"Aaaaa tidak huaaaa, aku takut...pergi!" Puput berteriak keras seraya mengibaskan tangannya di udara. Ia mengamuk dengan sekuat tenaga. Menendang dengan menggunakan kakinya sampai membuat rok yang digunakannya tersingkap.
Devano langsung meminta Fiqry dan yang lainnya keluar dari ruangan itu. Ia tidak ingin teman-temannya melihat yang tidak seharusnya. Selanjutnya ia meraih jas OSIS nya untuk menutupi kaki gadis itu.
"Put, ada apa?" tanya Gea dengan tangan berusaha menahan agar sahabatnya itu tidak lagi memberontak. Puput tidak menjawab tetapi hanya bisa mengerang kesakitan dengan tangis pilunya. Matanya terus memandang ke arah pintu dimana Veronika masih berada disana.
"Pergi!" Puput kembali berteriak. Ia meminta Veronika untuk pergi dari sana. Tapi gadis yang berlumuran darah itu hanya menatapnya dengan tatapan sedihnya.
Devano mengikuti arah pandangan gadis itu dan tiba-tiba merasakan bulu kuduknya meremang sempurna. Ia yakin sekali pasti ada makhluk tak kasat mata yang sedang nampak pada penglihatan Puput.
Ia pun segera duduk di samping gadis itu kemudian membaca surah Al-Falaq sebanyak tiga kali. Puput mengerang dengan dada sesak. Sedangkan tubuhnya yang tadinya menegang langsung lemas dan akhirnya tak bisa lagi mengamuk.
"Ya Allah, kenapa bisa seperti ini sih?" tanya Gea dengan wajah yang sangat khawatir. Tangannya mengusap keringat yang memenuhi wajah dan leher temannya itu.
Kerudung gadis itu sudah terbuka dan menampakkan rambutnya yang hitam dan panjang. Devano mengalihkan pandangannya ke arah lain. Ia tidak menyangka akan melihat penampilan gadis cantik yang selama ini ia sukai.
"Put, kamu kenapa tadi? Sampai ngamuk-ngamuk kayak gitu?" tanya Gea lagi karena temannya itu masih nampak bengong.
"Puput!" Gadis itu tersentak kaget dan langsung memandangi Gea dan Devano bergantian.
"Kenapa saya ada disini Ge?" bingung Puput.
"Lah, kamu tidak sadar tadi udah ngamuk dan nendang-nendang aku?"
"Ah masak sih? Tapi eh jilbab saya kemana? Oh ya ampun, Dev kamu udah lihat rambutku," ucap Puput dengan wajah malu. Devano hanya meringis. Bukan hanya rambut indah gadis itu yang ia lihat tapi kaki putihnya pun sudah ia lihat tadi.
"Mana jilbabku, kita kembali ke kelas Ge, gak enak disini." Puput langsung bangun dari posisinya dan memperbaiki letak pakaiannya. Ia pun memakai jilbabnya dengan cepat.
"Hati-hati Put," ucap Devano saat gadis cantik itu berlalu dari hadapannya. Puput hanya mengangguk dan tidak mau melihat wajah pria idola di sekolah itu.
"Makasih ya, udah kasih kami tempat." Gea berucap kemudahan membawa Puput pergi dari ruangan itu. Devano tersenyum kemudian ikut keluar dari ruangan itu. Ia harus mengunjungi UKS dan melihat sendiri apa yang telah terjadi di sana.
"Kita ke Kantin yuk Ge, saya lapar dan haus banget," ajak Puput saat melihat bayangan Veronica kembali hadir tak jauh dari tempat mereka sekarang.
"Ah iya, ayo lah. Saya juga lapar. Jam istirahat udah lewat deh kayaknya." Gea menimpali seraya ikut berbelok ke arah timur tempat kantin sekolah berada.
Puput menarik nafasnya dalam-dalam kemudian menghembuskannya. Ia berusaha berpikir positif. Ia yakin kalau ia sekarang sedang berhalusinasi.
Itu bukan hantu Put.
Gadis itu terus mensugesti otaknya untuk menolak pikiran-pikiran buruknya.
Ibu Vero belum meninggal. Ia hanya hilang.
Sekali lagi ia terus berbisik di dalam hatinya agar ia tidak merasa takut.
🌺🌺🌺
*Bersambung.
Hai readers tersayangnya othor mohon dukungannya untuk karya receh ini ya gaess dengan cara klik like ketik komentar dan kirim hadiahnya yang super banyak agar othor semangat updatenya okey?
Nikmati alurnya dan happy reading 😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments
Uya Suriya
🌹🌹🌹....bunga merah buat si kuku merah
2023-03-17
1
penggemar novel onlen
Vero nikaaaa
2023-03-11
1
Mammeng
kira2 kemana yaa si vero...???
2023-03-06
1