Mahasiswa Baru Di Kampus.

Sebulan berlalu sejak Devara masuk ke kampus baru, ia mengambil jurusan Bisnis Manajemen. Dia mempunyai banyak teman baru disana, setiap hari dia menyempatkan diri menelepon Issac atau pria itu yang lebih dulu menelepon.

Devara sedang berjalan seraya bersenda gurau dengan teman-teman sejurusan nya, dia akan masuk ke dalam kelas.

"Deva, bagaimana kabar kekasih ganteng kamu? Apa kamu nggak cemas dia dimangsa oleh macan cewek disana? Kamu nggak takut gitu?" tanya temannya, Ayu.

"Aku dan dia sudah meng-antipasi hubungan LDR kami, dia berjanji akan menjaga hati saat jauh dariku. Aku pun begitu, jadi aku tak merasa cemas dan mempercayai kekasihku secara full," jawab Devara penuh keyakinan.

"Kalau gue sih nggak yakin, lelaki zaman sekarang kebanyakan bullshit!" timpal salah satu teman lainnya, Saswita.

"Out of topic, dech! Udah ah, ayo masuk... Jangan bahas pacar gue terus," Devara memutar bola matanya malas melanjutkan topic.

Dugh.

"Achhhh!" Devara mengelus lengan nya yang bertabrakan dengan seseorang.

"Sorry ... Aku-" ucapan pria itu terhenti, "Kamu?"

Devara mengerjapkan matanya, merasa tak mengenali lelaki yang berbicara padanya.

"Wuidih, ajib! Ganteng, cuy!" ucap Saswita spontan teman si paling rame.

"Kamu kenal dia, Deva?" tanya Ayu.

"Jadi, nama kamu Deva? Kamu masih ingat aku?" ujar Erza.

Devara menggeleng, "Enggak kenal, sorry aku mau lewat."

"Tunggu, ini aku. Bandara, masih ingat?" Erza tak ingin kehilangan kesempatan saat bisa bertemu lagi dengan perempuan yang terus dia ingat sejak di bandara.

"Ahhhhh, pria yang menangis itu?" jawab Devara sekenanya.

"Masa cowok macho kayak gini mewek? Hahhh?" timpal Saswita dengan mimik wajah tak percaya.

Erza menggaruk lehernya yang tak gatal, "Umm, itu bukan menangis tapi kelilipan debu. Kamu salah melihat waktu itu," ujarnya berusaha menyanggah ucapan Deva.

"Terserah. Yuk, guys..." Devara melewati tubuh lelaki itu untuk melanjutkan langkahnya menuju ruangan kelas.

"Deva, namaku Erza! Aku mahasiswa baru disini, dari jurusan bisnis manajemen! Ingat itu, ya!" teriak pria itu dari belakang Devara.

"Uhuyyy! Punya pengagum baru nih! Jurusan pun sama, hihi..." celoteh Saswita seraya terkekeh.

Sedangkan Ayu hanya terdiam, dia menoleh ke arah belakang merasa tertarik pada lelaki bernama Erza itu yang sepertinya menyukai teman nya, Deva.

Saat kelas selesai Devara segera keluar, dia sudah janjian dengan kedua teman nya untuk makan baso di kantin kampus, tapi saat melihat lelaki yang meneriakkan namanya Erza ada disana dia ingin berbalik pergi dari kantin.

Tapi telat, Erza memanggil nya.

"Deva!"

"Ketemu lagi sama dia, lo kayaknya jodoh deh sama dia," celetuk Saswita.

"Jodoh apaan?! kalo lo mau, ambil aja."

"Yuk ah, perut gue laperrrrr!" Saswita menarik lengan Deva seraya berjalan ke meja Erza yang sedang menikmati makanan nya.

"Eh! Ngapain lo tarik gue ke meja dia," protes Devara.

Tapi kini Ayu pun ikut menarik sebelah lengan Devara, perempuan itu ingin mengenal lebih jauh lelaki muda tapi macho terlihat dewasa dengan tinggi sekitar 176 cm itu dengan paras putih, juga rahang besar. Pokoknya keseluruhan penampilan Erza macho banget, dinilai sempurna oleh Ayu.

Blug.

Saswita menarik paksa Davira duduk di bangku bersebrangan dengan Erza.

"Kelasmu baru selesai, Deva?" tanya Erza tersenyum menawan.

"Kok nanya Deva terus sih, kami juga mau dong ditanya sama kamu. Soalnya cowok macho kayak kamu tuh jarang loh di kampus, kebanyakan ya gitu deh," goda Saswita jahil.

Devara memutar bola matanya malas, Issac lebih ganteng dan macho dari lelaki di depan nya.

"Maaf, kalian berdua teman-teman Deva?" tanya Erza.

"Yoyoy, nama gue Saswita. Sebenarnya gue sering dipanggil boncos, serah lo mau panggil apa."

"Namaku Ayuningrum, panggil saja Ayu."

Devara hanya diam, Saswita kemudian berinisiatif mengenalkan teman juteknya itu. "Nah, nama dia Devara Mahira. Btw, usia lo berapa? Kok masih kelihatan muda?"

"18 tahun lewat, kalian?" tanya balik Erza.

"19 tahun, kalo gue bentar lagi mau 20." Jawab Saswita.

"Hm, jadi aku adik kelas kalian. Hehe... tapi cinta takkan memandang usia, bukan?"

"Ceileh, main cinta-cinta an aja. Hahaha..."

"Udah ah bercandanya! Kalian mau pesen apa? Kalo nggak pesen-pesen, gue tinggal nih!" geram Devira.

"Kalian pesen aja, aku yang traktir. Itung-itung biaya perkenalan, hehe..." ujar Erza.

" Nice!" seru Saswita semangat.

Kemudian mereka bertiga memesan makanan dan minuman segar seperti biasanya.

Erza menatap secara terang-terangan wajah cantik Devira, membuat perempuan itu merasa sangat risih.

______ DIANTARA CINTA DUA LELAKI ______

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!