Devan Memiliki kesabaran yang sangat rendah untuk duduk sambil membaca. Meskipun begitu dia tetap mengikutiku, seraya protes sepanjang waktu. Saat kuberitahu dia tidak perlu ikut, Devan hanya mengedikkan bahu & tetap mengikutiku. Namun itu tidak aneh kami bersahabat, kami melakukan semuanya bersama-sama. Devan menyeretku ke dalam hal-hal yang tidak kulakukan tanpanya, mengeluarkanku dari cangkanku yang pemalu & tertutup, & aku memastikan dia membaca buku sesekali.
Aku ingin membaca sebuah buku yang membahas tentang sejarah sihir bangsa thorvaldor. Jilid yang kuinginkan yang membahas sejarah selama rentang waktu lima ratus tahunan tapi berisi teori-teori sihir yang sekarang di anggap ketinggalan zaman, berada di atas rak sebuah ruang kecil di bagian paling belakang perpustakaan, tersimpan di atara koleksi gulungan & peta usang meskipun aku tidak punya sihir apa pun selama empat ratus tahun tidak ada seorang anggota keluarga kerajaan pun yang memiliki sihir aku tetap takjub dibuatnya. Bukan berarti aku punya cukup banyak waktu untuk mengabdikan diri dalam urusan itu, selalu banyak urusan yang lebih mendesak untuk dipelajari seorang putri. Namun, aku membaca apa pun yang bisa kubaca, bahkan saat aku tidak memahami semua isinya.
Aku sedang duduk di depan meja rendah yang di letakkan di bawah jendela, berusaha memahami kalimat-kalimat misterius, saat tiba-tiba mendengar sebuah benturan & mendongak tepat saat hujan abu melayang dari ruang kecil tempat aku menemukan buku. Aku melirik sekeliling, yakin akan melihat seorang pustakawan yang bergegas datang untuk menyelidikinya, tapi tidak ada. Jadi aku cepat-cepat masuk ke ruang itu & melihat Devan berdiri di dalam tumpukan gulungan dokumen & buku setinggi lutut.
“ Aku hanya melihat-lihat,” protes Devan sebelum aku sempat mengatakan apa pun.
“ Bukunya jatuh sendiri! “
Sambil cemberut padanya, aku menunjuk tumpukan buku. “ Bantu aku membersihkan semua ini sebelum Leonas datang.” Leonas adalah kepala pustakawan istana, & seorang pria yang memiliki pendapat tersendiri mengenai cara memperlakukan buku, bahkan buku-buku yang tidak pernah disentuh siapa pun selama bertahun-tahun.
Kami bekerja dengan cepat, sambil terus mengawasi pintu, & hanya tersisa tiga buku untuk dikembalikan saat aku tiba-tiba terdiam. Salah satu gulungan jatuh dalam keadaan terbuka, benang rapu. Yang mengikatnya putus saat menghantam lantai, & memperlihatkan gambar lahan istana. Awalnya, aku hanya melihat tulisan di sekeliling gambar, tapi ada sesuatu yang menarik mataku, & saat melihat lebih dekat, aku harus menelan ludah agar tidak terkesiap.
“ Kembalikan buku-buku itu ke raknya,” aku memerintahkan.
Devan, yang menggenggam dua buku terakhir, menyimpannya ke atas rak “ Apa itu?”
“ Nanti kuberitahu,” gumamku. Kakiku terasa gemetar akibat penemuan ini, & kuharap aku bisa keluar dari perpustakaan tanpa terjatuh atau tersandung sesuatu.
“ Cepatlah.” Kemudian, aku mengepit peta yang digambar di atas sebuah gulungan yang lebih menyerupai kain daripada kertas, & keluar dari ruangan kecil itu.
“ Apa kau takkan mengembalikannya?” Devan bertanya saat kami melewati meja yang tadi kupakai untuk membaca, bukuku masih tergeletak di sana, tapi dia terdiam saat aku memelototinya. Kami berhenti sejenak di balik sebuah rak dekat pintu masuk menunggu seorang pustakawan berlalu, lalu menyelinap keluar. Tatapan Devan tidak pernah berpaling dariku, berbeda denganku, Devan nyaris tidak perlu berkonsentrasi untuk berjalan tanpa menarik perhatian, mengingat berbagai trik yang digunakannya. Akhirnya, saat kami sudah melintasi tiga koridor, Devan merasa geli.
“ Kudengar bahkan para putri pun tidak di izinkan untuk mengambil buku dari perpustakaan tanpa seizin Leonidas.”
“ Apa kamu sungguh-sungguh ingin menceramahiku soal melanggar aturan?” tanyaku. Jantungku berdebar kencang, karena serunya penemuanku & karena tindakan nekadku. Namun Devan benar, aku belum pernah melakukan hal semacam ini. Selama ini, Devan yang menyeretku ke dalam kenakalan. Sebelumnya aku gadis yang baik, pendiam, & taat pada aturan.
Sang putri yang sempurna, kecuali sifat canggung & pemalu yang terkadang keterlaluan.
Devan menyeringai, matanya berbinar.
“ Jadi Apa itu?”
Aku tidak sanggup mencegah seringai serupa yang mencengkeram wajahku sendiri.
“ Kurasa ini pintu ke kerajaan Raja Ardan.”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 156 Episodes
Comments
Adinda
Putri Diana 😍
2023-07-12
0
Pelangi
Menarik😍
2023-07-08
0
Alma KC
Terima kasih sarannya🙏
2023-05-20
0