Part 5 - Dari terpesona menjadi kagum

Melisa mulai membersihkan kandang sapi. memang kandangnya bagus, tapi tetap saja ada bau khas dari si sapi. Melisa menutup hidung sambil terus menyirami kotoran sapi.

Melisa mengarahkan selang ke arah lantai. Namun, tiba-tiba kakinya menginjak selang dan hampir terjatuh. Seseorang menahan tubuhnya sehingga dia tidak harus merasakan sakitnya terjatuh.

"Hmm ... hmmm." Pria itu berdehem dan menyadarkan Melisa dari lamunannya.

"Ma-maaf." Melisa membenarkan posisinya dan air yang tadi mengalir sudah dimatikan oleh pria itu.

"Kamu karyawan baru?" tanya pria itu.

"Hmmm ... Iyah." Melisa menjawab sambil mengangguk.

"Pantas saja, tapi kelihatannya kamu bukan orang sini," katanya.

"oh, Iyah. aku memang tidak tinggal di sini, tapi aku orang asli sini kok," jawab Melisa.

"Oh, begitu. ya sudah aku kembali bekerja."

pria itu langsung pergi meninggalkan Melisa. padahal Melisa sudah terpesona sejak pandangan pertama dengan pria itu.

"iish, ngeselin banget sih. masa Iyah dia melengos gitu ajah." Melisa berdecak kesal.

dia benar-benar melihat pria itu dengan tatapan yang berbeda. dia baru kali ini bertemu pria yang cuek sama wanita cantik. padahal kalau di Jakarta sudah pasti mereka langsung ngajakin kenalan dan tukar nomor ponsel.

"tuh cowok gak doyan cewek kali yak." Melisa terus menggerutu.

"Siapa yang enggak doyan cewek?"

tiba-tiba Melisa mendengar suara wanita. dia langsung menoleh dan sangat terkejut.

"Ini, orang apa sumo?" Melisa langsung melipat bibirnya.

"Oranglah. gak liat apa body bohay kayak begini." dia memamerkan tubuhnya dengan meliuk-liukan.

Melisa rasanya ingin tertawa terbahak. gaya wanita itu mengocok perut Melisa sehingga dia tidak bisa lagi menahan tawanya.

"situ, cucunya pak Brahma'kan? Melisa'kan?" tanyanya seakan sangat mengenal sosok Melisa.

"Benar. kok kamu bisa tahu sih? dia ajah enggak tahu aku." keluh Melisa.

"jelas aku tahu. waktu kecilkan kita selalu main bersama. sayangnya kamu sejak tinggal di Jakarta jarang sekali kemari. bahkan hampir tidak pernah." dia mengerucutkan bibirnya.

"Apa benar? lalu siapa kamu?" tanya Melisa.

"Aku? kamu bahkan tidak mengingatku sedikitpun?" dia bicara dengan tidak percaya.

"Benar aku tidak mengenalmu sama sekali." Melisa berusaha mengingat namun tidak ada satupun ingatan tentang gadis bulat dihadapannya itu.

"Aku Anita, temanmu waktu di taman kanak-kanak. kamu tidak ingat?" tanya Anita

"Anita? tidak mungkin. temanku itu kurus dan tidak bulat seperti bola." Melisa menelisik Anita.

"serius, aku adalah Anita. teman masa kecilmu. aku gemuk setelah menikah dan memiliki anak." jelas Anita.

"menikah? anak?" tanyanya semakin terkejut.

dia tidak menyangka gadis sebayanya sudah menikah di zaman modern seperti ini.

"kalau kamu benar adalah Anita. coba beritahu aku rahasia kita berdua." Melisa menguji pertemanan mereka.

"itu sih gampang banget." Anita menjentikkan jarinya.

"kamu pernah kecepirit pas lagi olah raga. ya'kan?" ujarnya.

"bener banget. berarti kamu beneran Anita temen kecil aku yang dulu angka satu sekarang jadi angka nol."

Melisa bersorak. dia ternyata masih bisa bertemu teman sekolahnya. Melisa memeluk Anita dan mereka mulai saling bertukar cerita.

"oh cowok itu. dia itu Mario. Dia lagi magang di sini. dia itu lulusan kedokteran. hanya saja dokter hewan. dia magang di puskesmas hewan dekat dari sini. seminggu dua kali dia pasti kemari untuk memeriksa sapi yangkungmu" cerita Anita.

Melisa hanya bisa membentuk huruf O di mulutnya. dia yang awalnya hanya terpesona saja dengan wajah tampan Mario. kini dia juga kagum dengan pria muda tapi sudah menjadi seorang dokter.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!