A Queen

Alexa terpaksa harus mengikuti onenightstand.com yang ada, mereka yang belum pernah melakukan hal-hal yang berbau sex, bisa mengikuti itu.

Iya, Alexa mengikuti itu dikarenakan dia harus menepati janjinya kepada sahabatnya itu Mia.

"Ayolah, Mia. Kau bisa membatalkannya," rengek Alexa kepada Mia yang duduk dengan laptop diatas pahanya.

Mia hanya diam,fokus dengan film yang dia tonton tanpa menggubriskan setiap rentetan ucapan dari Alexa.

"Mia ...," panggil Alexa. "Aku akan menepati janjiku, tapi tidak dengan ini, bisa, kan?"

Mia mengehentikan film yang dia tonton, menatap Alexa dengan lekat-lekat, kemudian dia tersenyum.

"Kau ... hidup di zaman apa? Masalah seperti ini sudah biasa, Alexa. Kau tidak perlu takut dengan hal-hal yang akan menyakitimu"

Alexa menghembuskan napasnya sambil memejamkan matanya. Kemudian dia membuka matanya.

"Aku ... hanya mau memberikannya kepada Mr. Rightku, dan satu hal lagi, Mia. Setelah aku melakukannya, aku akan pergi begitu?"

Mia terkekeh, "siapa sebenarnya Mr. Rightmu, Alexa?" Mia menggelengkan kepalanya masih dengan senyuman yang menghiasi wajahnya. "Tergantung dengan pasanganmu, jika pasanganmu tidak memberikan respon apa-apa saat kau pergi, maka kau harus pergi."

"Itu terlihat seperti ... *****, Mia. Aku tidak mau!"

"Bertanggung jawablah dengan janjimu, Alexa."

Alexa menghembuskan napasnya lagi, memang setelah mereka selesai kuliah. Mia sudah hilang keperawanannya, sedangkan Alexa? Alexa masih saja tetap menunggu hal yang mengenai Mr. Right untuk dirinya.

Sambil berdiri dari duduknya, Alexa langsung pergi menuju kamarnya. Dan saat ini dia harus berpikir tentang kejadian yang akan dilaluinya.

Saat sudah berada di kamar, Alexa masih tetap berpikir, dan kenapa juga dia harus mengucapkan janji kalau nilainya tinggi, dia akan memberikan keperawanannya kepada orang yang dimaksudkan oleh Mia dengan situs itu.

Dan ternyata nilainya tinggi, hingga saat ini Mia terus menagih janji itu kepada Alexa. Dan untuk kali ini, Alexa tidak bisa pergi dari Mia.

***

Pagi menyeruak masuk, Alexa menggeliat di tempat tidurnya, kemudian dia berdiri dan menuju kamar mandi.

Alexa pergi ke dapur, membuatkan sarapan untuk Mia dan dirinya, saat ini mereka memang tinggal bersama, karena orangtua Alexa ada di Australia.

"Pagi, Alexa," ucap Mia dan duduk di kursi meja makan.

"Aku juga baru bangun, aku hanya membuat sandwich. Tidak apa, kan?"

Mia hanya mengangguk, mengambil sandwich yang dibuat oleh Alexa kemudian memakannya sambil memainkan ponselnya.

"Alexa, malam ini di hotel Grand."

"Untuk apa?"

Mia mengangkat sebelah alisnya. "Kau tidak lupa dengan janjimu, kan?" tanya Mia mencoba meyakinkan Alexa. "Apa mungkin setalah kau tertidur semalam kau menjadi amnesia?"

Alexa hanya memutar bola matanya, dan dia harus menyiapkan diri untuk malam ini.

Alexa masuk kedalam kamarnya, setelah sarapan bersama dengan Mia, dia langsung berlari menuju kamarnya dan mencari hotel Grand.

Alexa hampir saja menjatuhkan ponselnya, dia bahkan tercengangang melihat hotel yang akan dia datangi malam ini.

Hotel dengan berbintang lima, bahkan satu malamnya saja hampir membuat Mia dan Alexa harus berkerja satu bulan untuk bisa menginap di hotel itu.

Alexa membuka lemari pakaiannya, melihat seluruh pakaian yang ada di dalamnya. Bahkan dia tidak tahu harus mengenakan pakaian apa kesana.

Wait, Alexa. Kau akan kehilangan keperawanan dan kau malah bingung mencari pakaian?

Alexa membanting pintu lemarinya, melemparkan tubuhnya keatas ranjang sambil menatap langit-langit kamarnya.

Dia akan kehilangan keperawanannya.

Alexa merasa frustasi dengan kata-kata itu, jantungnya berdetak tidak karuan karena gugup yang akan terjadi nanti. Serta bagaimana penampilan orang yang akan menjadi teman ranjangnya itu?

Apakah dia orang dengan perut buncut serta berkepala botak? Atau dia orang yang mempunyai otot-otot ditubuhnya serta tampan?

Dan Alexa harap teman ranjangnya itu yang kedua, dia akan melarikan diri dengan cepat jika yang akan menjadi teman ranjangnya adalah seorang Bapak-bapak yang mungkin saja sudah menikah.

Alexa masih saja berbaring di atas ranjangnya, hingga suara teleponnya membuat Alexa bangkit dan mengambil ponselnya diatas meja.

Alexa langsung mengangkat telepon dari Mia, memang tadi Mia berpamitan dengan Alexa kalau dia mau pergi ke party dengan teman-temannya yang lain, awalnya Alexa diajak untuk menghabiskan waktu sebelum dia pergi ke hotel Grand. Tapi Alexa menolak dan beralasan kalau dia harus tetap dirumah dan memikirkan nasibnya nanti.

"Halo, Mia. Ada apa?"

"Alexa, kau tidak akan lupa, kan? Bersiaplah ini sudah pukul lima sore."

Alexa lagi-lagi menghembuskan napasnya, dan melihat jam yang ada diatas mejanya, sebenarnya dia berharap kalau dia ketiduran dan lupa kalau dia mempunya janji malam ini.

"Iya, aku ingat. Aku mau mandi dulu."

"Kau mau aku jemput atau naik taksi?"

"Naik taksi saja," Alexa langsung mematikan sambungan teleponnya dan bergeges masuk kedalam kamar mandi.

Setelah hampir satu jam Alexa berada di kamar mandi, dia membuka pintu lemari pakaiannya, mengambil dress berwarna merah tua, dan memakainya.

Alexa sangat hampir tidak mempunyai semangat untuk pergi-pergi ke hotel yang dimaksudkan oleh Mia.

Sambil memakai make up tipis, Alexa menghembuskan napasnya, setelah selesai dia keluar dari kamarnya, memakai heels berwarna hitam.

Alexa rasa itu sudah cukup baginya.

Alexa berhenti di depan Hotel Grand, dia ternganga melihat gedung pencakar langit yang-ah, tidak mungkin Alexa bisa jelaskan bagaimana bentuk hotel itu.

Setelah masuk kedalam Hotel, Alexa menghela napasnya kemudian dia berjalan kearah meja resepsionis dengan debaran di jantungnya.

"Adakah yang bisa saya bantu?" tanya resepsionis itu menatap Alexa dengan seksama.

Apa? Apakah ada yang salah dengan Alexa? Apa pakaiannya terlihat aneh di mata resepsionis itu?

"Ya, saya perlu nomor kamar Rafael Alexander," jawab Alexa sedikit gugup.

"Oh, Anda pasti Miss McBride? Alexa McBride?"

Resepsionis itu menatap kearah monitornya saat Alexa menyebutkan nama Rafael-yang akan menjadi teman ranjangnya nanti. Kemudian dia kembali menatap Alexa dan tersenyum ramah.

"Mr. Alexander sudah menunggu Anda di penthouse empat."

"Terima kasih," Alexa mengambil kunci yang diberikan resepsionis itu dan berjalan menjauhi mejanya dan mendekati lift.

Alexa menjadi makin gugup dengan pintu lift yang sudah terbuka. Dia harus memilih, antara pergi meninggalkan hotel ini atau tetap keatas dan menerima nasibnya.

Alexa menghembuskan napasnya, dia masuk kedalam lift dan yakin dengan keputusannya, daripada dia harus terus-menerus ditagih janji oleh Mia.

Saat pintu lift terbuka, Alexa keluar dari lift itu dan berjalan di lorong penthouse. Hanya ada beberapa pintu dari tempat Alexa berdiri.

Tanda dinding seberangnya mengatakan bahwa suite satu sampai lima adalah ke kiri, mengambil napas dalam-dalam, menegakkan bahunya, dan bersiap memenuhi janjinya.

[TBC]

Terpopuler

Comments

aku.🦊

aku.🦊

kawan kok g thu....

2020-10-08

2

uli

uli

koq kayak beli kerupuk y...kayak makan di warung jalan...waduh waduh

2020-07-19

6

putri

putri

Memang bebas kali yah.

Perawan tidak berharga kayak nya, 😢

2020-06-22

5

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 57 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!