"Dasar tuh anak bikin aku darah tinggi saja, jangan sampai aku kena omel ayah lagi, aku harus fokus belajar, untuk kenaikan kelas.
Riska masih ngedumel sendiri" sambil mengayuh sepedanya.
"Ris, tunggu dong, kamu kok tinggalin kita sih?" teriak Mia.
Riska menoleh ke belakang melihat teman-temanya dan memberhentikan laju sepedanya.
"Maaf, habisnya aku kesel banget, siang ini sangat menyebalkan" ujar Riska.
"Aku tau kamu sedang kesal, tapi jangan ke kita berdua dong" sahut Rini.
"Siapa bilang aku kesal sama kalian berdua? kan aku marahnya sama Reno aja kok" ucapnya.
"Sudah sudah, ini panas banget, kita ngadem dulu yuk, mampir ke warung dulu, haus banget aku" sela Mia.
"Ris, udah dong, muka jangan di tekuk terus, jelek tau" ucap Rini sambil tersenyum.
"Ya ya, jangan bahas itu terus dong tambah kesel aku, ingat dia terus" ujarnya.
"Jangan sampai benci jadi cinta loh, hihi" kata Rani, buat Riska mendelik ke arahnya.
"Ayo cepetan!" teriak Mia, lelet banget sih, Mia berkacak pinggang ke arah teman-temanya kesal.
Mereka pun masuk ke warung beli minuman dingin, setelah di rasa cukup adem, mereka berpisah di depan warung menuju rumah masing-masing.
Sampainya Riska di rumah ternyata sepi, tak seperti biasanya, ada adiknya main di teras.
"Assalamu'alaikum, bunda, bunda kemana ya? kok sepi banget" bicara sendir, sambil celingukan.
Mencoba buka pintu ternyata di kunci, duduk lah Riska di kursi yang tersedia di terasanya.
Beberapa menit kemudian muncullah bundanya sama adiknya.
"Assalamu'alaikum, nak"
"Wa'alaikum'mussalam, bunda.
"Bunda dari mana sama adik?"tanya Riska.
"Nih, adikmu di jemput main sama Ana dan johan,malah ke enakan, nggak pulang-pulang" sungut bundanya sambil menunjuk Bimo.
si bocah cuman nyengir saja, memperlihatkan gigi ompong nya.
"Bunda emang nggak tau ya, akal nih bocah?" tanya Riska, sambil geleng-geleng kepala.
"Nggak, ada apa?" ucap bundanya, sambil menaikkan sebelah alisnya.
"Nih anak bujang bunda, naksir sama Ana, gimana nggak betah coba, main di rumah Ana"
Yang di sidang cuman senyum simpul, bundanya heran, dan mengernyit bingung.
"Bener itu dek? apa yang di kata kakakmu?" tanya bundanya.
Tersenyum dan mengangguk kan kepalanya sebagai jawaban Bimo.
"Sabar bunda, aku suka Ana karena bibirnya tidak merah seperti bunda, tidak seperti kakak tuh" tunjuk Bimo.
"Dasar bocah, kecil-kecil dah playboy, Desi juga kamu pepet kan?" pancing Riska sambil mencebikkan bibirnya.
"kakak jangan buka rahasia aku terus dong, aku laki-laki, sudah besar, tidak apa punya pacar banyak" kilahnya Bimo.
"Cukup! Bimo! kamu masih sekolah PAUD dah main cinta-cintaan, kamu juga masih ngompol di kasur, lihat aja kalo ayahmu tahu nanti" ancam bundanya.
"Bentar lagi aku masuk SD bunda, tubuhku akan semakin besar, para gadis akan makin terpesona padaku bunda" bundanya hanya memijit pangkal hidungnya, pusing memikirkan bagaimana saat besar nanti, masih kecil saja sudah begini, menurun pada siapa ini anak, ayahnya yang kalem dan sabar, kok anaknya kayak gini" batinnya.
"Bunda ayo buka pintunya, kakak lapar dan gerah nih" Riska memecah lamunan bundanya.
"Oh, maaf nak, bunda jadi lupa, dek cuci kaki dan tangan terus tidur siang, jangan lupa pipis" ucap bundanya ke arah Bimo sambil membuka pintu.
"Ok bunda, anakmu yang ganteng ini tidak akan lupa" sambil menepuk dadanya bangga.
Riska hanya mendelik ke arah adiknya.
"Bunda sama ayah, mungut di mana sih ini anak" ledek Riska.
"kakak!" teriak Bimo, sambil mengejar kakaknya,sedangkan bundanya hanya geleng-geleng melihat ke lakuan anak-anaknya.
"Bimo, sudah dong, bentar lagi ayah pulang, nanti adik kena marah" teriak bundanya.
Tapi tidak juga mereka berhenti kejar-kejaran.
"Huh, capek aku dik, cepat sana keburu ayah pulang, kakak juga lapar" ucap Riska ngos-ngosan.
"Aku nggak mau, kakak harus rasakan pembalasan ku" ucap nya tanpa berhenti mengejar.
"Ok, aku adu kan sama ayah, kalo kamu banyak pacar, biar tidak di kasih sekolah lagi" teriak Riska sambil berlari.
"Huh dasar tukang adu, baiklah kali ini aku lepaskan, tidak untuk besok-besok" katanya sambil berlari ke kamarnya.
Riska juga menuju kamarnya, setelah habis mandi dan solat langsung keluar makan, habis makan langsung masuk kamar lagi untuk istirahat.
Jam dua lebih ayahnya pulang kerja, ayahnya bekerja sebagai guru, di salah satu sekolah SMA ternama, sedangkan bundanya ibu rumah tangga sambil jualan online.
Seperti biasa, Riska juga membantu bundanya, membersihkan rumah dan halamannya kalo sore, sambil menyiram bunga, sedangkan ayah dan bundanya duduk di teras sambil main hp, tentunya untuk jualan online.
Tampa sadar ada yang memperhatikannya di sebrang jalan sambil tersenyum "Rajinnya calon istriku" ucapnya sendiri.
Tak lama setelah itu, Reno pun berlalu pergi,karena tak sengaja melihat pujaan hatinya, sambil lewat depan rumah Riska.
***
Ke esok kan paginya di sekolah, kedua sahabatnya heboh, gara-gara ada cewek yang cari Riska, yang ngaku pacar Reno.
"Ris ,tau nggak, ada yang cari kamu loh, terus bilang dia ceweknya Reno, apa kamu akan temuin cewek itu?" ujar Rini.
Riska hanya menaikkan sebelah alisnya untuk menanggapi ucapan teman-temanya.
"Kenapa aku harus repot sih? biarin saja lah, toh aku nggak ada hubungan apa-apa" gumam Riska, sambil masuk ke dalam kelas, di ikuti ke dua sahabatnya. Beberapa jam belajar dengan khusuk, tanpa memikirkan apa pun.
Bel keluar main pun berbunyi, mereka langsung menuju kantin sekolah, untuk mencari makan, baru saja duduk, sudah di labrak.
"Hey kamu yang namanya Riska?" tunjuk Jessica.
"Ya aku Riska, ada apa? ada perlu apa mencari ku?" ucap Riska santai.
"Kamu jauhi Reno, jangan keganjenan deh, Reno itu pacar ku" ingat itu ujarnya.
"Ambil aja aku nggak butuh dan tidak tertarik" ucap Riska sambil menyeruput minumannya.
Jessica pergi dengan perasaan kesal dan penuh amarah.
Aku bilang juga apa, pasti akan ada yang melabrak ku, gara-gara playboy itu, awas saja kamu Reno" batin Riska.
"Kamu nggak apa-apa kan Ris?" tanya Mia, memastikan.
"Seperti yang kalian lihat" ujarnya, tersenyum, memangnya aku harus ngamuk?"ucap Riska.
"Iya, benar juga sih, kan kamu juga nggak salah" sahut Rani.
"Aku bingung deh, apa yang cewek-cewek itu kejar dari si Reno itu, cakep juga nggak, heran aku" sungut Riska.
Rani dan Mia hanya tersenyum, mendengar gerutuan Riska, apa Riska nggak sadar ya? kalo Reno itu cakep banget, ketua OSIS lagi, cewek mana sih yang tolak dia, aku aja mau, Riska aja yang lihat dia ngk tampan, batin Rini.
"Kalian senyum-senyum kenapa sih" tatap Riska sama ke dua sahabatnya.
BERSAMBUNG...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
𝒀𝑶𝑺𝑯𝕌𝔸ˢ
putih abu-abu...
2023-04-03
1