Elma yang sudah berniat untuk pergi dari rumah sakit, pelan-pelan melangkahkan kakinya agar tidak dicurigai oleh pasien lainnya yang mungkin saja memergoki dirinya.
Saat sudah didekat pintu, Elma memejamkan kedua matanya agar terhindar dari perasaan takut. Juga, Elma membuang napasnya dengan kasar. Meski dengan kondisinya yang belum pulih dan juga stabil, Elma berusaha untuk tetap kuat demi bisa melarikan diri dari rumah sakit.
Sedangkan Virzo tengah membeli makanan untuk dirinya dan mantan istrinya, cepat-cepat untuk segera kembali.
Elma sendiri tengah hati-hati ketika berjalan, takut ketahuan pastinya. Ketika sudah sampai di pintu gerbang, Elma mengusap bagian dadanya karena berhasil kabur.
"Akhirnya aku bisa kabur, dan Virzo tidak lagi bertemu dengannya, benar-benar memalukan kalau dia sampai tahu jika aku telah bercerai dengan Gianta." Gumamnya yang hendak pergi meninggalkan rumah sakit.
Takut dicari mantan suaminya, Elma langsung berlari sekuat tenaganya agar bisa kabur dan tidak lagi bertemu mantan suami.
Sambil berjalan tanpa alas kaki, Elma menyusuri jalanan dimalam hari dengan menahan rasa lapar. Takut, was-was, itu sudah pasti. Lebih lagi kondisi badannya yang tidak fit, membuat Elma lemah dan kurang tenaga.
Di rumah sakit, Virzo sangat terkejut saat pintu ruang pasien terbuka dan tidak ada siapa-siapa di dalamnya.
Makanan yang ia bawa, pun jatuh.
"Elma!" teriak Virzo dengan sangat kencang saat memanggil nama mantan istrinya.
Saat itu juga, Virzo memeriksa isi dalam ruangan tersebut sambil memanggil mantan istrinya. Tidak ada siapa-siapa didalamnya, Virzo langsung meminta bantuan petugas rumah sakit untuk mencari keberadaan Elma yang ternyata sudah kabur, lantaran melihat selang infus yang menggantung tanpa pasien.
Virzo berteriak terus-menerus sambil berlari dan memanggil Elma, berharap dapat ditemukan. Khawatir itu sudah pasti, karena melihat kondisi mantan istrinya yang belum sehat total.
Dengan napasnya yang terengah-engah, Virzo berhenti sejenak sambil celingukan di sekitarnya dan berharap mantan istrinya dapat ditemukan.
"Kemana perginya Elma, sebenarnya ada apa dengan dirinya? mungkin saja sudah keluar. Aku harus melihat CCTV, ya! CCTV." Gumamnya dan teringat akan hal itu.
Tidak mau membuang-buang waktunya, Virzo segera memeriksa CCTV dari pintu gerbang untuk melihat kemana perginya Elma.
Setelah memeriksa rekaman CCTV yang sekitaran lima belas menit yang lalu. Dengan fokus dan tidak ada yang terlewatkan, Virzo dapat melihat mantan istrinya keluar dari rumah sakit dengan hati-hati agar tidak dipergoki salah seorang satpam rumah sakit.
Virzo yang pergi ke parkir untuk naik ke mobilnya dan mencari keberadaan mantan istrinya yang sudah melarikan diri dari rumah sakit.
Sedangkan Elma yang tengah menyusuri jalanan lewat trotoar, dirinya tengah menahan haus dan juga lapar karena kelelahan dan dengan kondisi fisiknya yang masih kurang sehat.
Sambil memegangi perutnya yang lapar, Elma berhenti berjalan dan duduk di pinggir taman untuk istirahat.
"Aku harus pergi kemana malam-malam begini, mana perutku lapar banget lagi, juga haus. Apa iya, aku ngemis. Mau pulang juga pulang kemana, aku tidak punya siapa-siapa lagi, keluarga maupun suami. Tidak mungkin juga tadi aku minta tolong sama mantan suami aku sendiri, dia juga sudah punya istri, tentunya aku akan dituduh wanita perebut suami orang." Gumamnya sambil menahan haus dan lapar, juga memikirkan kemana dirinya harus berteduh.
Elma yang tengah memegangi perutnya yang terasa lapar, hanya bisa menelan ludahnya ketika melihat orang lewat sambil membawa makanan.
"Gak mungkin juga jika aku harus merebut makanan milik orang lain. Tapi, aku butuh tenaga untuk melanjutkan perjalananku." Gumamnya lagi yang dihantui dengan perasaan takut.
Tidak ada pilihan lain selain terpaksa, Elma menunggu orang lewat yang sedang membawa makanan, lalu berniat untuk merampasnya. Namun, tiba-tiba dirinya merasa berat hati untuk melakukan tindakan kurang baik, dan juga bisa jadi menjadi sasaran masa.
Berkali-kali si Elma memikirkannya, dan takut hal buruk akan menimpanya. Tapi, lagi-lagi dirinya dibuat pusing dan bingung, yakni antara terpaksa dan sengaja.
Elma semakin merasakan sakit pada bagian perutnya, juga mengusap lehernya yang terasa haus.
"Aku tidak punya pilihan, mungkin ditangkap polisi akan jauh lebih baik untuk menjadikanku tempat tinggal. Dari pada aku mati kelaparan, mending aku tinggal di sel tahanan. Tidak apa-apa diamuk masa, palingan juga cuma disoraki." Gumamnya yang serasa tidak mempunyai pilihan lain selain terpaksa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments
Rani Lee
Kasihan skali kmu Elma😔
2023-07-15
1
Her Man
du kasihan.
2023-03-28
0
Cinta Suci
sedih
2023-03-10
0