Mengamuk

Belum sempat Revan menjawab ucapan Alana, kini terdengar suara ponsel Alana yang berdering dan dengan cepat Alana mengangkat panggilan masuk dari ayah nya.

"Alana Maheswari!!" suara seorang pria paruh baya terdengar sangat marah pada anak gadis nya.

"Ada apa ayah? " jawab Alana ragu ragu, Alana berdoa semoga saja sang ayah belum melihat berita pagi ini.

"Buka pintu kamar nya"

"Pintu kamar apa?" ngelek.

"Buka atau ayah akan mendobrak nya lalu menyeret mu keluar" kata nya dengan tegas.

Mendengar ancaman ayah nya, dengan cepat Alana berlari membuka pintu dan ternyata ayah nya sudah berdiri di dapan kamar dengan rahang yang mengeras karena amarah.

Mendengar ancaman ayah nya, dengan cepat Alana berlari membuka pintu dan ternyata ayah nya sudah berdiri di depan kamar dengan rahang yang mengeras karena amarah.

Plakk

Sebuah tamparan keras mendarat di wajah mulus Alana. "Dasar anak tidak tau malu!" ucap Dimas lalu menyeret tangan Alana masuk ke dalam. "Dimana pria brengsek itu?" tanya Dimas dengan ke marahan yang sudah memuncak. "Keluar kau brengsek!!". umpat ayah Alana.

Revan yang hanya menggunakan celana belum sempat memakai baju nya langsung di amuk oleh Ayah Alana. "Berani sekali kau menyentuh putri ku" Dimas yang gelap mata terus memberikan bogeman di wajah Adrian.

Sedangkan Revan hanya menahan pukulan tersebut tanpa membalas nya. "Anda salah faham" kata Revan sembari terus menahan pukulan Dimas.

"Salah faham bagaimana! kau jangan mengelak lagi karena seluruh dunia sudah tahu semua nya!"

"Stop ayah" teriakan Alana membuat Dimas berhenti dengan aksi konyol nya.

"Ayah salah faham, ini tidak seperti yang ayah fikir kan"

"Yang di bilang gadis ini bener Om" Revan mencoba mengajak Dimas berbicara dengan tenang. "Lebih baik kita bicara kan masalah ini baik-baik" Dimas melirik Alana sebentar lalu melirik wajah Revan 00 yang sudah lumayan lebam akibat ulah nya.

"Tidak usah! mulai sekarang kamu bukan lagi anak saya dan anggap saja kita tidak pernah memiliki hubungan" kata Dimas sembari berdiri dan berjalan berniat untuk keluar dari kamar tersebut.

Alana dengan cepat menahan pergelangan tangan sang ayah "Tunggu ayah" tangis Alana pecah saat mendengar ucapan sang ayah.

Namun siapa sangka jika sang ayah malah menepis tangan Alana lalu kembali berjalan menjauhi Alana tanpa menatap dan mendengarkan ucapan Alana.

Setelah kepergian Dimas, Alana lalu menangis histeris karena tidak menyangka akan mendapatkan takdir sesial ini.

Revan yang melihat Alana menangis histeris lalu menghampiri nya. "Ini semua terjadi karena kecerobohan saya" Revan diam sejenak lalu kembali berkata dan menatap wajah cantik Alana yang sedang menangis. "Semalam saya mabuk berat hingga saya memasuki kamar yang salah, saya benar benar minta maaf atas kejadian ini" lanjut Revan.

Alana menatap Revan dengan tatapan kebencian. "Enak banget kamu ngomong, kamu pikir dengan meminta maaf semua masalah akan selesai!" kata Alana sembari mengamuk mencakar dan memukul wajah Revan

Dalam masalah ini Alana lah yang paling di rugi kan jadi wajar kalau Alana mengamuk sebab profesi nya sebagai artis akan membuat para fans dan haters menghujat nya habis habisan.

"Lalu kamu ingin saya bagaimana?"

"Saya ingin kamu buat pengakuan terbuka di hadapan publik jika kamu yang bersalah bukan saya"

"Tidak segampang itu, bagaimana dengan profesi saya sebagai dosen dan bagaimana tanggapan keluarga saya nanti nya"

"Saya tidak perduli"

"Kamu jangan egois, walaupun ini kesalahan saya tapi kamu tidak bisa seenaknya"

Saat sedang berdebat tiba tiba saja Rey dan Tamara datang menghampiri Alana dan Revan yang sama sama terdiam saat kedua sosok itu masuk ke dalam kamar nya dengan tatapan bingung. "Ada apa ini?" tanya Tamara dengan polos nya.

Alana hanya diam lalu duduk di sofa dengan perasaan putus asa. Alana yang sudah hapal betul dengan sikap sang ayah jika sang ayah sangat tegas dan apapun yang dia katakan maka tidak akan bisa di bantah lagi.

"Saya sudah melihat berita kalian yang viral di mana mana. Ada baik nya jika kita bicarakan masalah ini dengan kekeluargaan saja"

Tamara berjalan menghampiri Alana lalu memeluk nya dengan mata yang berkaca kaca menahan tangis. "Maafin gue Lan" kata Tamara dengan rasa bersalah.

Revan dan Rey pun duduk di depan kedua gadis cantik itu. "Lebih baik kalian menikah saja agar nama baik kalian tetap aman" saran Rey seketika Rey di tatap sinis oleh Alana dan Revan.

"Tidak" mereka berdua kompak mengatakan tidak dengan wajah terkejut.

"Lalu bagaimana? ini adalah jalan satu satu nya agar kalian terhindar dari gosip"

"Kamu tau kan jika Alana adalah seorang artis terkenal seluruh fans dan haters akan menghujat nya jika kamu tidak melakukan pengakuan secara terbuka ke publik dan di satu sisi karir kamu sebagai dosen dan penerus keluarga Wijaya akan hancur jika kamu melakukan pengakuan, jadi lebih baik kalian menikah saja agar sama sama aman"

Tanpa banyak berfikir Alana menjawab "Tidak bis.. " namun belum sempat ucapan nya selesai malah di potong oleh Revan.

"Baiklah saya setuju dengan usul kamu" seketika Alana melongo saat mendengar jawaban Revan.

"Ohh tidak" Alana yang tadi nya judes kini menjadi lemas dengan wajah memelas.

Alana ingin menolak namun karena sedikit pencerahan dari Tamara dan Rey akhirnya Alana pun setuju.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!