Semakin hari komunikasi Devara dan Issac semakin berkurang, entah karena Devara sibuk hang out bareng teman-teman nya atau terkadang Issac yang susah dihubungi.
Malam itu Devara sangat merindukan Issac, dia sengaja menelepon saat akan tidur. Ia merebahkan tubuhnya di kasur, berguling-guling.
"Halo, Issac... aku nggak ganggu kamu tidur bukan?"
"Enggak, baby. Apa kabarmu? Maaf beberapa hari ini aku banyak tugas, ini aja masih ngerjain tugas. Saat aku meneleponmu ponselmu jarang aktif apalagi di malam hari, kamu nggak macem-macem 'kan disana?" ada sedikit kecurigaan dari nada suara Issac.
"Kamu curiga sama aku?" tanyanya kesal.
"Enggak curiga, tapi aku cuma pengen tau kenapa kamu susah di hubungi kalau malem," sanggah Issac buru-buru.
"Aku cuma hang out bareng temen-temen aku, kadang kami belajar bareng. Lagipula Mamaku udah ijinin kok," jawab Devara.
"Hm, gitu. Semua temenmu cewek, kan?"
Devara lama tak menjawab, "Iya, cewek semua. Kamu--"
"Alex, diem! Jangan ganggu aku, sana!"
Devara mendengar Issac berbicara dengan seseorang, itu terdengar suara bisik-bisik perempuan tapi kenapa dia memanggil dengan nama lelaki. Apa Issac menyembunyikan sesuatu dariku?
"Siapa itu, Sac?"
"Ah, itu Alex. Skip aja. Jadi beneran kamu cuma sama temen cewek-cewek kamu, kan?"
"Umm," Devara tiba-tiba males mengobrol dengan Issac, ia merasa dibohongi. "Aku tutup, kalau kamu 'sibuk' aku nggak ganggu lagi."
Tuttttt.
Devara melempar ponselnya ke bantal, merasa kesal dibohongi. "Ini sudah malam, kenapa ada suara perempuan di dekat Issac? Pake bilang namanya Alex lagi! Sudah jelas suaranya cewek!"
Di Jogja di dalam kamarnya, Issac mengambil guling dia siap-siap melempar guling itu pada Alexandra.
"Eittssssss, woi tunggu! Aku cuma pengen dengerin kamu ngobrol sama perempuan yang kamu bilang paling cantik, imut, manis, pintar itu membuatmu galau terus pas ditinggal, wkwkk. Ternyata suaranya manis juga, tapi nggak cocok sama mulut pedasmu! Hahaha..." Alexandra benar-benar paling demen kalau udah ngegoda si paling cepet marah di rumah itu.
"Kamu nggak ada kerjaan, Lex! Keluar! Jangan ganggu aku!"
"Ogah, masih betah disini," Alexandra malah melompat ke atas ranjang, merentangkan kedua tangannya.
"Ohhhh, jadi mau kamu gini. Oke, aku ladenin!" Issac ikut melompat ke atas ranjangnya dan kepalanya mendarat di atas lengan telentang Alexandra.
"Hei, tanganku sakit! Angkat kepala beratmu dari lenganku!" teriak Alexandra.
"Suruh siapa godain aku terus, weekkk!"
"Issac!"
"Apa?!"
Mereka berdua saling melotot tak mau kalah, tiba-tiba Alexandra mempunyai ide konyol. Wajahnya mendekat mempersempit jarak diantara mereka berdua, lalu...
Cup.
Alexandra mengecup bibir Issac, saat lelaki itu masih mematung dia mendorong dengan kuat tubuh Issac ke pinggir ranjang.
Blugh.
Tubuh pria jangkung itu terjatuh ke bawah lantai, dengan cepat Alexandra bangkit dari kasur. Dia membenahi rambut dan baju tidurnya, lalu berjalan ke arah samping ranjang dimana Issac masih terbaring di lantai.
"Sakit 'kan? Makanya jangan bermain-main denganku! Cih!" wanita itu lalu pergi dari kamar Issac dengan penuh senyum kemenangan.
Issac masih betah berbaring di atas lantai, dia mengelus bibir yang dikecup Alexandra tadi. "Sial! Kenapa tubuh gue merespons kecupan dari Alex? Dia saudara gue! Dia anak Paman Rudi! Apalagi gue udah punya Devara?! Arghtt, dasar wanita gila!"
Semalaman Issac menggerutu terus-menerus, matanya terus terbuka tak bisa terpejam sedetik pun.
Alhasil saat pagi hari dia baru saja bisa menutup matanya dan terlelap saat matahari mulai menampakkan sinar indahnya dari ufuk timur.
______ DIANTARA CINTA DUA LELAKI ______
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments