Setiap pagi buk salmah, akan mengomel,karena anak gadisnya keluar kamar selalu telat, entah apa yang di kerja kan. selalu buat kami menunggu saat sarapan.
"Ris..cepetan nak, nanti telat ke sekolah, kamu dandan lama banget sih" ibu salmah menggerutu sambil menyiapkan sarapan di meja makan.
"Selamat pagi semaunya hehehe, maaf ayah, bunda, dan adikku yang paling ganteng sedunia, umm wangi sekali nasi gorengnya bunda"
"Tidak usah merayu bunda, cepat sarapan" perintah buk salmah, dan Bimo tersenyum mengejek.
"Baik bunda ku tersayang, jangan marah-marah terus dong" buk Salmah mendelik mendengar ucapan putrinya.
"Kakak cantik sekali cuma mau sekolah, kayak bibir buk guru ku yg merah kayak cabe hihi" Bimo meledek kakaknya.
"Iis, anak kecil sok tau, bibir merah bibir merah lagi!" ucap Riska sambil mendelik, menatap adiknya.
"Sudah-sudah cepat habisin sarapannya, lihat ayah sudah selesai nih, kalian berdua masih aja berdebat"sela pak Arif.
"Bimo yang duluan yah" wele..makin Bimo menjulurkan lidahnya, membuat Riska makin kesal.
"Bimo, ayah tinggal nih" setelah di ancam di tinggalin baru Bimo berhenti menjahili kakaknya.
"Bunda temanku Dion, katanya bentar lagi punya adik, Bimo kapan bunda?"
hug hug, buk salmah tersedak mendengar pertanyaan anaknya.
"Kalian berdua saja bunda pusing! apa lagi nambah lagi" ucap buk Salmah, sambil menatap suaminya.
Pak Arif hanya tersenyum.
"Riska, kamu ikut ayah apa naek sepeda?" tanya pak Arif.
"Naek sepeda aja ayah"
ucap Riska sambil mencium tangan kedua orang tuanya.
"Hati-hati di jalan nak" Riska berlalu sambil tersenyum melambaikan tangannya, dengan bahagia.
"Bunda sayang, kita berangkat dulu ya, hati-hati di rumah" pamit pak Arif.
"Ayah cepetan, adek ada janji sama teman hari ini" buk Salmah menaikkan sebelah alisnya, menatap Bimo.
"Awas ya Bimo! kamu macam-macam sama gadis-gadis di sekolah" ancam buk salmah.
pak Arif hanya hanya terkekeh geli.
"Beneran bunda, adek tidak macam-macam kok" kata Bimo sambil mengangkat dua jari nya.
"Anak bujangmu memang tampan bunda, makanya banyak anak gadis yang mengejarnya" ucap pak Arif,
buk salmah hanya memutar bola matanya mendengar ucapan suaminya.
"Pipis aja masih di celana, udah berani rayu ank gadis" Bimo hanya tersenyum, mendengar bundanya ngomel.
"Bunda jangan begitu dong, malu-maluin Bimo aja, lihat aku sudah dewasa, yang salah para gadis itu, yang selalu datang memberiku coklat dan bunga bunda" ucap Bimo sambil menepuk dadanya bangga.
"Sudah lah, pada jalan sana, nanti bunda yang jemput, jangan kemana-mana sebelum bunda datang ya"
"Ok bunda" ucap Bimo, sambil mencium tangan bundanya, dan buk Salmah mencium tangan suaminya.
Beberapa menit saja Riska dah sampai sekolahnya, karena memang dekat dengan rumahnya.
"Hai Rani, Mia, apa kabar?" sapa Riska.
"Baik Ris jawab ke dua sahabatnya"
"Bibir mu merona banget Ris" ucap Mia, Rani pun mengangguk.
"Lipstik baru kah, tanya Rani" kalian lama-lama kayak Bimo ledekin aku bibir merah, padahal aku hanya pake sedikit.
Hehehe "Jangan marah dong buk, gimana kalo nanti sepulang sekolah kita jalan?"
"lihat aja nanti, kalo bunda ijinkan aku ikut, kalo nggak di kasi, kalian ber dua aja deh" ucap Riska sambil jalan menuju kelas, sama teman-temanya.
"Ini masa remaja kita, buat senang-senang guys" Mia dari tengah merangkul pundak dua sahabatnya.
"Nggak gitu juga Mia, kita fokus belajar dulu lah, kita nggak tau masa depan kita kayak apa nanti, seperti kata ayah bunda ku" nasehatnya.
"Oke deh, kalo dah menyangkut bunda, pupus lah harapanku untuk jalan-jalan" haha, Riska dan Rani tertawa kenceng, mendengar ucapan Mia yang pasrah.
"Tenang nanti kita nge bakso aja, gimana?" ucap Rani.
"Oke idemu tak terlalu buruk Mia"
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments