Salah kamar (18+)

Fara meraba-raba pintu mencoba merasakan teksturnya untuk mengetahui apakah itu kamarnya?, semuanya sama, sangat sulit untuk membedakannya.

Ketika Fara akhirnya menemukannya, dia segera mencari tempat tidur dan berbaring di atasnya.

Fara mencoba menutupi dirinya dengan selimut, namun hanya ada satu lengan yang melingkari pinggangnya.

"Alena," suara serak yang tenang mengalir di telinganya.

Deg

"Alena........"

Jantungnya terasa berhenti, tangan yang kuat di pinggang itu semakin erat seolah berpegangan pada sesuatu dan tidak ingin melepaskannya.

Fara terjebak dalam cengkeramannya ,

Aaaaaaa seseorang tolong aku....toloonggg..... Aku harus melepaskan dan melarikan diri, tapi kalau aku melepaskan tangannya terus dia terbangun??

Fara bertengkar dengan batinnya

Aah oke , oke aku tunggu saja sampai lampunya menyala.

Dia menghela nafas legas sampai akhirnya teringat sesuatu

Tapi kalau dia bangun saat lampu sedang menyala?????!!! Dan dia menangkapku???? Aaaa sama sajaaaa TOLONGGGGG!!!!!

Jantungnya mulai berdegup kencang saat memikirkan cara untuk keluar dari situasi yang tidak diinginkan ini.

"Alena...." dia meringkuk lebih dekat mempererat pelukannya pada Fara, wajahnya tenggelam di ceruk leher fara, Randy mencium singkat lehernya, hembusan nafasnya membuat Fara merinding. Fara terus berusaha menggeliat supaya pelukan mematikan itu cepat lepas, tapi sia-sia , pelukan randy semakin erat. Fara merasa sesak, degup jantungnya tak karuan sedangkan Randy sibuk menciumi leher fara sambil mengigau.

Sekarang dia memutuskan untuk melarikan diri, akan lebih baik jika tidak tertangkap daripada ditemukan di tempat tidur dengan seorang pria yang istrinya baru meninggal sebulan yang lalu.

Dia mulai dengan kepalan tangan, lalu perlahan-lahan membebaskan diri.

Fara sudah dekat dengan pintu ketika lampu kembali menyala, dia berhenti, jantungnya berdebar, perlahan-lahan dia mendorong pintu hingga terbuka.

"Apa yang kau lakukan?"

Fara mendengar sebuah suara bertanya ketika baru saja melangkahkan kaki keluar.

Deg

Mati akuu!!

Dia berbalik 180 derajat untuk menghadapnya, Randy! dia masih terjaga seperti belum tidur.

"Aku tanya lagi, apa yang sedang kau lakukan?" Alis matanya berkerut menunggu jawaban Fara, dia tidak menjawab, dia juga tidak bisa menjelaskan bagaimana dia bisa berada di kamarnya, dia hanya salah masuk, itu saja.

"Tidak ada," Fara menjawab dengan suara bergetar.

Matanya menyipit, "Kau berharap aku percaya kalau kau tidak melakukan apa-apa di kamarku, aku bertanya lagi, apa yang kau lakukan?" Dia menyingkap selimut yang menutupinya dan berdiri, tetapi dia tidak mau mendekat ke arah Fara.

"Euhh anu mati lampu ....."

Fara memberikan jawabannya, berharap itu terdengar menyenangkan di telinganya.

"Mati lampu ?" Dia melihat ke arah lampu-lampu yang menyala dan tidak ada yang salah. "Kalau benar ada pemadaman listrik, apa yang membuatmu berpikir kalau kamarku adalah tempat teraman untuk tinggal saat gelap??"

Fara menelan ludah, bukan bermaksud untuk masuk ke kamarnya. Dia sudah menjelaskan, jadi kenapa dia mempermasalahkannya??.

"FARA??? FARADINAAAA??". Ella berteriak, itu adalah cara yang sempurna untuk keluar dari situasi ini.

"Aku benar-benar minta maaf"

Dia segera berlari keluar dari kamar Randy dan berlari ke arah sumber suara itu. Ella menggandeng tangan Fara dan menuntunnya ke meja makan.

"Kamu dari mana Fara? rumah ini cukup besar, apa kamu tersesat?, tunggu di sini biar aku panggilkan Randy, dia sudah pulang lebih awal. Pasti dia belum makan," ujarnya dengan sigap sebelum menaiki tangga menuju kamar Randy.

Fara merasa tidak nyaman, Fara, Randy, maksudnya mereka berdua berada dalam situasi yang canggung beberapa saat yang lalu dan sekarang semuanya akan menjadi .....

Semoga dia tidak turun, tolong ya Tuhan....

"Dia bilang dia tidak lapar, ayo Fara sayang makan yang banyak ya bayi itu butuh nutrisi" kata Ella berusaha memaksakan senyum, Fara tahu kalau Randy baru saja bersikap kasar padanya.

Dia merasa kasihan pada Ella, jika anaknya bertingakah seperti Randy, Fara tidak akan segan memukulnya atau memberinya pelajaran, supaya tahu sopan santun!! , tapi kasus di sini berbeda, dia baru saja mengenal keluarga ini dan tidak tahu siapa yang salah. tapi Randy juga tidak punya hak untuk memperlakukan ibunya seperti itu.

Fara hanya bisa menghela napas.

.....

Keesokan paginya Fara terbangun dengan sakit kepala yang menyakitkan setelah menghabiskan waktu untuk menemani Ella karena tak bisa tidur.

Langkahnya terhenti saat melihat Randy sedang makan di atas meja bersama ibunya. Di sepanjang jalan, Fara melihat mereka mengobrol, terlihat sangat akrab.

"Faradina ayo sarapan bersama kami"

Ella memberi isyarat kepadanya untuk datang ke meja, Fara menatap Randy ketika mendekati meja, dia begitu fokus pada ponselnya sampai Ella harus menunjukkan kalau itu adalah sikap yang tidak baik.

Fara menarik sebuah kursi dan duduk di atasnya.

"Mau makan apa, sayang?" Ella bertanya dengan ramah, ada banyak makanan di meja ini yang tidak Fara inginkan, dia merasa tidak enak kalau menolaknya, meskipun dia sebenarnya menginginkan pancake.

"Apa saja Tante," katanya mengambil sepotong roti dari nampan.

Ella mengalihkan fokusnya pada koran yang baru saja diberikan oleh pelayan, ia menatapnya dengan penuh perhatian, begitu pula Randy dengan ponselnya, hanya Fara yang mengikuti aturan tata krama makan.

"Randy sayang, apa kamu sudah dengar Amanda sudah kembali dari Cina? Bagaimana kalau kita ajukan lamaran padanya? Kamu tidak boleh melajang ........"

"Prangggg"

Randy menjatuhkan garpunya ke atas piring keramik dengan sangat dramatis sehingga kalian akan mengira ini adalah sebuah film.

"Satu bulan ..... Baru satu bulan! sejak Alena meninggal, apa kau pikir aku dengan mudah menerima hidup setelah Alena pergi? Dia adalah istriku! hidupku! Jika kau berpikir kalau menikahkanku lagi adalah ide terbaik saat ini, maka jangan panggil aku untuk sarapan bersamamu! Kau membuatku kehilangan selera makan dengan cepat" dia menyeret kursinya dan bergegas pergi, membuat ibunya mengikutinya dari belakang.

Fara pun kehilangan nafsu makan, dia mulai berpikir ulang bahwa keputusanku untuk datang ke rumah ini sama sekali tidak ada gunanya.

Fara memilih kembali ke kamar untuk menelepon ibunya, hanya dia yang bisa menghilangkan rasa sakitnya saat ini.

Mereka berbicara cukup lama sebelum akhirnya dia tidur siang. Rasanya begitu singkat, Fara masih merindukannya dan meneleponnya tidak cukup, dia ingin bertemu dengannya.

Seluruh rumah terasa membosankan dan suasananya suram. Fara masuk ke ruang kerja, Saat Fara berada di sana bersama Randy, dia teringat melihat novel-novel romantis di rak buku.

Faradina adalah penggemar berat novel romantis, novel membuat semangatnya tinggi dengan keseksian pemeran utama pria dan keanggunan wanita, tetapi satu hal yang kurang dari semua plot romantis adalah semuanya sama, tidak ada yang baru tetapi siapa yang peduli.

Ketika dia memeriksa rak buku, dia melihat beberapa novel romantis di sana, kalian harus tahu kalau perasaan Fara sungguh sangat senang.

Saat dia memindai rak buku, sebuah buku yang tampak seperti buku harian terjatuh, dia mengambilnya untuk melihat siapa pemiliknya dan ternyata buku itu milik Alena.

Fara membaca baris pertama dan itu bukanlah awal dari sebuah buku harian, dia terus membaca untuk berjaga-jaga jika dia menemukan rahasia tentang keluarganya yang bisa diketahui.

Buku .... Buku itu dipenuhi dengan fantasi seksual, yang membuatku bergairah bahkan dalam kondisiku yang sedang hamil??

Apa Alena sedang menulis sebuah buku? Tapi di buku itu dia tidak mencantumkan nama suaminya??

.....

Bersambung

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!