Bab. 5

Andara Stania salah tingkah dengan perkataan dari istri saudara tiri suaminya itu, hingga raut wajahnya pucat pasi, nampak panik dan juga sedikit grogi.

"Eeehh i-tu a-nu a-ku temenin teman periksa soalnya suaminya sibuk kerja jadi minta tolongnya sama aku Mbak," elaknya Andara Stania yang menutupi sesuatu yang kelak akan ia sesali.

"Kalau gitu kami pulang duluan,titip salam sama Mama kalau bisa katakan padanya saya sama Abang kangen dengan Mama, sepertinya sudah hampir dua minggu nggak datang ke rumahku," imbuhnya Ayunda Oktarani sambil mengalungkan salah satu tangannya ke lengannya Ibrahim Abrani Asy'ari.

Ibra hanya tersenyum menanggapi perkataan dari istrinya itu, ia tidak mencegah ataupun melarang istrinya itu untuk tidak berbicara seperti itu, karena selama ini adiknya itu memang selalu merecoki dan mengganggu ketenangan kehidupan rumah tangganya sedari dulu.

"Sayang setelah ini, kita pulang langsung ke rumah atau kamu mau mampir ke suatu tempat mungkin?" Tanyanya Ibra seraya menyingkirkan anak rambutnya Ayun yang kebetulan mengenai wajahnya itu.

Apa yang dilakukan oleh Ibra membuat Bu Anna Jamilah tersenyum tipis," semoga kalian selalu bahagia dan sakinah mawadah warahmah, aku tidak akan berubah pikiran setelah kebaikan yang telah kalian lakukan untuk kami," batinnya Bu Anna Jamilah sembari mengelus perutnya yang tertutup dibalik hijabnya itu.

"Apa kita ke mall saja Abang, karena perutnya Mbak Anna kan sudah jalan empat bulan sedangkan perutku masih seperti ini entar ketahuan oleh orang lain jika, aku hanya hamil palsu, jadi kita cari alat kehamilan perut buncit palsu seperti yang artis pakai kalau berperan sebagai wanita hamil," terangnya Ayun yang menoel hidung mancungnya Ibra.

Ibra menepuk pelan keningnya itu," ya Allah… hampir saja lupa,apa yang kita sudah mulai harus kita kerjakan dengan totalitas agar segala kecurigaan tidak muncul di benak orang yang sirik, julid bahkan kurang kerjaan yang selalu merekam aktifitas kita,"

"Bagaimana menurut Mbak Anna apa setuju dengan perkataan kamu?" Tanyanya Ayun.

"Kalau menurut Mbak itu harus kalian lakukan,mana ada orang hamil yang perutnya gitu-gitu mulu engak kan, jadi Mbak akan bantuin apapun untuk melakukan akting kalian agar semakin terlihat sempurna," imbuhnya Mbak Anna.

Mereka pun sepakat ke mall untuk segera membeli dan mencari beberapa perlengkapan untuk proses kehamilan palsunya Ayunda.

Mbak Anna membantu Ayunda dan juga memberikan beberapa masukan dan tips jika sedang berada di luar rumah di tengah umum dengan badannya yang kelihatan hamil nantinya.

"Ingat tidak boleh ada orang lain yang menyentuh perutmu apapun yang terjadi kecuali Tuan Muda Ibra,saya dan dokter Regina di luar dari nama yang Mbak sebut usahakan kamu harus pintar cari alasan untuk tidak kontak fisik dengan orang lain, terus usia kehamilanku kan baru jalan tiga bulan jadi biasanya perempuan hamil di usia kehamilan ini seringkali ngalamin namanya morning sickness yaitu mual muntah dan nafsu makan berkurang, tapi itu juga tergantung dari perempuan itu juga karena saya hanya hamil anak pertama dan kedua yang agak rewel tapi, Alhamdulillah waktu hamilkan Aeri sama yang ini aman dan lancar saja," jelasnya Anna Jamila.

"Siap Mbak, jadi mulai detik ini jika memungkinkan ke manapun saya perginya Mbak juga hadir di tempat itu juga, saya sudah mengurus segalanya yang lainnya seperti sekolah anak-anaknya Mbak insya Allah… besok mereka sudah mulai sekolah," tuturnya Ayun.

Sepulang dari rumah sakit dan mall terbesar di ibu kota Jakarta, mereka langsung pulang ke rumahnya. Ayun sudah memperkenalkan kepada semua asisten rumah tangganya itu, jika Mbak Anna adalah koki khusus yang mengatur makanannya. Sehingga orang-orang tidak akan mencurigai bahwa mereka sekongkol untuk kehamilan bohongannya Ayunda Oktaviani.

Satu minggu kemudian…

Ayun duduk di depan telivisi sambil menyaksikan acara dari siaran televisi. Ayun sesekali tersenyum menanggapi apa yang dilihatnya dari tv.

"Ya elah… ibu mertua jahat, kenapa hampir semua sinetron ada ibu lampirnya eeh maksudnya Mak Lampir yang selalu jahat dan mendzolimi anak menantunya jika menantunya nggak hamil," ketusnya Ayun yang tidak berhenti ngemil makanan ringannya dari dalam bungkusan kerupuknya itu.

Bibi Ijah langsung ikut menimpali perkataan dari majikannya itu," kok sifatnya seperti mama mertuanya Nyonya Muda yah yang jahatnya pake banget hanya karena Nyonya Muda belum hamil juga langsung nyuruh Tuan Muda menikah lagi padahal ia tidak ingat jika,kedua orang tuanya Nyonya yang membantu perusahaannya sehingga maju dan besar seperti sekarang," celetuknya Bu Ijah sembari membersihkan furniture sekitar ruang tamu rumahnya Ayun.

Bu Anna Ijah yang kebetulan berjalan ke arah ruang tengah sambil membawa nampan yang berisi segelas susu hangat formula dengan varian rasa coklat sesuai kesukaannya Ayun dengan beberapa potong kue bolu lapis pelangi.

"Biasa Ibu mertua yang seperti itu butuh ditegur langsung sama Allah SWT baru nyadar BI Ijah," Mbak Anna ikut menimpali percakapan keduanya itu.

Ayunda yang terlalu banyak gerak hingga menimbulkan pergerakan di bagian perutnya itu. Mbak Anna yang menyadari hal itu segera memberikan kode kepada Ayun sedangkan yang diberikan kode peringatan sama sekali tidak mengetahui akan sinyal emergency tersebut.

Mbak Anna segera berlutut di hadapannya Ayun sambil berpura-pura memungut benda terjatuh di depannya.

"Nyonya kain diperutnya Nyonya bergeser dari posisi semulanya, harus lebih berhati-hati dalam bergerak apapun itu," bisiknya Mbak Anna sambil memicingkan matanya ke arah bibi Ijah.

Ayunda segera memperbaiki posisi duduknya sambil menatap ke arah Bi Ijah yang kembali melanjutkan pekerjaannya itu seperti semula.

"Ya Allah... hampir saja ada yang lihat," ucapnya Ayun.

"Maksudnya apanya yang hampir ada yang lihat?" tanyanya Bu Widya Wati Ibu mertuanya yang tiba-tiba muncul tanpa ada pemberitahuan sebelumnya.

Mbak Anna dan Ayun segera mengarahkan pandangannya ke sumber suara mereka spontan saling berpandangan satu sama lainnya.

Ayun salah tingkah karena kedapatan berbicara tentang mengenai pelapis perutnya itu.

"A-nu Ma, Itu di TV ada seorang menantu yang diam-diam makan di dapur karena, suami dan mertuanya makan sehingga harus sembunyi-sembunyi untuk makan di dapur tapi, hampir saja ketahuan oleh suami dan mertuanya," kilahnya Ayun yang terpaksa harus berbohong untuk menutupi kenyataan yang ada.

Mbak Anna segera meninggalkan keduanya di dalam ruangan keluarga," maaf sepertinya saya baru lihat kamu di sini, ngomong-ngomong namamu siapa?" tanya Bu Widya sambil berjalan berputar mengelilingi tubuhnya Mbak Anna.

Ayun menatap sekilas ke arah Bu Anna Jamilah," maaf dia koki barunya Ayun Ma, karena entah kenapa hanya masakannya Mbak Anna yang mampu aku makan,selama aku hamil aku tidak menyukai masakan orang lain selain Mbak Anna, apa Mama keberatan dengan apa yang aku lakukan? ini demi cucu pertamanya Mama loh," ujarnya sendu Ayun yang berusaha untuk berbicara senormal mungkin.

"Itu hal yang wajar terjadi Nak, karena kamu sedang hamil sehingga apa yang kamu makan sesuai dengan keinginan jabang bayimu," tuturnya Bu Widya yang ingin menyentuh perutnya Ayun.

Ayun sigap ketika melihat reaksinya Bu Widya yang ingin menyentuh perutnya Ayunda. ia segera mual untuk menghalangi apa yang akan dilakukan oleh Bu Widya.

"owek... oek... Mama maaf aku pengen muntah," imbuhnya Ayun sambil berjalan tergesa-gesa ke arah westafel seraya menutup mulutnya itu seolah akan muntah beneran.

Terpopuler

Comments

Fathia

Fathia

belum up yah kk

2023-03-06

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!