Aku meminta beberapa jam lagi untuk istirahat, ku perintahkan semua pelayan-pelayan itu meninggalkan ku sejenak.
Aku kembali merebahkan diri di atas tempat tidur, rasanya nyaman sekali. Ku ambil ponsel ku berharap dapat mengusir kebosanan, tapi yang kudapat justru sesuatu yang tidak ingin ku lihat, lagi-lagi itu artikel tentang Aditya, Judulnya : Pengusaha muda Herlambang Group, kali ini kedapatan check in bersama seorang wanita misterius di Hotel Golden Sky ! Begitulah judul dari artikel itu dibuat, cukup membuatku penasaran, wanita mana lagi yang dikencani oleh Suamiku sekarang? Ku jauhkan ponsel itu, dari tubuhku,tak ingin melihat berita sampah yang hanya bisa mengacaukan hariku yang memang sudah sangat kacau.
Pukul 16:00
Waktunya aku harus bersiap, satu jam lagi Aditya akan datang menjemput ku. Pelayan-pelayan itu kembali menggelilingiku. Make-up time ! ku biarkan tangan-tangan telaten mereka mendandani wajahku.
"Nyonya Bianca, sejujurnya tanpa makeup sekalipun anda sangat terlihat cantik."
"Terima kasih pujiannya" Ucapku singkat.
"Kurasa tuan Aditya begitu beruntung sekali mendapatkan anda nyonya. Aku tidak bisa membayangkan jika kalian punya anak nanti. Kurasa pasti akan sangat tampan dan cantik" celetuk Cerry, pelayan yang baru saja memberi perhiasan padaku tadi.
"Anak? " Ucapku sambil berpikir.
Apa mungkin aku dan Aditya bisa mempunyai anak suatu saat nanti, dengan kondisi pernikahan yang seperti ini.
"Eh. Nyonya dan Tuan Aditya pasti belum berpikir ke sana, mereka masih terlalu muda. Pasti masih mau pacaran terus."
Aku hanya terkekeh dengan obrolan itu, kurasa mereka orang yang sangat asik diajak ngobrol. Hal yang sangat jarang sekali aku dapatkan selama ini. Teman ngobrol, aku senang sekali mereka ada disini. Satu jam kemudian, Usai Lah semuanya, aku sangat puas dengan hasilnya, dan ku ijinkan para pelayan-pelayan baik itu pulang, lagipula ini sudah cukup, tidak ada yang perlu mereka lakukan lagi.
Kini aku kembali sendiri, tidak ada siapapun lagi. Dan aku baru ingat satu set perhiasan tadi, segera ku ambil kotak perhiasan itu, dan membukanya, liontin berbentuk hati.
Ini liontin yang sangat indah, ku coba kalung kan dileher ku, terlihat sangat menawan.
Dan seandainya kalung ini hanya diberikan Aditya padaku dan bukan wanita-wanitanya yang lain, tapi apa bedanya aku dengan mereka, bahkan mungkin di mata suamiku wanita-wanita itu lebih layak dari ku.
Tanpa ku sadari diantara pikiran dan lamunanku yang sedang merancu, ada sosok lain yang tengah memperhatikanku sejak tadi. Aditya, aku sangat terkejut melihat bayangan itu muncul dari cermin yang berada di hadapanku.
"Aditya?" Seruku.
"Apa kau suka kalung itu?" Ucapnya bertanya padaku. Dari pertanyaan itu, aku yakin, Aditya pasti sudah berada disana cukup lama.
"Iya aku menyukainya, tapi apa semua wanita mu mendapatkan hadiah seperti ini?.”
"Tidak. Hanya kau ! .” Jawabnya singkat.
Kata-kata itu cukup membuatku puas, secara tidak langsung Aditya menjelaskan bahwa aku berbeda dari wanitanya yang lain, buktinya dia hanya hanya memberi hadiah seperti ini pada ku, tapi apakah itu benar?
"Benarkah? Kau tidak berbohong.” Tanyaku meyakinkan.
"Sungguh. Ini ku belikan khusus untukmu, simpan lah kalau kau menyukainya, anggap saja ini bayaran untuk pelayanan mu semalam. Jika kau melakukanya lagi, mungkin aku akan menghadiahi mu sesuatu yang lebih dari ini. Bukankah itu yang kau inginkan? " Ucapnya ketus.
Aditya seolah mengatakan, jika aku menggodanya lagi maka dia akan membayar ku, apa dimatanya aku hanya seorang pel*cur ?
"Aku tidak ingin kalung ini, aku hanya akan memakainya hari ini saja, setelah itu akan ku kembalikan padamu." Tolak ku.
"Jangan sombong kau Bianca, kau pikir aku tidak tahu apa yang kau inginkan. Katakan saja apa keinginan ! ."
"Berikan saja liontin ini pada wanita yang kau bawa ke Golden Sky beberapa hari lalu, atau wanita mu yang bernama Kirana itu" Ucapku acuh pada Nya.
"Aku tidak ingin berdebat denganmu sekarang. Kita harus berangkat kerumah orang tuaku, cepat ganti bajumu. Dan kau harus ingat, bersikaplah seperti tidak terjadi apapun." TitahNya, dengan nada mengancam.
Aditya meninggalkanku dan menutup pintu itu dengar membantingnya keras. Tapi aku sudah sangat terbiasa dengan sikap seperti itu, dan mungkin telah menjadi sebuah kebiasaan.Segeraku lepas pakaianku dan menggantinya dengan gaun biru yang telahku pilih tadi. Tapi tunggu dulu aku kesulitan mengancing pakaianku sekarang, ini sangat sulit, tanganku tidak dapat menggapai resleting yang berada dibelakang baju ku.
"Cepatlah ! " Ucapnya, ia memperhatiakanku yang sedang kesulitan menggapai resleting pakaianku sendiri.
"Apa kau sedang menggodaku sekarang nona Bianca? " Aditya datang menghampiriku.
Sejujurnya aku sangat gugup dengan pertanyaan itu, tapi aku tidak boleh menunjukan sisi lemah ku, itu hanya membuatnya semakin menindasku.
"Apa kau ingin aku melakukan sesuatu sekarang ?" Sambil bicara dia menaikan Resleting Ku perlahan
Aku hanya diam tanpa menjawabnya.
"Sudah selesai" Serunya lagi.
Aku membalikan tubuhnya kearah Aditya, beberapa detik matanya tak henti-henti memperhatikanku. Apa ada yang salah dariku lagi?
"Hei apa lagi sekarang, ayo kita berangkat" Ucapku. Aditya aneh sekali sepertinya dia sangat terburu-buru tadi, kenapa sekarang dia malah memperhatikanku seperti itu.
Kamipun akhirnya berangkat, meninggalkan Garden House. Rasanya lama sekali tidak melihat keadaan diluar sana, tapi hari ini aku bisa keluar meskipun harus bersama si brengsek Aditya. (Aku hanya bisa memakinya dalam pikiranku sendiri)
Aku dan Aditya hanya mengunci bibir kami, tidak ada pembicaraan apapun, sesekali aku bersenandung sendiri karena merasa bosan. Tapi sepertinya ada yang merasa terganggu dengan itu, dia selalu menganggapku sebagai perusak suasana hatinya.
"Behenti mengeluarkan suara seperti itu, telingaku sangat sakit mendengarnya" Titahnya padaku.
Setelah itu aku hanya bisa diam, tak ingin berdebat denganya. Tapi kali ini Aditya membuka obrolan untuk kami.
"Ayah dan Ibumu juga ada disana" Ucap Aditya, entah kenapa Aditya mengatakanya.
"Benarkah? Kau tidak bercandakan" Tanyaku begitu Antusias.
"Apa untungnya untukku membohongimu."
"Aditya, kau juga harus bersikap baik pada Orang Tuaku, kau selalu mengabaikan mereka tiap kali datang kerumah." Pintaku. Aku hanya tidak ingin ibu dan ayahku sedih dan berpikir bahwa kami tidak bahagia.
"AKU TIDAK AKAN MELAKUKANNYA, JANGAN MENGATUR DAN MENGAJARIKU BIANCA! ."
"Ku mohon kali ini saja, perlakukan lah Ayah dan Ibuku dengan baik, seperti aku memperlakukan Orang Tuamu selama ini" Memohon padanya.
“Bukan salahku jika mereka bersedih. Mereka juga mungkin tidak begitu perduli. Kalian sudah mendapatkan yang kalian inginkan. Jadi jangan menuntut banyak dariku !.”
“Tapi disana juga ada orang tua mu. Kau juga tidak peduli itu ? Kau ingin kita terlihat baik-baik saja kan. Maka buatlah semuanya baik-baik saja disana.” Tandas ku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Bianca Titik Bianca
awas lo bucin sama bianca
2021-02-22
0
✰͜͡v᭄pit_hiats
bae baledog tong thor? 😒😒😒kusrukeun sakedeng nya kanu lebu ruhay nu loba tikotokan🙄🙄
2021-01-29
0
DD😇
KEZEEELLLLLLL
2021-01-26
0