Setibanya mereka dirumah sakit, Zee langsung saja dihadapkan pada banyak pasien yang sudah menunggunya disana.
Zee tersenyum ramah saat melihat pasien-pasiennya itu menyapanya dengan ramah. Ruang Praktek Zee kembali dibuka hingga nanti sore harinya.
Zee sengaja menyibukkan dirinya dengan memeriksa pasiennya. Cukup menguras waktu dan tenaga.
Ia berjabat sebagai direktur di rumah sakit sang Ummi membuat jadwal nya sangat padat.
Tetapi sebisa mungkin ia tetap bisa membagi waktunya karena Putri selalu membagi waktu-waktunya.
Sore harinya tugas sebagai dokter pun selesai, tapi Zee tidak ingin pulang. Ia ingin menginap dikamar pribadinya bersama Putri karena ia tau jika keesokan harinya, Rafli pasti akan datang untuk menemuinya.
Dan Putri mengangguk setuju untuk menginap disana.
Keesokan paginya.
Dirumah mereka sedang bersiap-siap tentang acara pernikahannya yang sudah ditetapkan. Rafli dan calon istri yang sudah ia tiduri menemui Zee.
"Zee, ada Rafli di depan. Dia ingin menemui kamu. Apakah aku mengizinkannya?" tanya Putri dan diangguki oleh Zee.
"Katakan padanya untuk menunggu ku ditaman rumah sakit!"
"Baik!" jawab Putri dan segera menghubungi Rafli balik dan menunggu mereka.
Rafli setuju.
Mereka pun akhirnya menunggu di taman seperti yang Zee inginkan. Sedari melangkahkan kakinya kerumah sakit itu, Rafli dan Farah sudah mendapat tatapan yang tidak mengenakkan dari para suster disana.
Mereka tidak berani berbisik-bisik. Karena peraturan yang sedari Ummi Ira dulu hingga saat ini, mereka semua mematuhinya.
Maka dari itu, mereka semua menatap sinis pada kedua orang itu.
Cukup lima menit saja mereka menunggu, Zee dan Putri sudah berada disana dan melihat adegan sepasang anak manusia tanpa ikatan itu sedang bermesraan.
Zee berdecih hingga membuat kedua orang itu terjingkat kaget. "Kalau ingin bermesraan itu di apartemen kamu saja Raf! Bawa pulang gundikmu ini! Gara-gara kelakuan busukmu itu, mata kami ternoda! Cih! Menjijikkan!"
Deg!
Bagai ditusuk belati tajam saat ucapan nyelekit dari Putri menyapa mereka pagi itu di taman rumah sakit.
Zee duduk tak jauh dari kedua orang itu dengan mata menatap lurus ke depan.
"Apa yang ingin kau jelaskan Bung Rafli?? Semuanya sudah jelas! Saya menerima apapun itu keputusan anda! Lebih baik ketahuan sekarang daripada nanti saat saya sudah menjadi istri sah yang kau nikmati dan juga wanita disamping mu itu!"ketus Zee begitu dingin.
Rafli menatapnya sinis. "Jangan sok suci kau Zee. Aku tau wanita tertutup seperti mu pastilah lebih buruk kelakuannya dibandingkan kami berdua! Cih! Baju kamu saja yang tertutup. Tetapi kelakuan mu itu, hem.. Mura han!"
Deg!
Putri melotot.
Sedangkan Zee terkekeh sinis. "Saya? mura han? Nggak kebalik tuh! Bukankah kalian yang bersifat mura han???"
Deg!
Deg!
Rafli semakin menguatkan pegangannya di tangan Farah yang kini semakin bergetar.
"Lebih baik sepertiku yang langsung saja mengekspresikan dirinya daripada kamu yang selalu menggoda pria diluar sana dengan wajah polos dan tertutup hijab milikmu itu! Cih! Aku tidak percaya jika kau masih suci hingga saat ini! Pastilah tubuh sucimu itu sudah ternoda makanya kamu menutupinya bukan? Menjijikkan!"
Deg!
Zee terkekeh lagi. Suara kekehan yang begitu menyeramkan terdengar di telinga Farah. Tubuhnya semakin gemetar.
"Saya sudah tidak suci?? Baik. Sekarang kita tanya kepada kekasih yang kau cintai ini. Tanyakan pada kekasih haram mu ini, apakah saya ZIARA PUTERI HARIAWAN SUDAH TIDAK SUCI LAGI???"
Deg!
Deg!
Farah mematung. Ia menatap Zee dengan tatapn terkejut. "Kenapa? Terkejut? Kamu tidak mengatakan kepada calon suamiku jika bukan aku yang sudah tidak suci, tetapi sebaliknya. Kamu yang sudah tidak suci??"
Rafli terkejut. "Apa maksudmu?! Jangan mengada-ngada Zee!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 123 Episodes
Comments