"terima saja Emma, kapan lagi coba dapat penawaran seperti itu jarang-jarang bukan? dapat tawaran kerjasama langsung dari bos besar. ingat tidak cita-cita kamu yang ingin sekali buka usaha untuk membahagiakan orang tua kamu, buat sekolahin adik-adik kamu sampai ke perguruan tinggi, siapa tahu dengan kamu ikut kerjasama dengan pak Farhan kamu bisa meraih semua cita-cita kamu, manfaatkan kesempatan ini." ucap Qonita dengan antusias.
"hmm.. entahlah Nit, aku cuma takut saja kalau nanti aku buat kecewa pak Farhan maupun keluarganya. aku takut kalau menghancurkan usaha pak Farhan bila nantinya justru hal terburuk yang terjadi." jelas Emma dengan raut wajah yang masih terlihat bingung dan bimbang.
"terima saja Emma aku akan dukung kamu, aku yakin kamu mampu dan sanggup menjalankan pekerjaan ini, tidak cuma aku yang dukung kamu buat meraih sukses banyak orang yang menanti kesuksesan kamu. coba dan terima dulu tawaran dari pak Farhan." pinta Qonita dengan wajah ceria sambil tersenyum.
"baiklah besok aku terima tawaran pak Farhan. aku akan membicarakannya kembali, terima kasih kamu sebagai teman sekaligus sahabat aku yang baik." ucap Emma tersenyum lebar sambil memeluk Qonita.
Jam sudah menunjukkan pukul 5 pagi, Emma bergegas bangun dan bersiap-siap untuk membuat sarapan paginya sebelum berangkat ke tempat kerja. lebih baik berangkat lebih pagi agar dapat membahas soal kerja sama mereka nanti.
"pagi Emma, kamu terlihat cantik pagi ini." canda Qonita yang tengah menyapu lantai rumah.
"apa sih Nit, aku mau ke warung membeli sayuran tidak usah mengejek deh, tidak aku masakin nanti kamu yah." ancam Emma bercanda pada Qonita.
"Yah, cuma gitu saja pakai main ancam-ancaman. Iya sudah tidak usah marah maafin aku Emma cantik." ucap Qonita sambil tersenyum semanis mungkin.
setiap hari rutinitas Emma berbelanja sayur dan memasaknya untuk dirinya dan juga sahabatnya. sedangkan Qonita tugasnya membersihkan rumah karena dia tidak pandai memasak, maka tugas memasak dan berbelanja keperluan mereka sehari-hari diserahkan kepada Emma.
setiap bulannya mereka akan patungan untuk masalah makan bersama, dan masalah kontrakan mereka patungan setiap tahunnya.
selesai sarapan Emma bersiap-siap untuk pergi berangkat bekerja bersama Qonita, tidak lupa dia membawa bekal untuk makan siangnya nanti.
sesampai di cafe pelangi, Emma segera menemui Farhan di ruangannya karena dia melihat sudah ada mobil Farhan terparkir di depan halaman cafe pelangi.
Tok! tok! tok!
"masuk." teriak Farhan dari dalam ruangan.
Ceklek!
Emma membuka pintu ruangan itu, lalu dia segera masuk ke dalamnya.
"ternyata kamu Emma, silahkan duduk. apa kamu telah memikirkannya dan menerima tawaran aku kemarin?" pertanyaan Farhan sambil mempersilahkan Emma duduk.
"Iya mas, aku memang ingin membicarakan hal itu, aku mau menerima tawaran kamu yang kemarin. tapi dengan catatan aku tetap akan melayani langsung pelanggan yang datang di cafe ini. agar aku bisa langsung melihat reaksi pelanggan yang mencicipi hidangan yang aku buat." ucap Emma sungguh-sungguh.
"memangnya kamu tidak akan kelelahan?" tanya Farhan dengan antusias.
"tidak mas itu keinginan aku, lagipula buat dessert itu mudah dan cepat mas tidak akan membuat aku kelelahan. aku hanya berangkat lebih pagi untuk mempersiapkannya saja." mohon Emma sambil tersenyum manis.
setelah berpikir lama, akhirnya Farhan menyetujui keinginan Emma.
"baiklah Emma, aku setuju syarat dari kamu. mulai awal bulan kamu bersiap-siap membuat dessert." ucap Farhan walau dia masih kepikiran dengan syarat Emma.
bukan tanpa alasan karena cafe ini selalu ramai dikunjungi oleh anak muda ataupun keluarga.
"dan ini surat perjanjian kerjasama kita, kamu baca dahulu." ucap Farhan sambil menyodorkan selembar kertas.
Emma menerima surat perjanjian itu dan membaca poin-poin di dalamnya. baginya tidak ada isi yang memberatkannya, dia langsung menyetujui perjanjian kerjasama dengan Farhan.
"terima kasih mas atas kepercayaan mas Farhan terhadap aku." ucap Emma dengan wajah bahagia.
Emma pamit untuk kembali bekerja setelah menyetujui perjanjian kerjasama tersebut.
"gimana hasilnya Emma." tanya Qonita penasaran.
"aku sudah menyetujuinya dan sudah menandatangani kontrak kerjasama dengan pak Farhan." ucap Emma dengan mata berbinar senang.
"kerjasama apa nih." tanya Banu yang tiba-tiba muncul dari belakang mereka.
"bisa tidak datang tidak ngagetin seperti itu, tahu tidak sekarang Emma sudah naik pangkat jadi Supervisor cafe ini." ucap Qonita secara terus terang.
"selamat Emma, jangan lupa traktirannya." ucap Banu terkekeh sambil menjabat tangan Emma.
"kamu ini makan terus yang dipikirkan, mari kita bekerja jangan ngerumpi terus." ucap Emma dengan tegas.
"siap bu supervisor." ucap Qonita dan Banu bersamaan sambil mereka tertawa.
"kalian ini memang benar-benar yah! kalau sudah urusan perut selalu kompak." ucap Emma dengan wajah cemberut.
"semoga aku tidak salah mengambil keputusan, semoga keputusan ini tepat demi kebahagiaan orang tua aku dan demi cita-cita aku juga yang selama ini aku angan-angankan. semoga tidak selalu mengecewakan." batin Emma dalam hatinya.
ditempat yang tidak jauh dari sana ada sepasang mata yang memperhatikan Emma dan teman-temannya yang sedang asik bercanda.
"aku hanya ingin membantu mewujudkan cita-cita kamu Emma. aku yakin kamu bisa dan pasti suatu saat akan sukses nantinya. aku akan membantu kamu untuk meraih kesuksesan itu, aku orang terdepan yang akan mendukung kamu. Cita-cita kamu sama dengan pelangi adik perempuanku yang sudah tiada tanpa kamu mengetahuinya." ucap Farhan dari kejauhan sambil memandangi Emma.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments