Malam hari telah tiba, Lin Xuan tidak tahu harus berbuat apa selain bersandar di dinding luar gubuk milik Mei Lin sambil sedikit memejamkan matanya. Namun dinginnya malam, apalagi posisi di pinggiran hutan seolah menusuk kulit Lin Xuan yang membuatnya benar-benar tidak tahan.
Apalagi Mai Lin atau gurunya sangatlah kejam, yaitu tidak membiarkan dirinya masuk. Tetapi seharusnya itu sangatlah wajar karena hanya ada satu ruangan yang cukup untuk Mei Lin tidur. Sedangkan Lin Xuan tidak memiliki wewenang untuk masuk ke dalam ruangan pribadinya.
Saat hendak tertidur sekalipun, Lin Xuan sempat berpikir tentang, apa yang di lakukan Mei Lin di hutan ini? namun dia sempat berpikir bahwa gubuk ini benar-benar baru dan bersamaan dengan Mei Lin membawanya ke tempat seperti ini.
“Mungkinkah guru kebetulan menemukan diriku ke daratan Mao? Lantas mengapa dia membawaku ke daratan manusia? Dan juga mengapa guru ke daratan Mao jika dia adalah seorang manusia?” Lin Xuan yang merasakan dinginnya suasana membuatnya tidak bisa tidur. Dan juga dia juga memikirkan sesuatu tentang alasan Mei Lin yang masuk akal.
Keesokan harinya, matahari yang belum terbit Mei Lin bangun dan keluar dari gubuknya. Menemukan Lin Xuan yang sedang bersandar di dinding bambu dalam kondisi memeluk kedua kakinya. Merasa iba? Jelas tidak.
“Lin Xuan bangun, bukankah kau ingin melatih dirimu?”
Lin Xuan yang mendengar suara dari seorang wanita, pada akhirnya dia bisa terbangun. Melihat gurunya di antara sedikit gelapnya hari yang masih dalam kondisi dini hari.
“Guru?”
“Hei bangun sialan. Jangan bermalas-malasan!”
“Ba-baik guru.”
Lin Xuan dalam posisi setengah mengantuk, dia langsung berdiri di depan Mei Lin yang sama sekali tidak berekspresi. Bahkan membuat Lin Xuan sedikit takut dengan ekspresi Mei Lin yang monoton.
“Apakah kamu melihat bukit yang ada di samping itu? Kamu harus berada di puncak bukit itu sebelum matahari terbit. Seharusnya kamu bisa melihatnya secara samar meskipun dalam kondisi dini hari.” Ujar Mei Lin.
“A-apa? Sebelum matahari terbit. Tapi guru, ini masih hari pertama, aku pikir ....”
“Waktu terus berjalan.” Potong Mei Lin.
Lin Xuan membuka matanya. Kemudian dia segera berlari dengan berat hati.
Dia benar-benar berusaha dengan keras. Masalahnya latihan yang diberikan oleh gurunya benar-benar sangat tidak masuk akal karena diharuskan untuk berada di puncak bukit sebelum matahari terbit.
Apalagi jarak tempuh yang cukup lama, menyeimbangkan waktu sampai matahari terbit itu kemungkinan sangat tidak mungkin dengan lari biasa seperti yang dilakukan oleh Lin Xuan. Kecuali apabila Lin Xuan memiliki ilmu meringankan tubuh.
Bahkan belum setengah jalan sekalipun, kondisi juga semakin terang yang menandakan bahwa matahari akan terbit sekali lagi. Lin Xuan terus berlari meskipun tubuhnya sangat kelelahan dan juga napasnya tidak teratur.
Beberapa waktu kemudian, matahari memang sudah terbit, tapi itu beberapa waktu yang lalu. Lebih tepatnya saat ini matahari sudah naik tinggi yang menandakan bahwa hari sudah menunjukkan waktu pagi. Saat itu juga, Lin Xuan melangkahkah kakinya dan sampai di atas puncak dengan tubuh yang kelelahan.
Lin Xuan benar-benar tidak tahan, dia sedikit berdecak saat melihat Mei Lin ternyata sudah berada di puncak. Posisi Mei Lin sedang duduk di atas kursi dan duduk seperti wanita pada umumnya. Selain itu dia memegang lepek dan juga tengah menyeruput teh yang membuat Lin Xuan hanya bisa tersenyum kecut.
“Kau terlambat dua jam.”
“Maafkan aku guru. Tapi tampaknya itu sangat mustahil untuk menaiki bukit sebelum matahari terbit.”
Menghiraukan topik yang dibicarakan oleh Lin Xuan, Mei Lin berkata lain. “Sekarang aku akan memberikanmu beberapa peraturan. Pertama, kamu harus bangun dini hari dan naik ke puncak bukit sebelum matahari terbit, jika tidak, kamu akan mendapatkan hukuman berdiri dan mengangkat batang kayu sesuai dengan waktu terlambat kamu. Misalnya, kamu saat ini terlambat dua jam, maka waktu hukumanmu adalah dua jam.”
“A-apa? Guru, itu tidak masuk akal!”
“Jika kamu membantah, maka hukuman yang diberikan akan bertambah kelipatannya.”
Lin Xuan terdiam membeku. Lehernya bagaikan tercekik mendengarkan peraturan dari Mei Lin yang sangat tidak masuk akal. Bahkan seorang iblis biasa sekalipun tidak akan sanggup melaksanakannya.
“Selanjutnya, kamu dilarang untuk masuk ke dalam gubukku. Jika kamu mau, kamu bisa membuat gubukmu sendiri di luar.”
“Baik guru aku mengerti.” Lin Xuan masih tersenyum pahit tentang mengingat aturan sebelumnya yang diberikan oleh Mei Lin.
Mei Lin kemudian memasukkan kursi dan gelas tehnya ke dalam cincin penyimpanan. Kemudian dia kembali berkata, “Bagus, karena ini hari pertama, aku tidak akan menghukummu.”
Lin Xuan tersenyum senang. Kemudian dia membungkukkan badannya berulang kali. “Terimakasih guru.”
Kemudian, Mei Lin mengeluarkan sebuah pil dari cincin penyimpanannya. Sebuah pil berwarna emas dengan aura yang cukup tinggi saat Lin Xuan melihatnya. Sebenarnya Lin Xuan penasaran tentang banyak hal, wajahnya dipenuhi pertanyaan, baik itu tentang cincin ruang milik Mei Lin yang seolah menyediakan apa saja, serta tentang pil tersebut.
“Telanlah ini, ini akan membangun sebuah fondasi kultivasimu secara instan. Dan, apa kau melihat pohon itu? Kamu bisa menelannya di sana, setelah itu kamu bisa mengambil posisi lotus dan cobalah untuk menyerap energi yang ada di sekitar.”
Lin Xuan mengangguk sambil menerima sebuah pil berwarna emas tersebut. Kemudian, menuruti apa yang gurunya katakan, Lin Xuan berjalan ke arah pohon yang tidak jauh dari tempat mereka dan mengambil sebuah posisi sebelum menelan pil itu.
“Aku tidak perlu menjelaskan dasarnya lagi kan? maksudku tentang apa itu Dantian, Meridian dan yang lainnya.”
“Tentu saja, murid ini sudah mengetahui dasarnya meskipun tidak pernah melakukan kultivasi.”
“Baik, sekarang lakukan tanpa ragu.”
Posisi Lin Xuan sudah duduk di bawah pohon. Hal tersebut bukan tanpa alasan, itu juga agar panas matahari tidak mengenai dirinya sehingga Lin Xuan bisa berkonsentrasi. Apalagi di bawah pohon tersebut juga mengandung energi yang begitu pekat.
Tanpa ragu, Lin Xuan menelan pil yang didapatkan dari gurunya. Saat baru melewati tenggorokan, entah kenapa seluruh tubuhnya merasakan panas. Darahnya seolah langsung mendidih yang membuat Lin Xuan sendiri hampir berteriak kesakitan karena rasanya yang tak tertahankan.
“Bayangkan bunga lotus emas mekar di dalam dirimu. Kemudian lotus emas itu menarik energi qi yang ada di sekitar. Jalur meridian juga perlu dibuka agar qi mengalir ke dalam dirimu. Xuan’er, yang paLing penting adalah konsentrasi.”
Lin Xuan mencoba menuruti apa yang gurunya katakan. Sambil berkonsentrasi, serta mendengarkan saran yang diberikan oleh gurunya, itu tentunya tidaklah mudah, namun Lin Xuan akan berusaha. Apalagi kondisi tubuh bagian dalamnya yang membuat Lin Xuan tidak begitu nyaman.
Mencoba menarik qi sekitar tampaknya tidak sulit. Bahkan Lin Xuan merasakan energi-energi tersebut saLing bertebaran yang mengharuskan Lin Xuan menariknya. Apalagi setelah dia merasakan sebuah bunga mekar di dalam dirinya, membuat kondisi tubuh dalamnya bisa sedikit beradaptasi.
“Setelah sekian lama, inikah yang disebut dengan energi alam?”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
Tiana
lanjut
2023-05-28
0