"Frozen, Kemana Shofi?"
Tanya Cherry Karen belum melihat Shofi.
"Dia gak akan masuk, katanya ada urusan!"
"Apa?"
"Kau tahu sendiri, anak itu tak akan pernah bercerita. Bahkan ceritanya saja selalu tuka-teki!"
Kesal Elsa, dia selama mengenal Shofi tak pernah sekalipun Shofi mau bercerita atau sekedar berbagi bebannya pada dirinya.
"Apa Shofi masih marah akan kejadian kemaren?"
"Tidak, seperti ada hal yang lebih dari itu!"
"Hidup Shofi selalu saja penuh rahasia, bahkan sama kamu saya yang sudah lama mengenalnya begitu, apalagi sama aku!"
"Terkadang aku merasa kasihan padanya, dia jarang sekali mengontrol pola makannya. Bahkan makan juga suka sedikit, dan tatapan matanya itu selalu memancarkan kesakitan yang mendalam. Terkadang juga tatapan Shofi memancarkan sebuah kerinduan!"
"Apa karena gelang itu!"
"Bisa jadi, tapi ada lagi yang lebih dari itu!"
"Apa?"
"Aku tak tahu!"
Tak ...
Cherry mentoyor kening Elsa karena kesal. Dia dari tadi sudah serius mendengarkan nyatanya Elsa juga tak tahu apa-apa.
"Kau itu selalu saja mentoyor keningku!"
"Itttt, gak kena!"
Ledek Cherry membuat Elsa geram, Elsa mengejar Cherry yang malah kabur. Hingga mereka terlibat saling kejar mengejar.
Shofi yang baru datang ke kampus tersenyum tipis melihat tingkah kedua sahabatnya. Yang selalu mengingatkan Shofi akan kedua sahabatnya lagi yang berada di Indonesia.
Elsa, hampir sama seperti Amira. Gadis perhatian walau terlihat masa bodo akan urusan orang lain. Dan, Cherry sama seperti Bunga yang selalu kepo akan urusan orang lain.
Kehadiran mereka berdua membuat Shofi bisa sedikit terobati akan rasa rindunya pada Amira dan Bunga.
"Hey!"
Elsa dan Cherry menghentikan aksinya ketika ada Shofi di hadapan mereka.
"Telat!"
"Aku cuma mau bilang, besok aku gak masuk lagi. Aku harus ke London ada pertemuan di sana!"
"Kok mendadak!"
Ucap Elsa, apalagi Shofi tak melibatkan dirinya sebagai sekertaris nya di kantor.
"Aku ikut kak Davit, tolong handle pekerjaanku di kantor, nanti Philip yang akan memberikan tugasnya!"
"Baiklah!"
Pasrah Elsa, entah seperti apa pekerjaan Elsa sebenarnya. Elsa hanya menjalankan tugas apa saja yang di perintah Davit untuk membantu Shofi.
Karena sebenarnya Elsa adalah salah satu anak buah Davit. Gadis yang empat tahun lalu Davit dan Angel tolong. Ketika Elsa sedang di kejar-kejar oleh seseorang.
Hingga Elsa memutuskan hidupnya untuk mengabdi pada keluarga Damaresh.
Sedangkan bersama Cherry mereka benar-benar kenal di kampus saja. Jadi wajar kalau Cherry banyak bertanya tentang Shofi pada Elsa.
"Aku pergi!"
"Hati-hati!"
"Kenapa?"
Tanya Elsa menautkan kedua alisnya bingung melihat ekspresi Cherry yang aneh.
"Aku gak ngerti apa yang kalian bicarakan!"
"Makannya otak harus pintar!"
Tak ...
Cherry mengerucutkan bibirnya sambil mengusap keningnya yang tidak gatal.
"Frozen tunggu!!"
Teriak Cherry karena Elsa malah meninggalkannya.
Cherry suka sekali memanggil Elsa dengan sebutan Frozen. Apalagi rambut Elsa yang pirang dengan mata birunya sama seperti Elsa di film Frozen.
"Imut!"
Gumam Kaka tak sadar meluncur begitu saja.
"Apanya yang imut, dia itu terlihat bodoh!"
"Ayolah Jav, Cherry itu terlihat imut dan menggemaskan!"
Kekeh Kaka menggoda Jarvis, supaya pikiran Jarvis teralih dari Shofi.
"Mending loe sama Cherry saja, dia cocok sama loe yang arogan dan Cherry yang polos!"
"Cih, gue gak mau!"
"Awas nanti jatuh cinta!"
"Sialan loe!"
Kaka kembali terkekeh melihat amarah Jarvis. kenapa juga Jarvis mengejar-ngejar Shofi yang sangat terang-terangan menolaknya. Padahal ada yang lulus mencintainya.
"Eh, tunggu!"
Cegah Kaka menarik lengan Jarvis membuat Jarvis semakin kesal.
"Ada apa?"
"Lihat, bukankah itu Philip, mau kemana dia?"
Ucap Kaka melihat Philip pergi terburu-buru. Jarvis dan Kaka memang tidak terlalu dekat dengan Philip. Laki-laki yang selalu mengawasi Shofi dan Shofi juga terlihat Akrab dengan Philip. Entah ada hubungan apa antara Philip dan Shofi.
"Maaf menunggu!"
Sesal Philip langsung membukakan pintu mobil untuk Shofi yang memang sendari tadi menunggu di parkiran.
Shofi langsung masuk tanpa banyak bicara lagi. Begitupun Philip langsung masuk dan melajukan mobilnya meninggalkan kampus.
"Mau kemana mereka!"
Gumam Jarvis mengepalkan kedua tangannya erat. Jarvis cemburu, kenapa Shofi tak seperti itu padanya.
Jarvis yakin, Shofi menolaknya karena Philip. Melihat itu membuat Jarvis benar-benar marah. Apalagi Jarvis melihat Philip begitu istimewa memperlakukan Shofi.
Sedangkan Shofi memejamkan kedua matanya menahan kekesalan yang sendari tadi ia tahan.
"Kenapa mendadak memberi tahuku!"
Kesal Shofi sungguh sangat marah. Kenapa sang kakak mendadak memberi tahunya jika ada pertemuan di London.
"Maaf, kamu kan tahu seperti apa kak Davit. Jika di beri tahu lebih awal, kamu pasti menolaknya dan akan mengirim Elsa!"
Huh ...
Shofi menghela nafas berat, sungguh sang kakak benar-benar tega padanya. Sudah tahu dirinya tak mau pergi tapi kekeh dia harus pergi.
Shofi belum berani muncul pada dunia untuk memimpin sebuah pertemuan. Biasanya akan Philip atau Elsa yang menggantikannya. Shofi hanya suka bekerja di belakang saja bukan di depan.
Namun, Davit malah memaksa karena sudah waktunya Shofi memperkenalkan pada rekan-rekan kerjanya. Supaya Shofi tahu, wajah-wajah siapa saja yang bekerja sama dengan perusahaan nya.
Karena dunia kerja tak semudah itu. Kita tidak tahu, siapa musuh dan siapa kawan. Karena Davit tidak mungkin terus membantu Shofi mengatasi semuanya. Shofi harus belajar mengatasi nya sendiri.
Sudah cukup empat tahun Davit memberikan waktu pada Shofi membereskan semuanya. Kini Shofi harus menampakan dirinya sendiri dan siapa dirinya.
"Tapi, aku gak suka pertemuan! kau saja yang menemui Meraka nanti di sana!"
Philip hanya diam saja tak berani membantah. Karena percuma, mood Shofi benar-benar sedang rusak.
Di bandara sudah ada beberapa bodyguard yang akan ikut serta menemani perjalanan nona muda mereka.
Dan, tentu Davit yang ada di balik semuanya mengatur agar perjalanan adiknya selamat sampai tujuan dan utuh jika kembali.
Perjalanan Jerman-London memakan waktu sekitar dua jam dari penerbangan Munchen.
Philip langsung membawa Shofi ke sebuah hotel untuk istirahat. Karena mereka besok harus memerlukan tenaga untuk pertemuan itu.
Huh ...
Shofi menjatuhkan tubuhnya di atas ranjang. Sambil menatap langit-langit. Seperti biasa, bukannya tidur Shofi malah beranjak membuka pintu menuju balkon.
Empat tahun belakangan ini Shofi memang sekali sulit untuk tidur, dan ia harus meminum obat dulu baru bisa tidur.
Udara di London tidak terlalu buruk, membuat Shofi sejenak menikmati pemandangan kota London tepatnya di hotel the Montcalm Royal London House. Di mana Shofi bisa melihat keindahan kota Greenwich sebelah timur London.
*Rindu ini kenapa semakin membuatku sesak. Apa yang harus aku lakukan, apa aku harus pergi saja ke Indonesia. Tapi bagaimana jika Fatih sudah melupakan ku!
Apa rindu ini masih sama!
Apa cinta mu masih sama*!
Jerit batin Shofi sesak, andai saja dulu Shofi menyuruh Fatih menunggunya mungkin Shofi tidak akan se sekarat ini menahan rindu.
Tapi, Shofi memilih melupakan semuanya namun nyatanya dia sendiri yang terbelenggu akan cinta Fatih. Fatih benar-benar sudah menjerat hati Shofi, Bahakan Shofi sulit untuk berpaling pada siapapun.
Bagi Shofi Fatih adalah laki-laki istimewa yang ia inginkan.
Tak ada laki-laki seperti Fatih di dunia ini, yang mampu menjungkir balikkan kehidupan Shofi.
Bersambung ...
Jangan lupa Like, Hadiah,komen dan Vote Terimakasih ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 119 Episodes
Comments
Chantika
semangat thor aku mengunggu bab selanjut nya🥰🥰
2023-03-14
2