Episode - 03.

Episode Sebelumnya..

"Tolong ambilkan saya tiga kotak ya." ucap wanita itu.

"Tiga kotak?" tanya gadis itu terkejut.

Wanita yang terlihat masih muda itu menoleh dan menganggukkan kepalanya. "Iya, tiga kotak. Kenapa? Apakah sudah habis?"

Gadis itu langsung menggelengkan kepalanya dengan cepat. "Oh, tentu saja ada ibu. Sebentar akan saya ambilkan."

"Ibu.. apakah es krimnya mau di campur dengan rasa yang lain? Atau rasa vanilla ini semua?" tanya Rassya kembali.

"Em.. di campur saja kalau begitu. Takutnya anak Tante bosan dengan rasa itu."

"Baik. Tunggu sebentar ya Bu." ucap Rassya.

Setelah beberapa saat kemudian. Wanita paruh baya itu selesai dengan pembayarannya. "Terimakasih."

"Sama-sama ibu." ucap gadis itu dengan sopan.

Wanita paruh baya itu nampak tersenyum saat melihat gadis di hadapannya itu begitu sangat sopan. Kemudian, wanita itu pun keluar dari toko minimarket itu dan masuk ke dalam mobilnya.

"Wah! Ibu itu terlihat masih terlihat begitu sangat cantik. Aku hampir mengiranya kalau beliau itu sepantaran usia di atasku." gumamnya dengan pelan saat melihat mobil yang di gunakan oleh wanita itu sudah pergi.

...****...

"Aska...," panggil sang mama saat wanita itu sudah sampai di rumah kediamannya. Ia memanggil sang anak yang tak kunjung turun menghampirinya.

"Aska.. sayang kamu di mana nak?" panggilnya lagi. Saat sang mama tidak menemukan sang putra di teras kamarnya yang biasa laki-laki itu lakukan setiap harinya.

"Aska...," panggil sang dengan kembali ke ruang tengahnya. Namun, sang pemilik namanya juga tak kunjung menampakkan batang hidungnya. Sehingga membuat mamanya terlihat khawatir.

"Mama manggil aku?" ucap laki-laki yang muncul dari pintu belakang dengan tangannya yang terlihat kotor.

"Astaga Aska! Kamu dari mana sayang? Mama cari dan panggil-panggil kamu tapi kamunya gak ada di kamar." ucap sang mama dengan cepat. Lalu, wanita itu langsung memeluk sang putra yang nampak lusuh dengan keringat.

"Ini.. kenapa tangan kamu kotor begini Aska? Kamu jatuh nak? Terjatuh di mana, dan kenapa kamu munculnya dari arah pintu belakang, hm?" berbagai pertanyaan yang bertubi-tubi yang keluar dari mulut mamanya.

Aska yang sedari tadi tidak di beri kesempatan untuk menjawab pertanyaannya sang mama. Hanya memilih diam sampai mamanya berhenti sendiri. Diana sang mama langsung melepaskan pelukannya saat sang putra hanya diam saja.

"Aska.. kenapa kamu hanya diam saja nak! Kamu jangan bikin mama khawatir begini dong sayang. Jawab mama!" ucap Diana sembari menggoyang-goyangkan tubuh anaknya itu.

"Aku pengen bilang kok. Cuma mamanya saja tidak memberikan aku kesempatan buat ngejawab." ujar Aska sembari menatap wajah cantik mamanya.

Sang mama melepaskan tangannya dari lengan sang anak. Mengerucutkan bibirnya dengan duduk di kursi meja makan yang ada di ruangan itu. Aska yang melihat sang mama sepertinya ngambek itu hanya tersenyum dan memeluk tubuh sang mama dari belakang.

"Maafkan Aska ya, ma." ucap laki-laki itu sembari mengeratkan pelukannya.

Diana menghela nafasnya dan mengelus lembut tangan anaknya yang terlihat begitu pucat. Pucat bukan karena sakit. Namun, memang laki-laki itu memiliki warna kulit pucat sama halnya seperti dirinya. "Aska kan gak melakukan apa-apa ke mama. Kenapa Aska malah minta maaf?"

"Karena Aska membuat mama kesal." sahutnya sambil menciumi tengkuk leher mamanya yang beraroma khasnya.

Diana hanya tersenyum kecil saat melihat anak semata wayangnya itu merasa tidak enak. "Enggak kok! Mana mungkin, mama bisa marah kepada anak mama sendiri."

"Makasih ya." ucap Aska. Lalu, laki-laki itu melihat ke arah tote bag yang di letakkan di atas meja. Ia melepaskan pelukannya dan mengulurkan telunjuknya ke arah tote bag itu kepada sang mama.

"Ma.. itu es krimnya Aska, kan?" tanya laki-laki itu sembari menoleh ke arah sang mama.

Diana mengikuti arah telunjuk sang anak. Lalu, mengangguk. "Iya, itu es krim yang Aska minta."

Mendengar perkataan sang mama. Laki-laki itu langsung mendekatkan dirinya pada tas belanjaan itu. Mengambilnya satu tote bag yang berisikan tiga dus es krim dengan rasa yang berbeda-beda.

"Mama.. kenapa belinya banyak sekali?" tanya Aska.

"Iya, itu buat Aska makanlah. Mama memang sengaja memberikan tiga kotak dengan varian yang beda-beda untuk anak mama. Itu juga rekomendasi dari Rassya." ucap wanita itu sembari meletakkan semua barang-barang yang di belinya ke dalam kulkas.

Aska yang mendengar kalimat terakhir sang mama mengernyitkan keningnya. 'Rassya? Rassya siapa?'

"Rassya siapa yang mama maksud?" tanya Aska penasaran.

"Oh, itu gadis yang menjadi kasir di minimarket yang sering mama kunjungi saat berbelanja bulanan. Dia anaknya sopan dan ramah sama mama, dia juga sampai mau membantu mama buat menyiapkan es krim itu." ucap Diana panjang lebar.

Aska yang mendengar ucapan panjang lebar mamanya hanya mengangguk kecil. Dan melihat es krim vanilla dan beberapa varian rasa lainnya di Tote bag nya itu "Ini bukan es krim yang sering Aska makan."

Diana menoleh ke arah sang putra dan langsung menghampirinya saat wanita itu sudah selesai membereskan semua barang beliannya. "Mama salah beli ya? Yaudah kalau begitu, mama belikan lagi saja yang baru ya."

"Enggak ma, nggak usah! Ini saja tidak apa-apa. Lagian kata mama ini es krim yang di rekomendasikan oleh kasir itu. Kalau udah di rekomendasi berarti itu enak." ucap Aska sembari membuka plastik es krim itu.

Laki-laki itu mengambil rasa vanilla yang di pegangnya tadi. Dan langsung memasukkannya ke dalam mulutnya. Saat es krim itu sudah masuk ke dalam mulutnya, laki-laki itu langsung melihat plastik es krim tersebut.

"Kenapa Aska? Es krimnya gak enak ya, nak?" tanya sang mama saat melihat anaknya mengecek plastik es krim itu.

Aska menoleh. Lalu menggelengkan kepalanya. "Bukan ma. Ini Aska pengen tau brand-nya dari mana, soalnya ini enak sekali dan rasa vanilla nya juga berbeda seperti rasa vanilla yang sering Aska makan." ucap laki-laki itu dengan kembali melihat plastik es krim itu.

"Benarkah?"

Aska mengangguk. "Mama cobain deh ini."

Diana pun langsung mencicipi es krim yang Aska berikan untuknya. Es krim yang baru saja ia buka dan memberikannya kepada sang mama.

"Wah!! Beneran enak loh! Beda nak." ucap Diana terkejut dengan rasa es krim yang ia coba itu.

Aska pun hanya mengangguk menyetujui perkataan yang mamanya itu katakan. Karena memang benar es krim tersebut begitu sangat enak.

.

.

.

...Terimakasih buat kalian semua atas sempatnya sudah mampir ke novel aku yang amburadul ini. Maaf, Jika novel ini masih gak jelas ya! Mohon Dimaafkan, karena saya juga masih pemula untuk belajar membuat novel. Meskipun novelku sangatlah membosankan! Sekali lagi mohon dimaafkan ya....

...Untuk itu jangan lupa untuk tinggalkan like ya, bagi yang berbaik hati. Sekali lagi terimakasih banyak sudah mampir. 🙏...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!