Hari-hari Shofi habiskan untuk belajar dan belajar. Bahkan jika ada waktu Shofi akan menghabiskan waktunya dengan keponakan tercintanya.
Begitulah hari yang Shofi lalui dari empat tahun terakhir ini.
Bahkan sekedar main keluar pun bersama sahabat-sahabat Shofi jarang lakukan. Apalagi jika memasuki musim dingin, musim yang paling menyebalkan menurut Shofi.
Shofi akan habiskan waktunya di kamar dengan setumpuk tugas.
Bahkan Shofi lupa akan dirinya sendiri yang harus Shofi jaga.
Bahkan setiap harinya sifat Shofi akan menjadi pendiam nan dingin. Bahkan Shofi tak memberikan celah sedikitpun pada laki-laki yang berusaha mendekati nya.
Shofi akan selalu menjaga hatinya untuk Fatih hanya Fatih Al-biru.
"Hay, boleh gabung?"
Sontak Elsa dan Cherry menoleh pada seseorang yang sedang meminta izin bergabung dengan mereka.
Elsa dan Cherry saling pandang satu sama lain. Karena mereka tahu, Shofi tak suka jika ada orang yang mendekatinya.
Karena melihat Shofi yang hanya diam sibuk memakan makanannya membuat Cherry mengangguk saja.
Jarvis, laki-laki terpopuler di universitas Bonn Jerman. Laki-laki berkebangsaan Inggris yang sendari dulu mengejar-ngejar Shofi namun beberapa kali juga Shofi menolaknya.
Padahal tak ada yang kurang dari Jarvis. Tampan, kaya, pintar namun semua itu tak membuat Shofi menyukainya.
Jarvis bersama temannya Kaka duduk bergabung dengan Shofi.
"Maaf, aku harus pergi!"
Ucap Shofi tiba-tiba beranjak dari duduknya ketika Jervis baru duduk. Bahkan Jarvis menganga tak jadi bicaranya ketika Shofi meminta izin pergi.
Langkah Shofi tertahan ketika pergelangan tangannya di tahan oleh Jarvis.
Elsa dan Cherry mereka hanya bisa menahan nafas saja. Melihat bagaimana Shofi menatap tajam pergelangan tangannya. Bahkan wajahnya berubah menjadi dingin.
"Sorry!"
Ucap Jarvis langsung melepaskan tangannya. Jarvis hanya bisa menatap nanar kepergian Shofi.
Jarvis merasa kesal karena lagi-lagi Shofi menolak kehadirannya. Padahal dulu mereka tak sedingin itu.
Padahal dulu mereka berteman baik bahkan sangat hangat. Tapi, entah kenapa tiba-tiba Shofi sudah tak mau dekat dengan Jarvis lagi.
Awal semuanya ketika Jarvis mengatakan cintanya. Shofi marah dan tak menyukai itu hingga Shofi menjadi seperti itu. Dingin dan tak mau lagi berteman dengan Jarvis.
Padahal, banyak cewek-cewek yang mengejar-ngejar Jarvis bahkan mengidolakan. Namun, Shofi adalah satu-satunya wanita yang sulit Jarvis taklukan.
Membuat Jarvis semakin tertantang akan mendapatkan Shofi. Namun, dari rasa suka itu membuat Jarvis semakin terobsesi untuk mendapatkan Shofi dan Shofi harus jadi miliknya.
Elsa dan Cherry jadi merasa bersalah karena tanpa sadar mereka yang membuat Shofi pergi. Padahal Shofi belum menghabiskan makanannya.
Dan mood Shofi menjadi buruk karena kedatangan Jarvis. Andai saja Jarvis tak mengungkapkan perasaanya mungkin Shofi tak akan sedingin itu.
Elsa semakin merasa bersalah karena sudah menghilangkan nafsu makan Shofi. Padahal, Shofi baru sekali ia bernafsu makan dan mau makan.
Ya, walaupun Shofi sekarang serba kecukupan dan bahkan lebih. Tapi, Shofi jarang memerhatikan pola makannya juga. Jika bukan kedua sahabatnya yang memaksa dan mengingatkan nya.
"Jar, bisa gak loe itu membuang perasaan loe. Gue gak mau gara-gara perasaan loe persahabatan kita jadi begini!"
Ketus Elsa langsung pergi menyusul Shofi. Begitupun dengan Cherry. Jarvis hanya bisa mengepalkan kedua tangannya erat.
"Jar, gue bilang apa. Berhenti, jangan sampai Shofi malah semakin membenci loe!"
Cetus Kakak yang selalu setia menemani Jarvis kemanapun Jarvis pergi.
"Tapi gue mencintainya Ka, kenapa sulit sekali mendapatkannya. Padahal cewek-cewek mengejar-ngejar gue tapi kenapa Shofi sulit sekali!"
"Dia berbeda Jar, gue udah peringati loe, jangan sampai perasaan loe menghancurkan persahabatan kita!"
"Tapi, gue mencintainya Ka, kenapa loe gak ngerti sih!"
Kakak hanya bisa menggelengkan kepala melihat tingkah keras kepala Jarvis. Kaka memilih diam saja karena Kakak yakin, Jarvis tak akan mau mendengarkan dirinya.
Sedangkan Shofi dia duduk di sebuah kursi di salah satu taman yang tak jauh dari universitas Bonn Jerman.
Shofi menyibak sedikit jaket pergelangan tangannya. Shofi mencium gelang itu dengan perasaan yang begitu dalam.
Apa kamu baik-baik saja, bagaimana kabar kamu. Aku rindu!
Jerit batin Shofi menatap Poto Fatih, karena itu satu-satunya kenangan yang Shofi punya.
Shofi masih saja terbelenggu dengan rindu yang menyesakan ya. Bahkan rindu itu membuat Shofi sulit untuk tidur.
"Shofi!"
Panggil seseorang membuat Shofi dengan cepat langsung menyembunyikan kembali gelangnya.
"Kenapa duduk di sini, dari tadi aku cari-cari!"
Ujar Philip salah satu sahabat laki-laki Shofi. Philip turun dari sepedanya lalu duduk di samping Shofi.
"Ada apa?"
"Kak Davit nanyain kamu, katanya kamu gak angkat teleponnya!"
Ucap Philip, sebenarnya Philip bukan sekedar sahabat Shofi. Melainkan bodyguard yang Davit tugaskan menjaga Shofi.
Philip adik kandung dari Lucky, asisten Davit. Philip sudah Shofi anggap kakaknya sendiri apalagi usia Philip tiga tahun di atasnya.
"Apa ada sesuatu yang mendesak!"
"Kakak tiri mu kabur dari penjara!"
Deg ....
Shofi terdiam dengan tangan mengepal erat. Bagaimana bisa kakak tirinya bisa kabur dari penjara. Ini sangat aneh, apalagi penjara Jerman begitu ketat akan penjagaannya. Shofi yakin, pasti ada orang dalam yang membantu kakak tirinya.
"Stephen bisa keluar karena Gresela menggunakan tubuhnya untuk mengelabui sipir!"
"Sial!"
"Tapi, Gresela tertangkap karena ada salah satu sipir yang mengetahui rencana mereka! namun, Gresela melakukan perlawanan hingga dia mati di tempat karena baku tembak dengan sipil!"
Queen memejamkan kedua matanya erat dengan rahang mengeras. Kenapa semudah itu Tuhan menghukum mereka.
Padahal, kejahatan mereka tak akan pernah terbalaskan oleh apapun. Ini baru empat tahun penjara dan Stephen bisa kabur walau harus mengorbankan ibunya sendiri.
Ini tak bisa di biarkan, Stephen harus tertangkap kembali karena bahaya jika Stephen berkeliaran di luar sana.
Nyawa Shofi bisa kembali terancam, karena Shofi yakin. Kakak tirinya akan membalas dendam padanya.
Dan, tak akan pernah membiarkan hidupnya tenang barang sedetik pun.
"Kamu gak apa!"
"Ya!"
Jawab singkat Shofi berusaha menahan amarahnya.
"Mau kemana?"
"Jangan ikuti aku!"
Philip hanya bisa menatap nanar punggung Shofi yang menjauh. Philip sudah bersumpah akan melindungi Shofi dengan nyawanya sendiri.
Shofi terlalu banyak berjasa dalam hidupnya,. kini giliran Philip melindungi malaikat nya.
Shofi terus berjalan menelusuri trotoar-trotoar jalan. Entah kemana tujuan Shofi yang pasti hanya Shofi yang tahu.
Shofi menghentikan langkahnya di sebuah pemakaman. Tepat di depan makam kedua orang tuanya.
Shofi tak bisa menahan air matanya lagi. Ternyata Shofi belum cukup kuat menerima kepergian kedua orang tuanya.
Di hatinya masih ada dendam yang membara agar pelakunya di hukum seberat-beratnya nya. Tapi, kini pelakunya malah kabur dan berkeliaran di luar sana.
Rindu itu masih membelenggu diri Shofi, hingga Shofi sulit keluar dalam belenggu itu. Belenggu ketidak ikhlas an yang membuat Shofi mempunyai rasa dendam.
"Bukankah mereka pantas mati mom, dad!"
Bersambung ...
Jangan lupa Like Hadiah komen dan Vote Terimakasih ...
Jangan lupa baca dulu novel
Gadis dingin
Filosofi Alin
Heterogen (Seperti Air Dan Pasir)
Fatih (Rindu yang belum usai)
Agar para reader gak gagal fokus sama alur ceritanya. Dan, gak pusing dengan peran-peran nama di dalam novel tersebut.
Jangan lupa juga baca novel Author yang lain.
- Takdir Illahi
-Takdir Illahi2
- Hati istri yang di madu
- Meraih keridhoan bersamamu
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 119 Episodes
Comments
Chantika
lanjut thor
2023-03-12
1