Marah

"Alana maheswari" Alana terperanjat mendengar nama nya di sebut dengan lengkap di tambah tepukan di bahu kiri nya membuat Alana sontak menegakkan duduk nya.

"Jadi, berada keseimbangan pendapatan setelah di kenakan pajak dua puluh persen?" Revan menatap Alana dengan insten sembari mengetuk getuk meja Alana menggunakan spidol di tangan nya dan menunggu jawaban Alana.

Suasana di kelas mendadak tegang, semua mahasiswa tidak berani menatap Revan yang kembali berjalan menuju meja nya.

"Kalau kamu tidak bisa memperhatikan dengan benar apa yang saya ajarkan, silahkan keluar dari kelas saya, Alana Maheswari" kata Revan dengan tegas.

"Maaf Pak" kata Alana dengan lirih.

"Satu hal yang saya minta dari kalian. . Fokus! mata kuliah saya ini sangat penting, bobot sks nya besar" ucap Revan dengan tegas lalu menatap Alana dengan tajam.

Alana yang di tatap hanya menundukkan pandangan nya dan berpura pura tidak tahu jika Revan sedang menatap nya.

Hal ini lah yang membuat seorang dosen bernama Revan yaitu suami Alana tidak memiliki fans sama sekali khusus nya oleh fakultas Ekonomi dan bisnis karena ketegasan nya dalam mengajar. Dosen killer, begitu lah sebutan yang di berikan oleh parah mahasiswa untuk Revan.

🍃🍃🍃

Suara pintu kamar yang terbuka mengalihkan asistensi Revan yang sedang berperang dengan laptop nya di dalam kamar. "Kamu telat pulang lagi" kata Revan dengan wajah datar nya.

Alana menghentikan langkah nya lalu menatap Revan. "Maaf Pak" kata Alana lalu kembali berjalan menuju kamar mandi.

Sebelah alis Revan reflek terangkat melihat reaksi Alana yang tidak seperti biasa nya. "Saya tidak suka jika kamu pulang larut malam" kata Revan sontak menghentikan langkah Alana yang sudah hampir masuk ke dalam kamar mandi.

"Maksud bapak apa ya" tanya Alana yang di buat bingung oleh sikap Revan barusan. biasanya Revan tidak perna mengurusi urusan Alana dan Revan selalu tak acuh dengan apapun yang di lakukan dengan Alana.

"Saya yakin, kamu tidak sebodoh itu untuk memahami maksud kalimat saya"

"Iya, maksud saya, kenapa bapak tiba tiba ngurusin hidup saya? ini hidup saya, terserah saya mau pergi kemana saja dan pulang kapan saja" Jika di kampus Alana terlihat kalem namun berbeda saat berada di rumah bersama Revan.

"Saya suami kamu" kata Revan sembari menutup laptop nya. "Terlepas dari alasan pernikahan kita, kita tetap suami istri yang sah di mata hukum dan agama" Revan lalu mematikan laptop nya lalu berjalan menuju ranjang untuk merebahkan tubuh nya lelah.

🍃🍃🍃

"GIBRAN WIJAYA!"

Seorang pria paruh baya berjalan menuju kamar putra bungsu nya dengan amarah memuncak sembari berteriak.

Brak..

Gibran yang sedang bermain PS di dalam kamar nya terhentak saat mendengar suara pintu yang terbuka dengan keras. "Gibran Wijaya!" Suara sang ayah menggelegar di kamar Gibran. Entah kesalahan apa lagi yang di buat anak bungsu nya itu hingga membuat sang ayah begitu marah.

Sang ayah melemparkan beberapa kertas ke hadapan Gibran. "Apa lagi ini, Gibran!" Terdengar suara sang ayah sangat frustasi akibat ulah putra nya.

Gibran hanya melihat kertas itu tanpa berniat untuk membaca nya karena Gibran sudah tahu apa isi nya. "Ayah capek harus menghadap dengan kepala sekolah karena ulah mu! Ayah juga malu Gibran!".

Gibran hanya diam mendengar sang ayah memarahinya. Hal ini sudah biasa bagi Gibran.

"Kau baru kelas 1 SMA tapi sudah dua sekolah yang mengeluarkan mu karena kenalan mu itu! Sampai kapan kau terus begini!" Sang ayah mengambil nafas lalu menghembuskan nya secara perlahan.

"Ayah ingin kau menjadi seorang dokter hebat bukan jadi cowok brandalan yang tidak tahu aturan!" Ucap sang ayah prustasi.

"Tapi Gibran tidak ingin jadi dokter. Kenapa ayah selalu memaksa kan kehendak tanpa perduli dengan apa yang Gibran ingin kan"

"Ayah tidak mau tahu! Kau harus menjadi dokter!" Ayah Wijaya keluar dari kamar Gibran dengan membanting pintu sangat keras.

"Aarrrggghhh" Gibran yang tersulut emosi melepas Ps nya ke dinding lalu terus mengumpat.

Ibarat air dan minyak yang tidak akan pernah bersatu begitu lah Gibran dan Ayah nya. Om Wijaya ingin jika Gibran menjadi dokter namun beda lagi dengan Gibran yang memiliki hoby balapan liar.

Gibran Wijaya seorang cowok berandal yang hobi balapan liar. Baginya, kehidupan malam lebih indah di banding kehidupan nya yang berantakan.

Walaupun Gibran terlahir dari keluarga kaya raya namun Gibran selalu merasa kesepian. Sang ayah terlalu sibuk dengan kerjaan nya. kakak nya yang bernama Revan juga sibuk mengajar di kampus. Sedangkan ibu nya selalu terlihat murung kadang juga ibu nya sering melakukan percobaan bunuh diri.

Bahkan sering kali Gibran mendengar ibu nya meminta cerai saat sedang bertengkar dengan sang ayah. Gibran yang masih berusia enam belas tahun di buat depresi dengan kedua orang tua nya yang selalu bertengkar.

Terpopuler

Comments

Ani

Ani

orang tua memaksa keinginan nya pada anak, padahal anak juga punya cita-cita sendiri. huuuuh😯 repot

2023-03-13

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!