelus kepala Yohan pelan, Yohan merasakan kehangatan dari tangan wanita itu. Namun, apakah Yohan sekarang salah lihat? Kenapa mata Elly terlihat sedih?
“Apa kau percaya kalau bibi bisa melihat masa depan?” ucapnya tiba-tiba.
“Tidak, mana ada manusia yang seperti itu.”
“Logisnya sih begitu, tapi bibi benar-benar perlu kau. Kerna Yohan adalah benang merah,” kata Emelly sambil mengelus perut besarnya.
Yohan tidak mengerti apa yang dimaksud Elly, biarkan saja mungkin wanita itu ngelantur dalam keanehan seorang ibu hamil.
“Kue pesanan Bibi sudah Bibi ambil?”
“Sudah.”
“Kue apa?”
“Kue ulang tahun.”
Kalau diingat ini adalah hari ulang tahun Yohan, jangankan kue, dia bahkan sama sekali tidak pernah mendapat ucapan selamat dari siapa pun di dunia ini. Jadi Yohan tidak menganggap hari kelahiran adalah hari yang spesial.
Tiba-tiba Elly mengeluarkan kue lalu menyalakan lilin angka enam. “Selamat ulang tahun Yohan,” katanya, padahal mereka masih berada di dalam mobil.
“Hah?”
“Tiup lilinnya dan ucapkan doamu dalam hati.”
“I-ini untukku?”
“Iya, kue ini khusus bibi pesankan untuk ulang tahunmu.”
“Dari mana bibi tahu kalau hari ini hari ulang tahunku?”
“Sudah bibi bilang 'kan? Bibi ini, bisa melihat masa depan.”
Yohan menangis, ini terlihat begitu sepele namun sangat mengejutkan bagi Yohan. Elly di mata Yohan benar-benar terlihat seperti bidadari.
\>\>\>
Mobil berhenti di depan gerbang yang begitu tinggi dan megah, mata Yohan membulat sempurna sampai gerbang itu terbuka menunjukkan sesuatu yang lebih menakjubkan. Rumah bernuansa klasik eropa yang begitu asing di mata Yohan.

Satu kalimat yang terlintas di benak Yohan. Bibi ini sangat kaya.
Yohan menoleh ke Elly, wanita itu tersenyum tipis menanggapi. Hei ayolah Yohan sangat shock ini!
Tbc.
...Sebelum lanjut Like and Comment terlebih dahulu, jangan jadi pembaca goib!...
...Author mau memperingatkan kalau novel ini hanya sekedar fiksi, jauh dari kenyataan yang ada....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
Muhammad Hamdan
wah bagus banget
2023-10-05
0