Gwen mengerutkan keningnya. Tampaknya ia bingung dengan penjelasan Mervin. Apa Kakek Ethan menyimpang benda antik seperti itu?
Melihat wajah wanitanya yang bingung, Mervin menjelaskannya dengan sederhana.
“Aku menemukan benda ini di tempat lain, di masa lalu. Aku terlempar ke sana,” jelasnya singkat.
Mervin bahkan menunjukkan guci temuannya itu pada Gwen.
“Lihat simbol mata ini, mata pharaoh Mesir,” ucapnya menunjuk satu simbol mata besar di bagian tengah guci.
Gwen pun melihat simbol itu dan merasa semakin aneh saja, mana mungkin yang di ucapkan lelakinya itu nyata.
“Mervin, kau bilang kau pergi ke masa lalu?”
Mervin seketika mengangguk meresponnya. Ia tahu, hal itu tak masuk akal dan sulit untuk dipercaya. Bahkan dirinya saja sebelumya tak percaya akan hal itu.
Gwen menyentuh dahi Mervin, suhu tubuhnya normal. Lelakinya itu sedang tidak demam. Lalu kenapa meracau seperti itu?
“Mervin katakan sejujurnya, apa kau mengambil barang itu dari orang lain?”
Bukannya Gwen tak percaya dengan suaminya tapi dia khawatir suaminya itu melakukan hal negatif, seperti mencuri lalu mengaku menemukan barang tersebut.
“Tidak, aku tidak mencuri. Aku menemukannya di masa lalu. Kau boleh mengira aku ini gila atau berhalusinasi. Tapi it's real, Gwen.”
Mervin menyangkal dan kembali menjelaskan dari mana dia mendapatkan guci tersebut.
“Tunggu, aku juga membawa koin emas di era Ratu Elizabeth II untukmu,” yakinnya lagi, lalu merogoh saku celananya.
“O-oo....” Ternyata koin emas tadi raib dari saku celananya. Tak ada apapun di sana.
“Mana koin yang kau maksud?”
“Koin itu hilang. Mungkin memang aku hanya bisa ambil satu barang saja,” keluhnya menjelaskan.
Gwen semakin tak mengerti saja dengan penjelasan Mervin. Ia kembali menatap intens wajah lelah pria itu. Juga tatapan matanya yang tegas, meyakinkan tak ada kebohongan di sana meskipun semuanya masih terdengar tak masuk akal baginya.
“Kita masuk dan duduk dulu di dalam. Aku akan ceritakan semuanya padamu,” tukas Mervin.
Ia langsung memegang tangan wanitanya dan mengajaknya masuk ke dalam. Setelah mengunci pintu rapat-rapat agar tak ada siapapun yang bisa mendengar pembicaraannya, barulah dia duduk bersama Gwen.
“Jadi Katakan padaku bagaimana kau bisa mendapatkan kunci emas bernilai tinggi seperti ini?” tanya Gwen kini memegang guci antik tersebut.
Mervin kemudian bercerita lengkap dari awal sampai akhir bagaimana bisa dia tiba-tiba saja terlempar ke masa lalu setelah memperbaiki jam tangan Kakek Ethan hingga kembali dengan membawa guci emas.
Gwen sesekali mengangguk mendengarkan cerita tersebut, bahkan sampai melongo mendengar cerita tentang Mervin melihat tumpukan koin emas yang melimpah ruah.
“Apa kau sudah mempercayai ceritaku sekarang?” tanya Mervin setelah selesai bercerita.
Gwen mengangguk meskipun sebelumya semuanya terasa tak masuk akal baginya. Tapi ia tahu lelakinya itu tak pernah bohong ataupun membohongi dirinya.
“Lalu kira-kira akan kau apakan guci ini?” tanya Gwen.
Mervin tiba-tiba teringat pada perkataan ayah mertuanya sebelumnya yang menghitung semua keperluannya selama ini sebagai hutang.
“Bagaimana jika aku jual saja guci ini. Lalu uangnya aku berikan pada ayah, untuk membayar hutang. Mungkin saja dia akan senang nanti,” ucapnya langsung.
Gwen langsung menyetujui itu. Menurutnya tak ada salahnya memberikan uang kepada ayahnya, terlepas dari membayar hutang atau tidak. Mungkin akan merubah pandangan ayahnya pada Mervin selama ini.
“Ikut aku sekarang.”
Mervin buru-buru mengajak pergi Gwen dari rumah Kakek Ethan ke kolektor barang antik.
Beberapa saat setelahnya mereka tiba di rumah Tuan James, pria tua dan seorang kolektor barang antik di sana.
“Permisi, Tuan James. Kami ingin menjual barang antik ini,”ucap Mervin setelah menekan tombol bel rumah tersebut, dan pria yang berkacamata hanya di bagian mata kiri keluar menyambutnya.
“Oh, menantu Tuan Eric Floyd rupanya.”
Pria itu langsung mengetahui saat melihat Gwen bersama Mervin. Ia lalu mengajaknya masuk.
Tuan James adalah seorang kolektor profesional. Dia terbiasa bekerja cepat dan cekatan di usianya yang sudah tidak muda lagi.
Pria itu lalu mengambil guci Mervin, dan memeriksanya dengan teliti. Bahkan ia sampai menggunakan kaca pembesar untuk melihat keasliannya.
Dia juga mengetuk guci itu dengan sebuah stick besi ringan untuk mengetas keasliannya, karena banyaknya barang palsu yang beredar akhir-akhir ini. Dan ia tak mau tertipu.
“Barang ini asli. Guci kuno dari peradaban Mesir. Aku menghargainya $ 700,” tukasnya setelah selesai mengetes dan menyatakan barang itu memang asli.
Mervin dan Gwen senyum lebar mendengar harga dolar yang disebutkan oleh Tuan James.
“Ya, Tuan. Aku setuju dengan harga itu.”
Mervin langsung saja menyetujui harga yang ditawarkan. Baginya nominalnya sangat besar dan cukup untuk hidup beberapa bulan ke depan.
Setelah menerima uangnya, ia dan Gwen lalu pulang ke rumah. Kebetulan saat itu Eric duduk di ruang tamu sambil membaca koran.
“Mervin dari mana kau baru kembali? Lagi, kenapa kau tersenyum segirang itu?!” hardik Eric, tak suka melihat senyuman menantunya.
“Ayah, aku mendapat uang. Dan ini, untuk melunasi hutangku pada Ayah.”
Masih dengan tersenyum, Mervin mengeluarkan $ 100 dan memberikannya pada Eric.
Namun respon yang diterimanya bukanlah yang diharapkan tapi di luar perkiraannya.
“Mervin! Dari mana kau mendapatkan uang sebanyak ini?! Tidak mungkin uang dari hasil penjualan koranmu sebanyak ini. Kau pasti mencuri!” hardiknya lebih tinggi dari sebelumya.
“Tapi Ayah, ini benar-benar uangku dan bukan hasil curian,” bantah Mervin.
Eric tidak menerima uang tersebut, dan lagbsung menampiknya. Membuatnya jatuh berhamburan di lantai.
Bugh! Bahkan ia pun menendang dan memukul Mervin saat itu juga.
Akh! Mervin meringis lalu bangkit sembari mengusap darah di sudut bibirnya, setelah kepergian Eric.
Ia menatap uangnya yang terserah kan di lantai dengan hati yang panas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
nacl
heh om Eric kalau engga mau jangan dibuang apalagi itu bibir jahat sekali
aku rela bawa kantong kresek buat tempat uang, sini dah Merv buat aku aja
2023-05-28
0
John de Joenk
tenang thor yg lain belum membacaya mungkin masih baca novel lain hahah
2023-05-14
3
John de Joenk
kasihan sekali..belum dipercayai mertuanya
2023-05-14
2