Episode - 02.

"Terimakasih, sudah berbelanja di toko kami." ucap seorang gadis saat ia sedang melayani seorang pembeli yang mampir ke toko itu.

Gadis dengan tag pengenalan bernama 'Rassya' itu sedang menunduk sopan saat ada seorang pembeli. Dan melayani semua orang dengan ramah. Ia memasang wajah dengan senyuman yang terukir di bibirnya.

"Terimakasih, sudah berbelanja di toko ini." ucapnya ramah kepada pelanggan.

"Sama-sama, mari kak." balas pembeli itu dengan ramah juga.

"Iya, mari kak. Hati-hati di jalan," ucapnya lagi.

Kemudian, gadis itu pun duduk saat sudah tidak ada pembeli. Gadis juga melihat ke arah jam tangan yang melingkar di tangannya yang sudah menunjukkan pukul dua belas.

"Waktunya untuk makan siang," ucapnya sembari mengambil kotak bekalnya yang ada di bawah mesin ulangnya. Gadis itu sengaja meletakkan kotak bekalnya di sana karena, ketika saat jam makannya tiba. Ia akan dengan gampang mengambilnya tanpa perlu harus berjalan menuju pantry tempat untuknya menyimpan barang-barang miliknya.

Ia mulai membuka kotak itu dengan senyumannya yang kembali terlihat. "Wah! Masakan ayah terlihat sangat menggiurkan."

Ia menyendok sesendok nasi beserta lauknya yang di letakkan di atasnya. Kemudian, gadis itu langsung memakannya dengan kedua matanya yang tertutup.

"Wah! Enak sekali." ucapnya dengan ekspresi wajah yang terlihat begitu bahagia. Bahagia karena masakan yang dimasak langsung oleh sang ayah. Membuatnya terus menerus memuji masakan tersebut.

"Masakan ayah benar-benar membuatku tidak bisa tambah semangat." ucapnya lagi sembari kembali melahap makanan itu dengan lahapnya.

Ting!!

Gadis yang sedang asyik-asyiknya memakan masakan ayahnya, harus terhenti kala mendengar suara pintu toko itu terbuka menandakan bahwa ada seorang pembeli. Gadis itu langsung menutup kembali kotak bekalnya dan bangkit dari duduknya yang berlesehan di lantai itu.

"Selamat datang di toko Cemara." ucapnya dengan ramah saat melihat seorang wanita paruh baya yang terlihat masih muda itu dengan menundukkan kepalanya.

Wanita yang baru masuk itu, menolehkan kepalanya ke arah gadis yang berdiri di kasir itu dengan ikut membalas senyuman gadis itu. Kemudian, wanita paruh baya itu berkeliling mencari barang kebutuhannya.

Melihat pembelinya sedang memilih-milih. Gadis itu dengan cepat mengambil sebotol minuman yang ada di bawahnya itu lalu meneguknya. Karena ia belum minum.

"Tidak ada lagi ibu?" tanya gadis itu dengan ramah saat wanita itu telah berada di depannya dengan beberapa barang yang di belinya.

"Iya, hanya segitu." ucap wanita paruh baya itu.

Saat sedang men total barang yang di beli oleh wanita di depannya itu. Terdengar suara ponsel yang berdering di dalam tas milik wanitanya itu. Rassya yang mendengarnya langsung berkata. "Maaf ibu.. Ponselnya ibu berbunyi."

Wanita yang sedang menatap berbagai coklat di depannya menoleh saat gadis yang sedang melayani pembeliannya itu berucap."Iya, kah?"

Lalu, wanita itu langsung melihat ke arah tasnya dan mengambil ponselnya yang ada di dalam tasnya itu. Dan benar saja ponselnya berbunyi.

"Ah, benar! Ponselnya ku berbunyi." ucap wanita paruh baya itu dengan menatap ke arah gadis itu dengan tersenyum.

Tanpa menunggu lama, wanita itu langsung mengangkat ponselnya. "Halo! Kenapa sayang?"

"Es krim? Baiklah, mama akan membelikan nya untukmu." ucap wanita paruh baya itu dan kembali memasukkan benda pipih itu ke dalam tasnya saat sambungan nya sudah berakhir.

"Anaknya ya Bu?" tanya gadis itu saat melihat ke arah wanita di depannya itu.

Sang wanita itu hanya mengangguk. "Iya, dia minta di belikan es krim."

"Wah! Pasti anaknya sangat menyukai es krim itu." ucap Rassya dengan pandangannya yang menatap ke arah layar untuk melihat semua total yang di beli oleh wanita itu.

"Apakah ibu mau saya bantu carikan es krim ya? yang mungkin saja akan di sukai oleh anak Ibu." ucap Rassya menawarkan diri untuk membantu wanita paruh baya itu untuk memilihkan es krim.

"Boleh, jika memang tidak merepotkan." ucap wanita itu.

"Sama sekali tidak." ucap gadis itu. Dengan memberitahukan letak es krim itu berada.

"Silahkan, lewat sini ibu." ucapnya lagi sembari mempersilakan wanita paruh baya itu berjalan lebih dulu.

Wanita itu langsung melangkahkan kakinya menuju ke arah sang es krim itu berada. "Ini es krimnya yang paling enak yang mana ya?"

"Oh, kalau saya kasih rekomendasi es krim rasa vanilla ini Ibu. Es krim itu sangat cocok untuk anak ibu yang masih kecil." ucap gadis itu sembari menunjukkan bentuk es krim tersebut kepada wanita itu.

Terlihat wanita itu tersenyum dan mengambil es krim rasa vanilla yang ada di tangannya gadis itu. "Benarkah? Tetapi.. anak Tante sudah seumuran denganmu."

Rassya yang mendengar perkataan wanita paruh baya itu. Langsung menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Oh, begitu ya ibu. Maaf saya tidak tahu jika anak ibu seumuran dengan saya."

"Tidak apa-apa. Justru saya senang dengan pelayanan yang kamu berikan begitu jujur." ujar wanita itu dengan mengelus lembut lengan gadis itu.

"Em.. kalau begitu apakah ini juga tidak apa-apa jika saya membelikannya es krim ini?" tanya wanita itu kemudian.

"Oh, tentu saja ibu. Kebetulan es krim ini di sukai oleh banyak orang. Dan kebetulan juga es krim vanilla ini menjadi best seller di toko ini." ujar Rassya dengan memperkenalkan produk es krim itu kepada wanita di depannya.

"Benarkah? Kalau begitu saya ambil yang ini saja." ucap wanita paruh baya itu.

"Baik.. satu saja ibu?' tanya gadis itu.

"Tolong ambilkan saya tiga kotak ya." ucap wanita itu.

"Tiga kotak?" tanya gadis itu terkejut.

Wanita yang terlihat masih muda itu menoleh dan menganggukkan kepalanya. "Iya, tiga kotak. Kenapa? Apakah sudah habis?"

Gadis itu langsung menggelengkan kepalanya dengan cepat. "Oh, tentu saja ada ibu. Sebentar akan saya ambilkan."

"Ibu.. apakah es krimnya mau di campur dengan rasa yang lain? Atau rasa vanilla ini semua?" tanya Rassya kembali.

"Em.. di campur saja kalau begitu. Takutnya anak Tante bosan dengan rasa itu."

"Baik. Tunggu sebentar ya Bu." ucap Rassya.

Setelah beberapa saat kemudian. Wanita paruh baya itu selesai dengan pembayarannya. "Terimakasih."

"Sama-sama ibu." ucap gadis itu dengan sopan.

Wanita paruh baya itu nampak tersenyum saat melihat gadis di hadapannya itu begitu sangat sopan. Kemudian, wanita itu pun keluar dari toko minimarket itu dan masuk ke dalam mobilnya.

"Wah! Ibu itu terlihat masih terlihat begitu sangat cantik. Aku hampir mengiranya kalau beliau itu sepantaran usia di atasku." gumamnya dengan pelan saat melihat mobil yang di gunakan oleh wanita itu sudah pergi.

.

.

.

...Terimakasih buat kalian semua atas sempatnya sudah mampir ke novel aku yang amburadul ini. Maaf, Jika novel ini masih gak jelas ya! Mohon Dimaafkan, karena saya juga masih pemula untuk belajar membuat novel. Meskipun novelku sangatlah membosankan! Sekali lagi mohon dimaafkan ya....

...Untuk itu jangan lupa untuk tinggalkan like ya, bagi yang berbaik hati. Sekali lagi terimakasih banyak sudah mampir. 🙏...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!