Skip
Lima bulan kemudian..
Kini Alana mulai terbiasa hidup bersama Revan dan kedua anak kembar nya. Setelah acara pernikahan mereka beberapa bulan yang lalu, Revan membuat surat perjanjian jika diri nya tidak akan menyentuh Alana dan membiarkan Alana hidup bebas tanpa tekanan dari Revan.
Walaupun begitu Alana harus tetap menjaga tingkah laku nya karena biar bagaimana pun Alana adalah istri sah Revan dan apapun yang di lakukan oleh Alana akan berdampak pada Revan juga.
.
.
.
Di sebuah koridor nampak Alana yang berlari dengan tergesa-gesa dengan rambut yang berantakan kan dan tangan kanan nya menenteng totebag.
Setelah sampai di depan kelas, sejenak Alana mengatur nafas nya lalu menarik kenop pintu dan melangkah masuk namun langkah nya terhenti saat mendengar suara yang sangat familiar menurut nya.
"Keluar" kata Revan dengan tegas.
Bahu Alana merosot lesu. "Maaf Pak saya terlambat" kata Alana dengan memelas.
"Karena kamu terlambat jadi lebih kamu tidak usah ikut pelajaran saya, cepat keluar"
Mulut Alana komat kamit seperti sedang mengumpat Revan "Iya Pak" jawab nya sembari berjalan keluar kelas.
Walaupun Alana adalah istri nya namun jika berada di kampus Revan tetap bersikap profesional terhadap Alana.
Sejak menjadi istri Revan yang super dingin, Alana di buat frustasi karena mata pelajaran yang di ampui oleh Revan sangat susah di jawab.
Tampa terasa langit sudah berubah warna menjadi hitam pekat bertabur kan bintang di langit yang sangat cantik.
Revan dan Alana kini berada di satu ruangan yang sama, yaitu di ruang tamu bersama si kembar. Alana dengan santai nya menonton sembari ngemil sedang kan Revan sedang sibuk berperang dengan laptop nya.
Drrrtttt
Drrrtttt
Suara getaran ponsel yang berasal dari atas meja di depan Alana sontak mendapat tatapan dari Revan.
"Maaf Pak, saya angkat telfon dulu" kata Alana lalu menekan tombol hijau pada layar.
Baru saja Alana ingin menyapa tapi suara Tamara lebih dulu merusak indra pendengaran Alana. "Akhhh Alana laki lo gila yak!! bisa bisa nya di majuin deadline tugas!" oceh Tamara dengan suara pekikan di sebrang sana.
Alana yang tadi nya ingin masuk ke dalam kamar nya kini terhenti. "Deadline nya kapan?" tanya Alana.
"Besok pagi harus di kumpulin!! sinting kali dia! ngak mikir apa buat makalah itu ribet banget" oceh Tamara yang tak diindahkan oleh Alana.
"Gila gue belum kerjain sama sekali" pekik Alana hingga Revan dan si kembar yang berada di ruang tamu sampai mendengar suara Alana.
Alana lalu masuk ke dalam kamar dan menyalakan leptop nya. "Lo udah ngerjain belum?" tanya Alana.
"Ini lagi gue kerjaan, tapi stres banget karna ngak bisa copy paste. Akhh gue ngak mau ngulang kelas pak Revan suami gila lo itu" Tamara terus mengoceh dan mengumpat Revan yang memberikan soal di luar nalar dan harus di selesai kan dengan waktu singkat.
Alana pun dengan cepat mengerjakan tugas yang di berikan oleh Revan satu minggu yang lalu hingga larut malam bahkan Alana tertidur di meja belajar nya.
Revan yang baru saja menyelesaikan kerjaan nya di ruang tamu di buat melongo saat melihat Alana tertidur dengan pulas di depan leptop nya.
Revan lalu menyimpan leptop nya di meja dan menggendong Alana naik ke atas kasur dengan hati hati agar Alana tidak terbangun. Setelah itu Revan juga ikut berbaring di samping Alana.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments