Mamanya yang baru bangun dari tidurnya terkejut mendengar teriakannya dari anak keduanya itu.
"Aeri apa yang terjadi padamu Nak?" Tanyanya dengan suara lemah tak bertenaga.
Anna Jamilah nama Ibu dari ketiga anak itu yang keheranan melihat kedatangan tiga orang yang sama sekali mereka tidak kenali.
"Maaf Anda cari siapa?" Tanyanya Anna Jamilah sambil menatap intens satu persatu ke arahnya Ayun dan Ibra yang pertama kali dia lihat seperti tatapan penuh kewaspadaan dan ada kecurigaan dan ketakutan yang tersirat diraut wajahnya Mbak Anna.
Ayunda tersenyum ramah kepada Mbak Anna agar kewaspadaannya terhadap kedatangannya di rumah yang sama sekali tidak layak huni, gubuk yang sudah reok hampir roboh hanya menunggu waktu yang tepat.
Ayun dan Ibra sudah duduk tepat di depan Mbak Anna yang segera bangun dari baringnya, "Kami ingin bertemu dengan Nyonya, apakah Anda sedang hamil dan ngomong-ngomong sudah berapa bulan?" Tanyanya Ibra dengan penuh selidik.
Ayun menyentuh dengan lembut punggung tangan suaminya itu, "Sayang ijinkan mamanya Aeri makan dulu setelah itu barulah kita berbincang-bincang santai kasihan seperti nya belum makan apalagi sedang hamil," ucapnya Ayun sambil memegang tangannya Ibra.
Anna awalnya ragu dan enggan untuk menyentuh beberapa makanan yang khusus dipesankan untuknya itu.
"Mbak makan saja, insha Allah… itu aman kok dan juga bebas dari racun dan kotoran apapun, kamu tidak perlu takut dengan kami,"
"Iya Mama, mereka orang yang baik sekali karena mentraktir kami makan makanan yang sungguh lezat," sahutnya Hana.
Anna pun tanpa ragu dan bimbang segera menyantap makanannya dengan lahap hingga dua mangkuk makanan mampu dia habiskan dalam waktu yang singkat. Bu Hana pun menjelaskan seluruh keadaannya itu tanpa ada yang ditutupi olehnya.
"Saya hamil baru jalan dua bulan, sedangkan suamiku pulang ke Jakarta dengan seorang perempuan yang menjadi selingkuhannya dan meninggalkan kami tanpa sepeserpun uang. Padahal rencananya kami akan balik ke Indonesia bulan ini," ungkap Hana.
Tanpa terduga Ibra segera berlutut sambil membungkukkan tubuhnya di depan Bu Anna," apakah kami boleh meminta anak ibu jika kelak lahir ke dunia ini, kamu tidak perlu khawatir masalah kehitung kalian berempat, saya akan menjamin semua anak ibu hingga kuliah nanti asalkan menyerahkan anak yang ada di dalam kandungannya ibu," ucapnya Ibra yang sudah bersimpuh di hadapan Anna.
"Apa aku bisa percaya dengan perkataan kalian?"
"Kami bisa dipercaya asalkan Mbak juga bekerja sama dengan kami, yaitu merahasiakan dari siapapun perjanjian kesepakatan kita ini, sebelum Mbak melahirkan kalian berempat akan tinggal bersama kami, hingga anak Mbak lahir ke dunia ini, gimana apa Mbak setuju bahkan Mbak mau tidak perlu repot-repot untuk bekerja membiayai ketiga anak Mbak asalkan bisa diajak bekerjasama dan membantu istriku untuk memiliki anak tanpa harus hamil karena, istriku sudah divonis oleh dokter tidak ada kesepakatan sekecil apapun untuk bisa hamil dengan cara apapun misalnya bayi tabung pun tidak akan berguna, karena aku tidak mungkin menduakan dan mengkhianati istriku hanya karena demi anak sedangkan kedua orang tuaku mendesakku terus-menerus agar aku menikahi wanita lain," ungkapnya Ibrahim Abrani Asy'ari
Ayunda Oktavia Hasyim Asy'ari semakin mengeraskan suara tangisannya itu. Semakin menbuatnya sedih jika harus kembali mengingat perjalanan rumah tangganya itu.
"Mbak sudah memiliki tiga anak, sedangkan Istriku sekalipun belum pernah hamil, jadi aku mohon kabulkan lah permintaanku ini Mbak," harapnya Ibra yang sudah mengemis belas kasihnya Anna Jamilah.
"Baiklah demi kebahagiaan kalian aku akan persembahkan calon anak keempatku untuk kalian berdua menjadi kelak anak kandung kalian," ucapnya mantap.
Anna Jamilah adalah seorang perempuan singel awalnya ketika baru saja menginjakkan kakinya di Korsel yang berusia 32 tahun itu. Tapi, sekitar tujuh tahun yang lalu, ia memilih menerima lamaran dari seorang pemuda yang berasal dari Jakarta yang kebetulan juga menjadi tenaga kerja Indonesia TKI di Korea Selatan.
Tetapi, sekitar sebulan lebih yang lalu bapak dari ketiga anak itu kabur dari rumah sambil membawa kabur semua barang-barang penting mereka hingga beberapa ratus juta uangnya hingga sama sekali tidak tersisa. Hingga mereka harus hidup di dalam rumah yang sama sekali tidak layak huni itu.
Bu Anna Jamilah menjelaskan semua masalah dan kemelut dalam hubungan rumah tangganya bersama dengan mantan suaminya itu yang sudah menceraikannya tanpa ada rasa iba sedikitpun hingga sepeser uang pun dia tidak sisakan untuk anak dan istrinya sebelum kembali ke tanah air Indonesia tercinta.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments
💞 RAP💞
Alhamdulillah awal kebahagiaan
sungguh mulia hati pak ibra
2023-03-24
0