Sementara itu Aditya, masih sedang berpikir tentang kejadian semalam.
Bodoh sekali kau Aditya.
Jelas kau mengingat semua kejadian semalam. Dia yang bersamaKu adalah Bianca. Meskipun aku mengucapkan nama Kirana berkali-kali, aku benar-benar tahu dialah wanita yang bersama denganku semalam. Tidak aku tidak sepenuhnya sadar, tapi aku tahu itu dia. Dan aku tetap meneruskannya, bahkan aku terus menyentuhnya sepanjang malam.
Kebodohan apa yang sedang ku perbuat sekarang? wanita itu, dia tidak bersalah tapi aku hanya tidak ingin dia mengetahui kebenarannya. Karena pikiran dan tindakan bodoh ku ini.
...Dreet..Drettt...Dretttt…
Ponsel Aditya berdering, pria itu langsung menatap layar ponselnya.
Mamah memanggil...
"Halo adit, kamu sudah bangun?" Ucap Ariani.
"Halo Mah. Ada apa? Tumben sekali telfon Adit pagi-pagi?."
"Apa Bianca ada disana ? Nanti sore main kerumah ya ! Kita akan makan malam bersama. Ayah dan Ibu Bianca juga akan datang, tapi kau jangan mengatakan itu padanya, mamah dan Ibu Sandra mau bikin kejutan untuknya.” Pinta Ariani antusias.
"Bianca...biasa lah, dia lagi nyiapin sarapan. Adit usahain ya, Adit sibuk hari ini, masih ada pekerjaan yang menumpuk, di kantor." Ucap Aditya, menolak secara halus permintaan Ibunya.
"Harus Dit, kau harus datang dan membawa istrimu itu, pokoknya nanti sore mamah tunggu, titik !." Ngotot Ariani.
"Ah. Oke Fine, nanti Aditya akan membawanya." Pasrah Aditya kesal. Tapi ia masih bisa menahan amarahnya.
"Iya gitu dong, ya sudah Mamah siap-siap dulu, untuk nyambut anak dan mantu kesayangan mamah. Bye sayang.” Tutup Ariani dan panggilan berakhir.
Setelah panggilan itu berakhir, Aditya merenung sebentar sambil memikirkan haruskah dia dan Bianca datang hari ini dan bersandiwara lagi. Sementara ia juga sudah berjanji dengan seseorang hari ini.
“Bianca lagi, Bianca lagi. Aku sama sekali tidak mengerti mengapa orangtuaku sangat perduli padanya ! Aku yang jelas-jelas putra mereka saja malah dijadikan seperti bukan anak oleh mereka. Bianca sebenarnya apa yang begitu istimewa dari dirimu? Jika saja kau tidak menerima tawaran ayahku untuk menikah denganku, mungkin saat ini aku bisa hidup bahagia bersama Kirana. Kau sangat egois, itulah alasan sampai kapanpun aku sangat membencimu. Kau hanya melakukan ini demi harta bukan cinta.” Batin Aditya.
💌To. Kirana
Aku tidak bisa datang hari ini. Ada makan malam keluarga. Maafkan aku.
Beberapa jam kemudian Aditya keluar dari kamarnya, menuruni anak tangga satu persatu, matanya menatap kearah meja dapur, disana sudah ada Bianca yang menyiapkan kopi dan roti untuknya, seakan tidak pernah terjadi apa-apa pada mereka pagi ini.
Bianca POV
Aku melihat Aditya disana. Ia berjalan menuju kearah ku, wajahnya tampak kesal, kira-kira apa yang akan dia lakukan lagi padaku? Wajahku memucat saat dia semakin dekat denganku, dia pasti belum puas menyakiti ku.
Tangan nya mengarah ke wajahku, aku hanya bisa bereaksi untuk segera menutup wajahku dengan kedua lenganku, karena berpikir dia akan menamparku lagi.
"Minggir Kan tanganmu itu" Ucap Aditya menurunkan tanganku.
Tapi apa ini? Dia memegang lembut pipiku dengan tangan dinginnya itu? Aku tidak mengerti apa yang dia lakukan sekarang.
"Apa ini masih sakit." Tanyanya, kali ini Aditya mengelus pipiku dengan jarinya, aku masih terdiam tidak bisa berkata-kata.
"Ini berbekas" Dia memperhatikan bekas tamparan tangannya di wajahku.
Apa Aditya menyesali perbuatanya padaku, aku masih bertanya-tanya?
"Mamah, mengundang kita untuk makan malam dirumahnya. Pukul 5 aku akan menjemputmu, kau harus bisa menutupi bekas di wajahmu itu, hiasi lah dirimu. Apa kau mengerti?" Ucap nya lagi padaku.
Bodohnya diriku, berharap seorang Aditya menyesali perbuatannya padaku, itu tidak mungkin. Sekarang aku tahu alasannya melakukan ini semua. Dia hanya ini menunjukan pada keluarganya, bahwa ini pernikahan kami sangat bahagia. Tapi itu sama sekali tidak benar.
"Iya aku mengerti, kau tenang saja, ini tidak akan terlihat lagi setelah kau kembali menjemput ku nanti." Ucapku datar, kemudian menepis tangan Aditya. Rasanya aku sangat sedih karena dia melakukan itu semua bukan karena rasa bersalahnya.
"Bagus. Selanjutnya William akan mengirimkan beberapa pakaian untukmu, pilihlah yang kau inginkan, buat dirimu pantas menjadi istriku didepan semua orang." Tegas Aditya padaku.
Aku hanya mengangguk-angguk, mengartikan bahwa aku setuju dengan permintaanya itu.
"Mana kopi dan roti ku? Aku akan segera berangkat." Ucapnya kembali.
Aku segera memberi kopi dan roti yang telahku buat itu.
Sehari-hari aku memang selalu menyiapkan sarapan dan makan malam untuknya, meskipun terkadang dia enggan menyentuhnya, tapi ini sudah menjadi kebiasaan bagiku, sejak menikah dengannya. Lagipula siapa lagi yang akan melakukannya? Tidak ada siapapun disini, tidak ada pembantu atau ART, karena dia tidak ingin bersandiwara lebih banyak lagi, cukup hanya didepan kedua orang tua kami saja. Setidaknya meskipun tidak dianggap sebagai seorang istri, aku masih bisa sedikit berguna di rumah ini.
Anggap saja ini balas budi ku karena dia telah menyelamatkan Keluargaku.
Beberapa menit kemudian. Aditya pergi seperti biasa. Aku tahu dia pasti sedang terburu-buru ke kantor sekarang.
Entah kenapa, aku kembali memikirkan kejadian semalam, aku ingat Aditya memanggil nama Kirana, siapa dia? Siapapun dia aku yakin Kirana adalah orang yang sangat berarti untuk Aditya, Ahh... sudahlah tidak seharusnya aku memikirkan hal itu.
Aku memutuskan beristirahat sebentar, tubuhku masih terasa sakit semua. Lagipula aku harus menyiapkan tenaga yang cukup banyak setelah ini, bersandiwara menjadi keluarga yang harmonis didepan keluarga Aditya, itu sangat memerlukan tenaga ekstra.
Beberapa jam kemudian
Suara ketukan membangunkan ku
"Permisi Nyonya Bianca."
Aku sangat familiar dengan suara itu, itu pasti William, aku segera bangkit dari tempat tidurku dan membuka pintu kamar. Aku sedikit terkejut William tidak sendiri, dia datang bersama beberapa pelayan wanita, tak ingin aku berpikir terlalu lama, William segera menjelaskan padaku.
"Nyonya ini adalah orang-orang yang diutus Tuan Aditya untuk membantu anda, mereka akan membantu anda memilih pakaian dan apa saja yang anda perlukan." Terangnya.
"Baiklah terima kasih William, kau boleh pergi meninggalkan kami sekarang. Beritahu Aditya ucapan Terima kasih ku juga."
"Baik Nyonya, saya permisi dulu". Ucap William begitu hormat padaku.
Sekarang aku harus berpikir. Apa yang harus kulakukan pada pelayan-pelayan ini sekarang? aku menatap satu persatu wajah mereka.
"Nyonya saya mohon ijin, nama saya Feny, mungkin ada mau memilih pakaian yang anda kenakan dahulu?."Tanya pelayan itu dengan begitu ramah padaku.
"Baiklah keluarkan semuanya aku akan memilihnya." Ucapku.
Mereka dengan sigap melakukan perintahku, dan mengeluarkan barang-barang terbaik yang mereka bawa untukku pilih.
"Ini adalah rancangan terbaru di toko kami, menurut saya anda akan terlihat cantik sekali dengan gaun ini nyonya"
Pelayan itu terus menjelaskan semua pakaian yang dibawanya, namun tidak ada satupun yang menarik bagiku, semua terlihat terlalu berlebihan, aku hanya ingin makan malam keluarga bukan ke pesta besar, pikirku.
"Apa tidak ada lagi?" Tanyaku yang mulai merasa bosan.
"Ini yang terakhir Nyonya, ini adalah rancangan desainer kondang Valentino, tampak Sederhana, tapi tidak mengurangi kesan mewahnya, sepertinya ini akan sangat elegan jika anda kenakan."
Warna biru, adalah warna kesukaanku, dan gaun ini dia memang sangat cantik.
"Baik aku ingin yang ini." Ucapku dengan senyum merekah. Mereka juga nampak ikut senang dengan pilihanku itu.
"Untuk sepatu dan yang lainya, aku serahkan kepada kalian, pilihlah yang menurut kalian pas dengan gaun yang kupilih tadi ! aku yakin selera kalian akan sama sepertiku. Tenanglah jangan terlalu kaku bersamaku, anggap saja aku sama seperti kalian." Ucapku. Karena aku tidak begitu suka dengan hal yang terlalu berlebihan.
"Baik Nyonya" Ucap mereka serempak.
"Selajutnya apa lagi" Tanyaku.
"Permisi Nyonya nama saya Cerry, ijinkan saya menunjukan perhiasan ini pada Nyonya, ini adalah perhiasan yang tuan Aditya pilihkan untuk anda." Ucapnya dan memperlihatkan satu set perhiasan padaku".
Satu set perhiasan yang sangat indah, tapi yang paling menarik perhatianku adalah liontin berbentuk hati yang ada disana, indah sekali.
"Baiklah, letakan dahulu disana." Perintahku, sembari menunjuk kearah meja yang tak jauh dari tempatku duduk sekarang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
qtine
kasian... gk tega bacanya
2021-06-06
0
✰͜͡v᭄pit_hiats
hayang nalapung ka lalaki kitu patut teh😒😒😒😒jumpalikeun gera kanu susukan garing 🙄🙄
2021-01-29
0
DD😇
SABAAARRRR.... SABAAARRR.... INI HANYA DUNIA NOVEL.. JGN TERBAWA EMOZIII🤬🤬🤬
2021-01-26
3