IMPERFECT MARRIAGE Episode.5

Ku langkahkan kaki menuju kediaman Handoko Herlambang, Rumah Ayah dan Ibu mertuaku, bersama suami ku tersayang Aditya, siapa yang akan berpikir bahwa ini hanya sebuah sandiwara kotor. Lihat bagaimana Aditya memperlakukanku, seakan aku benar-benar adalah ratunya hari ini.

Peran suami yang sangat mencintai istrinya ini dimulai .

Dia menggenggam tanganku masuk kerumah mewah itu dengan sangat erat, seperti seorang suami yang sangat takut kehilangan istrinya. Didepan sana sudah Ayah dan ibu kami, mereka tampak sangat bahagia menyambut ku dan Aditya.

Ku cium tangan mereka satu-satu.

"Ayah, ibu, Papah,mamah. Aku sangat merindukan kalian semua" Ucapku melepaskan rasa rinduku pada mereka.

"Sayang mamah juga sangat merindukanmu, coba lihat mantu kita ini Pah, dia sangat cantik sekali, persis seperti ibu Larasati" Puji mertuaku (Ariani).

Aku yakin, Aditya pasti muak mendengarkannya, itu terlihat jelas dari raut wajah sekarang.

"Ucapan mu benar mah, istriku ini memang wanita yang sangat cantik, aku sangat berterima kasih pada Ibu Larasati karena telah melahirkan wanita cantik ini di duniaku" Ucap Aditya.

Sandiwara yang sangat bagus Aditya, Ucapku dalam hati.

"Sudah ngobrol-ngobrolnya di lanjut didalam saja. Kita langsung kemeja makan saja, Papah dan Pak darmawan sudah sangat lapar sekarang." Ucap ayah mertua, memotong pembicaraan kami semua.

Kami semua terkekeh bersama, sambil berjalan menuju meja makan.

Sementara itu Aditya masih dengan setia kembali menggenggam tanganku. Sesampainya dimeja makan pun dia dengan sigap menarikan kursi untukku duduki, sangat menawan sekali suamiku ini, tapi sekali lagi aku harus sadar bahwa ini hanya sandiwara, yang memiliki waktu untuk segera berakhir.

Semua mata menatap kami begitu penuh cinta, apa lagi setelah melihat perlakuan Aditya padaku.

Kami mulai menyantap hidangan yang disediakan, aku sedikit terkejut dengan sup yang kucoba ini. rasanya seperti tidak familiar di mulutku, aku yakin ini adalah buatan tangan ibuku.

"Aku yakin ini pasti buatan ibu kan?" Ucapku disela kami menyantap hidangan kami masing-masing.

"Kau masih sangat ingat sayang" Ucap ibu tersenyum dan melanjutkan makannya.

Aku merasa sangat senang sekarang, semua berkumpul, kami adalah keluarga yang sangat harmonis disini. Meskipun itu tidak berlaku bagiku dan Aditya. Tapi melihat ayah,ibu mertua dan ayah, ibuku. Mereka adalah pasangan yang membuat ku iri sekarang. Akankah, ada Aku dan Aditya yang seperti ini, dimasa depan? atau sebaliknya kami akan mengakhiri sandiwara ini selamanya.

Makan malam telah berakhir

"Adit bagaimana perusahan mu sekarang, apa ada masalah?" Tanya Handoko pada putranya itu.

" Tidak semua baik-baik saja Pah. Semua normal tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Bagaimana dengan perusahan Ayah. " Aditya melempar pertanyaan pada Ayahku.

"Berkat bantuan Herlambang Group, semua masalah telah teratasi. Ini semua karena mu Aditya. Ayah bangga padamu" Jawab ayahku.

Entah kenapa Aditya menanyakan hal itu, kurasa akan lebih baik jika dia tidak menanyakannya, karena aku tahu untuk apa dia melakukan itu.

"Tidak perlu seperti itu Ayah, kau adalah orang tuaku juga, dan putrimu adalah istriku, bukan kah begitu Bianca?" Aditya menoleh kearah ku, kali ini aku yang di cerca pertanyaan olehnya.

"Iya itu benar Ayah!" Jawabku singkat.

"Sepertinya...Kau sungguh menyayangi putriku Aditya, aku percaya kau akan benar-benar menjaga putriku ini" Ucap Ayahku.

Aditya yang yang mendapat respon seperti itu dari Ayah Bianca seperti mendapat teguran.

Sayangnya kau salah ! Aku tidak pernah memperlakukan putrimu ini dengan baik, bagiku dia hanya semacam benalu yang sampai kapan akan menempel di hidupku.

Tapi kuakui, Bianca adalah wanita yang tangguh. Dia tidak pernah memohon bahkan menangis di depanku, bahkan setelah perbuatan kasar ku padanya. Dia sangat berbeda, itulah mengapa aku tak memiliki alasan untuk melepaskannya. Aku sangat penasaran bagaimana cara untuk membuatnya memohon dan berkata betapa dia sangat menderita hidup denganku.

"Aditya. Apa kalian belum berencana untuk memiliki anak?"

"Benar Ibu begitu ingin menimang cucu Bianca"

Apa-apaan ini kami seperti sedang diserang oleh pertanyaan ibu kami masing-masing sekarang. Lebih baik aku diam dan biarkan Aditya yang berbicara, mata kami kembali menatap seolah berbicara.

“Cepat jelaskan pada mereka !.”

“Aku tidak akan melakukannya. Tidak mau, kau saja !.”

“Cepat Bianca! .”

“Aku tidak mau Aditya!.” Begitulah suara hati kami berbicara.

Sementara Orang tua kami masih menunggu jawaban yang akan kami berikan.

"Hmmm. begini Mah. Aku dan Aditya memang sedang program kehamilan sekarang. Mamah dan Ibu berdoa aja ya." Ucapku, entahlah apakah jawaban itu cukup memuaskan untuk mereka. Lagi-lagi aku membuat sebuah kebohongan untuk menyelamatkan Aditya.

Author POV

Sementara itu Aditya yang berada di samping Bianca, benar-benar tercengang, sekarang giliran Aditya lah yang harus meyakinkan Orang Tuanya.

"Ya benar, bahkan kami hampir setiap hari melakukanya, tapi mungkin yang di atas belum mengijinkan. Tapi tenang saja Aditya dan Bianca akan selalu mencoba. Benarkan sayangku? " Ucap Aditya.

"Iya. kau benar" jawab Bianca singkat.

"Hei jangan bersedih, kemari lah, aku ingin memelukmu." Panggil Aditya. Sambil membuka tangannya untuk membiarkan Bianca masuk ke dalam pelukannya. Aditya memeluk wanita itu beberapa saat, menekan kepala Bianca agar terus berada di dadaNya.

Cup

Satu kecupan di kening Bianca mendarat.

Dengan cepat Bianca menarik mundur dirinya dari dekapan Aditya. Ini terlalu berlebihan baginya.

"Sayang apa kau melepaskan ku begitu saja?.” Ucap Aditya, seperti sangat menyukai permainan sandiwara itu.

Bianca kembali mendekatkan diri pada Aditya dengan terpaksa.

"Apa kau sangat menikmati peranmu sekarang Aditya?" Bisik Bianca pelan.

"Aahhhh. Kalian ini sangat romantis sekali, bahkan ayah dulu tidak pernah seromantis itu pada ibu"

"Papah Aditya juga tidak pernah.” Seru Ariani.

"Beda generasi Mah.” Balas Handoko.

"Jangan disama-samain dong Bu.”

Bianca POV.

Malam ini semua berjalan lancar, tak terasa sudah pukul 10 malam. Kami mengakhiri acara kumpul keluarga ini , Aditya dan Aku pamit pada kedua orang tua kami, sementara Ayah dan Ibuku, mereka akan menginap disini.

Aditya membukakan pintu mobil untukku, sangat manis sekali. Tapi ini akan segera berakhir sekarang, setelah kami meninggalkan kediaman Handoko.

Sepanjang perjalanan aku hanya bisa berdiam, entah setelah ini apa lagi yang akan dilakukanya padaku, tapi hari ini aku berhasil menipu mereka lagi, keluargaku sendiri. Apa ini suatu keberhasilan yang harus ku rayakan? Tentu saja tidak. Aku selalu dihantui rasa bersalah setiap kali melakukannya.

"Bukankah tadi itu menyenangkan" Tanya Aditya.

"Jika menurutmu seperti itu, aku akan menganggap hal itu menyenangkan juga" Sahutku, tanpa melihatnya.

"Aku sedang bertanya pendapatmu Bianca? " Tanya Aditya lagi.

"Menurutku, Itu sangat menyenangkan. Aku bahagia berkumpul bersama keluarga kita ! maksudku ayah,ibu,papah,dan mamah. Mereka memperlakukanku dengan baik, dan juga menyayangiku dengan tulus, apa lagi yang bisa membuatku bahagia selain mereka. Apa sekarang kau puas dengan jawabanku?." Jawabku dan menoleh kearah Aditya yang sedang fokus menyetir.

"Lalu menurutmu bagaimana denganku? Aku tidak baik dan tidak menyayangimu seperti mereka kan ! Tapi kau sepertinya begitu bersenang-senang hari ini.” Tandas Aditya.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***