"Ada apa ini? Kenapa kalian membawa cucuku dalam keadaan seperti ini?" Seru Yangti Jamila.
"Maaf nyonya. Kami diperintahkan oleh Pak Arga untuk membawa Nona Melisa ke desa Cemara." Seorang pria berjas dan berkacamata hitam menjawab pertanyaan dari yangti Jamila.
"Tapi kenapa? Arga tidak ada bicara apapun kepada saya." Yangti Jamilah semakin tidak mengerti.
"Bu, aku di sini." Arga menunjukkan batang hidungnya.
"Arga Ada apa yang sebenarnya?" Yangti Jamilah bertanya.
Arga menceritakan semua tentang kelakuan Melisa selama di Jakarta. Mereka berdua sebagai orang tua tidak bisa mendidik putrinya dengan baik.
"Arga mohon kepada ibu dan juga bapak. Untuk mau mendidik Melisa seperti dulu bapak dan ibu mendidik Arga." Arga memohon kepada kedua orang tuanya.
"Pasti ... Arga pasti. Bapak akan mendidik putrimu. Bapak akan berusaha menjadikan putrimu seorang putri yang mandiri dan membanggakan kedua orang tuanya."
Arga menyalami kedua orang tuanya. Dia bersimpuh di kedua kaki orang tuanya. Tangisnya pecah Karena rasa penyesalan yang begitu dalam. Dia tak bisa mendidik Putri semata wayangnya.
"Kamu jangan khawatir dan tenang-tenanglah di Jakarta bersama istrimu. Putrimu di sini akan baik-baik saja dan akan kembali ke Jakarta membawa cerita baru untuk kalian."
Mereka bertiga saling berpelukan sebelum Arga meninggalkan desa Cemara.
Desa Cemara adalah desa di mana Arga dilahirkan dan dibesarkan. Dia tumbuh besar di sana sebagai pemerah susu sapi. Kini Arga sudah menjadi pengusaha susu kotak.
Arga sangat berharap putrinya Melisa bisa menjadi seperti dirinya. Mengerti bagaimana menjadi seorang peternak sapi agar bisa mengelola bisnis dengan lebih baik.
*****
Melisa bangun dan ia melihat sekitar."Di mana aku?"tanyanya dengan mata yang masih sayup-sayup.
"Kamu sudah bangun?"suara wanita paruh baya menyadarkannya.
"Yangti?" Melisa terkejut melihat eyangnya.
Iya lalu membuka matanya lebih lebar lagi. Terlihat jelas ia sudah berada di dalam kamar yang selama ini sangat dibenci. Kamar dengan dipan yang beralaskan kasur kapuk.
"Kenapa aku bisa di sini?"tanyanya sambil menoleh ke arah eyang Jamila.
"Daddy mu yang mengirimmu kemari. Kamu akan tinggal di sini untuk sementara waktu." Yangti Jamila keluar kamar Melisa.
Melisa tidak habis pikir ternyata ancaman Daddy nya dan maminya benar-benar terjadi.
Melisa *******-***** rambutnya dan tertunduk frustasi. Dia tidak menyangka kalau harus tinggal di kampung halaman Daddynya.
Melisa melihat jendela besar. Dia langsung turun dari kasur dan memeriksanya.
"Bagus, ada jalan keluar." Melisa menjentikkan jarinya.
Melisa bersiap-siap. Dia berusaha naik ke atas kusen jendela. Namun, suara pintu terbuka terdengar. Dia mengurungkan niatnya.
"Kamu hanya ingin berdiam diri di kamar?" tanya yangti Jamila.
"Iyah, eyang. Nanti Melisa akan keluar kamar."
"Melisa keluar sekarang. Ada yang ingin Yangkung bicarakan." Teriakan seorang pria yang terdengar khas suaranya di telinga Melisa.
Mendengar suara Yangkungnya. Dia langsung keluar dan menghambur pelukan.
"Melisa, apa kabarmu?" tanyanya.
"Melisa baik eyang. Hanya saja, Melisa kesepian." Keluhnya agar kedua eyangnya merasa iba.
"Lalu kamu keluyuran malam dan pulang pagi?" tanya Brahma.
Melisa mendengar nada bicara eyangkungnya yang tak biasa.
"Yangkung pasti sudah mendengar cerita tentang kenakalanku di Jakarta. Daddy pasti sudah membongkar semuanya. Kalau tidak mana mungkin Yangkung bicara dengan nada serius seperti sekarang," ujarnya dalam hati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments
MissHaluuu ❤🔚 "NingFitri"
semoga jera. untung aja gak langsung dijodohin kek cerita yg biasa aq bca
2023-03-05
0