***
“tok tok tok” terdengar suara ketukan pintu
“siapa?” Tanya qiran
“aku tara” balas tara dari balik pintu
“masuk tara, tak di kunci” balas qiran kembali mengetik di papan keyboard miliknya
“ada apa?’ Tanya qiran saat tara memasuki ruangannya
“qiran besok ada pertemuan bisnis, kau keluar ya” pinta tara dengan wajah memelas
“males” balas qiran datar
“jangan gitu dong qiran? Ini kan perusahaan kamu kenapa malah aku yang jauh lebih sering muncul dari pada kamu yang jelas-jelas adalah pemiliknya” tara begitu kesal harus selalu keluar saat ada acara bisnis mewakili Qiran
“kau kan tahu, aku tak suka jika keberadaan ku diketahui orang” balas qiran
“untuk yang ini jangan khawatir qiran, acara pesta yang akan kau datangi, menggelar pesta topeng jadi tak akan ada yang mengenalimu, kau cukup membantuku bernegosiasi saja” pinta tara dengan wajah memelas
Qiran menghela nafas “ baiklah, aku akan datang” putus qiran
“semua pakaian dan pernak-pernik untuk acara besok sudah aku letakkan di kamarmu ya” ucap tara
“besok? Besok kan akhir pekan tara” qiran kesal karena mendengar acara pesta yang di adakan pada akhir pekan. Hari yang selalu ia hindari untuk bekerja
Tara menautkan kedua alisnya “memang kenapa dengan akhir pekan?” Tanya tara
Qiran langsung menghadiahi tara dengan lemparan boneka yang ada di dekatnya “jangan belaga gak tahu tara. Aku terbiasa tidur sepanjang hari saat akhir pekan” balas qiran dengan kesal
“cobalah rubah pola tidurmu itu qiran. Kalau kau merasa lelah, ya sudah tinggal gak usah ke kantor esok hari, mau kamu gak berangkat seminggu pun aku tak akan memecat mu” balas tara dengan cuek "secara kamu pemiliknya gimana juga aku mecat kamu" kekeh tara
“jangan desak aku seperti ini tara, kau tahu aku hanya bisa tidur di hari itu” ucap qiran lirih
tara tentu tahu penyakit sahabatnya yang punya penyakit insomnia dan hanya bisa tidur pulas di akhir pekan itupun asal tak melewati jam tidurnya “aku gak mau tahu” balas tara bergegas keluar ruangan
Qiran memiliki kondisi dimana dirinya hanya tidur lelap di hari minggu, di hari lain, walaupun ia merebahkan tubuhnya di atas ranjang dan memejamkan matanya tapi kesadarannya tetap terjaga, dirinya tak pernah bisa tidur pulas selain di hari minggu
***
Qiran tengah memakai kalung pemberian tara sambil bercermin “kenapa kau kembali berpakaian seperti ini” gumam qiran yang tak menyukai penampilannya saat ini
pakaian yang dulu biasa ia, pakaian yang membuat aura cantiknya terlihat dan dirinya bisa di kenali dengan baik oleh seseorang
Ponsel qiran terus berbunyi, membuat qiran terpaksa mengangkatnya “ada apa?” Tanya qiran
“sudah siap belum? Lama betul” Tanya tara dari seberang telpon
“iya, bentar lagi aku keluar “ qiran segera saja menyimpan ponselnya
Qiran membuka pintu “bisa gak? Sabar dikiiiit aja” keluh qiran saat mendapati Tara sudah ada di depan pintu
Tara hanya menatap datar qiran “gak bisa, kamu lama” tara langsung menggandeng tangan qiran agar cepat berangkat
“pelan tara” pinta qiran agar tidak bergegas berjalan karena dirinya yang sedang memakai hak tinggi itu sungguh kesulitan berjalan jika yang terlalu cepat melangkah
“harus cepat qiran, kalau sampai dia lihat kita pergi berdua, bisa ngambek dia” ucap tara dengan nada khawatir sembari melirik sekitar
Qiran terkekeh “sudah tahu, hari ini hari akhir pekan, waktu kalian bersama malah kau mengajakku ke pesta. Kalau sampai di tahu kita pergi berdua, abis kamu tara” ucap qiran menakuti tara
“sudah ah cepat” tara membawa qiran setengah berlari menuju lantai bawah tempat mobilnya terparkir
Tara melajukan mobilnya dengan tergesa-gesa “kalau kau begitu takut kekasihmu marah, setelah kau mengantarku, kau langsung pulang saja” ucap qiran yang mengerti kegelisahan sahabatnya itu
Tara menoleh dengan senyum mengembang kearah qiran “benarkah?” Tanya tara
Qiran mengangguk “ya, pasti kekasihmu akan uring-uringan kalau tak mendapati kau di apartemen dan saat mengetuk pintuku tak ada yang menyahut” balas qiran yang tahu betul sifat kekasih sahabatnya
“ah kau memang sahabat terbaikku, sangat mengerti aku” balas tara tersenyum dengan semangat
“hemmm” balas qiran
Tak sampai 15 menit, qiran sudah sampai di tempat acara “sampai” gumam tara menghentikan mobilnya
Tara mengambil topeng yang sudah ia siapkan untuk acara pesta “nih topengnya, hati-hati saat berjalan jika tak ingin ada yang mengenalimu dan menyadari kau di Indonesia” ucap tara mengingatkan qiran saat memberikan topeng
“ya, aku mengerti tara” qiran bergegas keluar mobil tara
“jika sudah selesai, telpon lah aku. Aku akan menjemputmu” ucap tara
“cih” qiran memajukan bibirnya “kalau sudah ketemu kekasihmu itu, mana ingat kau padaku” qiran tentu tahu betul sifat sahabatnya jika sudah bertemu kekasihnya
“ya kau telpon dia saja, pasti dia angkat dan akan menyuruhku menjemputmu” balas tara tahu betul sifat kekasihnya yang baik hati dan mengerti dengan pertemanannya bersama qiran
“itu gampang” balas qiran bergegas masuk aula pesta
Qiran berjalan dengan perlahan dan menyapa beberapa kolega bisnisnya yang memang ia kenal saat dirinya kembali menjadi Qiran pemilik shadow dreams
Setelah selesai menyapa qiran mengambil minuman beralkohol rendah kearah balkon, qiran memandang langit malam dari sana sambil menyesap minuman yang ada di tangannya
“kau di sini?” Tanya seorang pria menghampiri qiran
Qiran menoleh kearah sumber suara, dia terdiam bagaikan patung tak bisa bergerak dan bibirnya serasa kelu tak mampu berucap
“ah kau masih menganggap aku tak terlihat dan hanya bayangan ternyata” ucap pria tersebut yang tak lain adalah jay handerson
“bukan seperti itu jay” balas qiran dengan suara lirih
“ah ternyata kau mengingat namaku” jay menunduk sedih “terima kasih masih mengingat nama seorang bayangan sepertiku” balas jay
“jay” panggil qiran lirih
Jay mengangkat tangannya “jangan berucap apapun, aku tau aku tak akan sanggup menghindari atau membencimu jadi jangan bicara apapun” pinta jay tak ingin mendengar suara qiran yang membuatnya selalu goyah
Qiran hanya terdiam dan duduk di kursi balkon menatap langit
jay duduk di bangku panjang yang di duduki qiran dengan posisi di bagian ujung sama seperti qiran yang duduk di bagian ujung “kau lihat aku sekarang bukanlah bayangan seperti dulu, aku bisa berdiri di atas kakiku sendiri tanpa bantuanmu” ucap jay dengan lirih
Qiran mengangguk “iya, aku lihat kau ada di mana-mana sekarang” balas qiran mengiyakan jay yang memang banyak menjadi bintang iklan membuat posternya di tempel di berbagai sudut tempat di Jakarta
Jay menatap sendu qiran “apa kau menyesal sekarang, karena meninggalkanku dulu?” Tanya jay
Qiran mengangguk “ya, aku menyesal” balas qiran makin lirih tapi masih bisa si dengar oleh Jay
Jay terkekeh “tapi semua itu gak akan mengubah kenyataan, kalau kau tak pernah mencintaiku” jay bergegas pergi meninggalkan qiran sebab tak ingin makin sakit karena Qiran
Qiran hanya diam termenung menatap langit “kenyataan apa yang akan di rubah jay, karena dari dulu sampai sekarang kau masih di sana” gumam qiran menggenggam erat kalung berbentuk matahari yang selalu ia bawa dalam tasnya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 318 Episodes
Comments