Shena membuka matanya, dia melihat tidak ada suaminya di sampingnya. Dia melihat jam telah pukul satu malam.
Shena keluar dari kamar dan mendapati suaminya sedang berjalan entah kemana.
Shena mencoba mengikuti kemana perginya sang suami di tengah malam. Shena melihat suaminya berjalan mengendap-endap menuju kamar yang masih berada di lantai dua.
"Dia mau kemana?"gumam Shena.
Shena kaget saat suaminya membuka pintu kamar adiknya tanpa diketuk terlebih dahulu.
"Ngapain dia malam - malam masuk kamar Mia, apa yang mereka lakukan?" Tanyanya mencoba untuk mengintip.
Pintu kamar tertutup rapat sehingga Shena tidak bisa melihat apa yang terjadi di dalam. Shena mencoba membuka pintu, akan tetapi pintu kamar dalam keadaan terkunci.
Shena tidak kehilangan cara untuk mendapatkan bukti. Dia berusaha mencari sesuatu agar bisa di manfaatkan.
Karena tidak menemukan cela apapun, akhirnya Shena pasrah. Dia tidak bisa menangkap basah mereka. Shena yang pasrah, akhirnya mengetuk pintu kamar itu.
Agak lama setelah dia berdiri mengetuk pintu,barulah pintu terbuka dengan memperlihatkan suaminya yang sedang kusut. Bajunya di pakai dalam keadaan kancing tidak sama.
Romi juga kaget saat melihat Shena yang berdiri di depan pintu. Dia mengira yang mengetuk pintu adalah salah satu dari anggota keluarga yang lain atau asisten rumah tangganya.
"Ngapain kamu di sini?" tanya Shena bertanya dengan marah.
"Aku hanya memperbaiki ada yang rusak." Jawab sang suami.
Shena masuk kedalam kamar dan menemukan adiknya sama kusutnya dengan sang suami. Dan nampak bekas kepemilikan di leher sang adik. Dia juga melihat ada cairan putih yang berceceran di atas sprei.
"Apa yang kalian lakukan?" Tanya Shena bertanya dengan marah.
"Kami...kami..." Adiknya gugup sambil memandang Romi.
"Kamu tidur dengan suami aku? Adik macam mana kamu?" Teriak Shena sehingga membangunkan semua isi penghuni rumah kecuali anak - anak mereka.
"Ada apa ini ribut - ribut?" Tanya ibunya Shena datang masuk kekamar dan di ikuti oleh asisten rumah tangganya.
"Mereka telah tidur bersama Bu, mereka berzina Bu." Adu Shena kepada ibunya.
"Apa - apaan sih kamu Shena, mereka tidak berzina karena mereka telah menikah." Ucap ayahnya emosi karena tidurnya terganggu karena teriakan Shena.
Shena kaget mendengar jawaban sang ayah. Shena menatap ibunya meminta kebenaran. Dia yakin bahwa abangnya tidak serius.
"Jawab saja ibu, toh dia juga sudah melihat kok." Kali ini yang berbicara adalah Mia sendiri.
"Apakah benar yang di katakan ayah ibu?" Tanya Shena.
"Iya, Romi telah menikah dengan adikmu."
Hati Shena lansung bergejolak ketika tau bahwa suami dan adiknya telah menikah. Tubuhnya terasa lemah, dia hampir saja terjatuh ke lantai.
"Sejak kapan pernikahan itu terjadi mas? Tapi Mia kan punya suami" Tanya Shena menanyai sang suami sambil memegang kra baju suaminya.
"Lepasin aku Shena, kamu bisa menyakiti aku." Ucap Romi mencoba melepaskan tangannya Shena dari kra bahunya.
"jawab dulu, kapan kalian menikah?" Tanya Shena marah dengan mata memerah.
"Kamu adalah wanita beristri, apakah kalian gila? Tetap saja haram" Tangis Shena sudah tidak terbendung lagi. Dia tidak percaya bahwa sang adik akan menjadi duri dalam rumah tangganya.
"Kenapa kamu melakukan ini kepadaku?" Tanya Shena histeris setelah mendengar semua jawabannya.
"Hentikan tangis kamu, nanti terdengar yang lain memalukan." Tegur ibunya.
"Kenapa?apa ibu tau apa yang mereka lakukan?" Tanya Shena.
"Mereka sudah menikah selama tiga tahun, saat itu mereka sama-sama tidak sengaja, dan adikmu hamil oleh Romi, maka kami tidak punya pilihan lain selain menikahkan mereka secara sirih."
"Jadi anak itu bukan anak Arman?"tanya Shena lemas.
"Arman tidak pernah menyentuh adikmu karena sudah tau Mia hamil, karena kamu sudah tau, kami berharap kamu bisa menerima semua ini." Jawab ibunya.
"Jahat kamu mas, aku ingin kamu ceraikan aku mas." Ucap Shena memukul dada suaminya.
Melihat Shena memukul dada suaminya, membuat Mia tidak tahan dengan sikap kakaknya yang kekanak-kanakan.
"Cukup kak, kamu bisa menyakiti mas Romi." Ucap Mia menarik tangan Shena menjauh dari tubuh Romi.
"Dengar Shena, aku tidak akan menceraikan kamu sampai kapanpun, jadi jangan berharap." ucap Romi.
"Ceraikan aku mas, aku tidak Sudi hidup dengan lelaki penghianat, kamu kejam bisa selingkuh dengan adikku, bahkan kamu menikahinya, dimana otak kamu."
"Jangan hanya menyalahkan kami, introspeksi diri kamu kak, jika mas Romi berpaling kepada wanita lain, berarti servis kamu kurang, gimana mas Romi berminat dengan kamu jika kamu hari - hari bau bawang dan asap."
"Iya, kamu jangan banyak tuntutan, ayo tidur semua." ucap Ayahnya.
"Aku mau semua selesai malam ini,aku ingin tetap bercerai." ucap Shena tetap pada pendiriannya.
"Jika kamu berani bercerai, jangan harap bisa membawa apa - apa dari rumah ini." Ucap Romi marah.
Romi tidak bisa memutuskan memilih salah satu dari mereka. Dia sangat menyukai dan mencintai istrinya yang cantik. Akan tetapi dia juga tidak bisa meninggalkan Mia karena wanita itu selalu bisa membuatnya menjadi hebat di ranjang.
"Sudahlah, terima saja takdirmu, ibu tidak bisa membantu kamu jika kamu di usir oleh Romi, bahkan kamu bisa kehilangan hak asuh anak kamu jika kamu meminta cerai dari Romi, pikirkan perkembangan anak kamu." Ucap ibunya.
"Kak nggak usah ngeyel, mas Romi tidak akan menceraikan aku,karena apa? aku bisa memberikan servis 10 kali sehari, kamu tau kak kami telah melakukan di ruang tamu, di dapur, di ruang tengah bahkan di kamar kamu." ucap Mia dengan bangga.
PLAKK
Shena menampar Mia dengan kencang sehingga Mia terhuyung ke belakang.
"Shena apa - apaan kamu main kekerasan segala, kamu tuh banyak kurangnya,masih menyalahkan orang lain." ucap Ibunya.
Shena tidak pernah menyangka bahwa ia memiliki seorang ibu yang tidak memiliki perasaan. Sebagai sesama wanita bisa - bisanya ibunya membela penghancur rumah tangganya.
"Ibu macam apa ibu yang membiarkan menantunya berselingkuh dan berzina dalam rumah, harusnya seorang ibu melindungi anak-anak dari bahaya." Ucap Shena.
"Kamu jangan banyak bacot lah, jika kamu kamu pergi, maka pergilah dengan tanpa membawa apa - apa." Ucap sang suami menjadi ikut emosi.
Dia menyeret sang istri menuju pintu utama. Jam menunjukkan pukul 2 malam. Suasana di luar sedang hujan.
"Malam ini pergilah sesukamu, dan jangan pernah kembali kerumah ini, keluar dari ruang ini maka jatuh talak 1." Ucap Romi kepada Shena.
Keluarga Shena hanya diam melihat Kemuning di seret keluar dari kamar. Sedangkan Mia tersenyum puas.
"Aku nggak perlu kuatir, jika mereka bercerai maka aku dan mas Romi tidak perlu sembunyi - sembunyi lagi, kami bisa menikah secara resmi dan aku akan mengakhiri kontrak dengan mas Arman." Ucap Mia sambil tersenyum senang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments
Santi Rizal
apakah Mia bukan adik kandung?tega banget sama kk nya
2023-04-29
0
Yunerty Blessa
suami kurang ajar bersama adik dan kedua orang tua nya..sabar Shena..pergi saja dan balas perbuatan mereka.. buktikan yang kau juga mampu.
2023-04-24
0
ernahafa
ada g ya kenyataan ky gt ..nyesek aq
2023-03-18
1