L.O.S.E 2 - The Holy Sun Sect
ARC 1 - Fall To Rise
Shu En menemukan dirinya berada disebuah ruangan yang megah dan dipenuhi dengan berbagai barang mewah. Dengan tubuh yang terbaring lemah, Shu En kembali bertemu dengan realita yang kejam setelah dirinya pingsan.
Keringat dingin bercucuran dan kecemasan tergambar jelas diwajah Shu En, seolah-olah ia baru terbangun dari mimpi buruknya. Namun bagi Shu En sekarang ini dirinya juga dihadapkan dengan mimpi buruk yang nyata. Entah dalam mimpi atau dalam keadaan tersadar, kondisi mental Shu En sangatlah hancur.
Tanpa bersuara Shu En menumpahkan segala pilu dan derita yang ia rasakan. Shu En tidak menyadari jika Zhang Xue dan Hong Zi Ran mengamati bocah itu dari luar ruangan. Keduanya terlihat sangat iba melihat kondisi menyedihkan dari Shu En.
”Aoa yang harus kita lakukan Kakak Zi Ran? Aku tidak memiliki pengalaman untuk menenangkan seorang bocah.”
“Aku juga sama sepertimu, Xuexue. Terlebih bocah itu laki-laki.”
Keduanya saling memandang sebelum menghela nafas berat. Pada akhirnya Hong Zi Ran meminta Zhang Xue untuk memberi ruang kepada Shu En untuk menyendiri. Setelah Shu En berhenti menangis dan berdiam diri, barulah keduanya masuk kedalam ruangan tersebut.
Mengetahui kedatangan Zhang Xue dan Hong Zi Ran, seketika Shu En menyeka air matanya dan menatap keduanya waspada.
“Mmm... Ha-Hai?” Zhang Xue mencoba menyapa namun kesan pertamanya itu membuat Shu En membuang wajahnya.
‘Wah, dia langsung menjaga jarak dan membenciku...’ ujar Zhang Xue dalam hati.
Melihat Zhang Xue yang tidak dapat diandalkan, Hong Zi Ran pergi ke dapur untuk mengambil sup hangat dan minuman herbal yang ia siapkan untuk Shu En.
“En‘er.” sapa Hong Zi Ran sambil duduk ditepi ranjang, “Untuk sekarang makanlah. Kau lapar bukan?”
“Kami sudah membaca surat yang kau pegang. Mulai saat ini kau tidak perlu khawatir. Ini adalah rumahmu.”
Shu En menatap Hong Zi Ran yang nampak ramah dengan wajah keibuannya, ada perasaan yang hangat disana namun saat ini Shu En kehilangan nafsu makannya. Kesedihan dan putus asa benar-benar melahap dirinya.
“Biarkan aku sendiri...” ucap Shu En lirih.
Saat ini Shu En ingin menenangkan perasaannya yang hancur dan ia tidak ingin membuat kedua wanita yang menyelamatkannya menjadi khawatir.
Beberapa jam telah berlalu dan Shu En tidak menyentuh sedikitpun sup hangat yang dingin itu. Beberapa jam kemudian Zhang Xue dan Hong Zi Ran bergantian membawa makanan untuk Shu En.
Selama tiga hari Shu En mengabaikan makanan tersebut dan tidak melakukan aktivitas apapun selain meringkuk diatas ranjang dan menangis sendirian. Namun saat Shu En tertidur, secara bergantian Zhang Xue dan Hong Zi Ran mengusap rambut bocah itu berusaha menenangkannya dari mimpi yang buruk.
Dihari keempat Shu En mulai menyantap makanan yang dibawa Zhang Xue dan Hong Zi Ran sebelum akhirnya ia keluar kamar.
“Mandilah, setelah itu kita akan sarapan pagi bersama.” Didepan pintu kamar Zhang Xue sudah menunggu dan memberikan perintah.
Paras cantik dan tatapan dingin Zhang Xue membuat Shu En mengikuti perintah gadis itu. Disisi lain Zhang Xue kebingungan harus bersikap seperti apa kepada Shu En. Gadis itu adalah anak tunggal, tidak pernah berinteraksi dengan pria atau gadis yang sebaya dengannya.
Shu En yang sepuluh tahun lebih muda tentu membuat Zhang Xue semakin bingung harus bersikap seperti apa, terlebih ia merupakan salah satu kultivator dari sekte tersembunyi yang seluruh anggotanya perempuan. Tentu hal ini merupakan situasi yang rumit untuk Zhang Xue.
Setelah dituntun pelayan dan mengganti pakaiannya, Shu En menikmati sarapan pagi bersama Zhang Xue dan Hong Zi Ran. Setelah sarapan pagi, barulah Hong Zi Ran mengajak Shu En berkeliling istana sebelum akhirnya mereka bertiga bersama Zhang Xue menikmati pemandangan Danau Longming.
“Bibi Hong, Kakak Zhang, terimakasih karena telah menolongku. Setelah ini aku akan pergi.” Shu En memulai percakapan membuat Zhang Xue dan Hong Zi Ran saling berpandangan.
“Apa yang ingin kau lakukan setelah pergi dari sini?” tanya Hong Zi Ran.
“Aku akan berkelana dan berlatih hingga diriku ini mampu membalaskan perbuatan keji mereka.” Shu En menjawab.
Sontak saja Hong Zi Ran mengacak rambut Shu En dan tertawa, ”En‘er, apa yang bisa kau lakukan dengan dirimu yang sekarang ini? Apa kau berpikir kami akan kerepotan dan merasa terganggu? Kau tidak usah takut dan mengkhawatirkan itu! Jika sampai dirimu terluka dan menderita, maka kami akan merasa malu pada Kakak Shui!”
Alis Shu En mengkerut, “Kakak Shui?”
“Ya, Ibumu adalah kakak seperguruan kami. Beliau adalah wanita yang tangguh dan hebat.”
Mendengar itu Shu En menjadi penasaran dan bertanya kepada Hong Zi Ran. Akhirnya keduanya dapat mengobrol secara alami karena Shu En mulai terbuka begitu juga dengan Hong Zi Ran.
Sementara itu Zhang Xue mendengarkan keduanya mengobrol. Melihat Hong Zi Ran yang memang telah berumur tiga puluh tahun tentu dapat menjadi tempat keluh kesah Shu En, dibandingkan dirinya yang masih gadis.
“Jadi Ibu sering menjahili Kakak Zhang dan memerintah Bibi Hong seenaknya ya?” Wajah lesu Shu En secara perlahan mulai cerah dan ini membuat Hong Zi Ran tersenyum bahagia begitu juga Zhang Xue.
“Kakak Zhang, maafkan Ibuku...” ujar Shu En dan membuat Zhang Xue tertawa kecil.
“Kau tidak perlu minta maaf, En‘er,” ujar Zhang Xue sambil mengelus kepala Shu En.
“Tetapi wajah Kakak Zhang terlihat sedih...” sahut Shu En.
Zhang Xue pun berhenti mengelus kepala Shu En dan menghela nafas berat.
“En‘er, aku hanya tidak bisa membayangkan bagaimana Kakak Shui pergi...”
Seketika suasana pun menjadi hening. Shu En mengepalkan tangannya dan mengumpulkan segenap keberanian untuk menceritakan kejadian pilu itu kepada Zhang Xue dan Hong Zi Ran.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments
Laaaanjuuuut makin menarik
2024-06-17
0
kenta jaya
hiks /Cry//Sleep/
2024-06-09
0
noName
mantppp ...kerennnnn♥️🌿🌿💙💙💙💙💙🌿🌿♥️♥️♥️🌿💙💙💙💙
2023-04-15
0