🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂
Lintang keluar dari minimarket dengan membawa satu bal popok bayi untuk Akash dan Azzura, ia mau saja membawa itu hanya demi punya alasan bertemu dengan Rinjani. Padahal, jika saja ia tak tergesa gesa ada banyak barang yang bisa di beli kecuali yang satu itu. Beruntungnya saja ia tampan jadi orang lebih fokus pada wajahnya di banding pada apa yang sedang ada di tangannya kini.
Mobil mewah berwarna putih itupun mulai melaju lagi dengan kecepatan tinggi karna seperti ada yang mendorongnya untuk menekan pedal gas mobil lebih dalam.
"Udah pulang belum ya?" gumam Lintang yang mulai merasa resah selama di perjalanan menuju Kediamanan Rahadian.
Ia yang tak mendapat kabar apapun dari Sky tentu sangat di wajarkan jika saat ini nampak gelisah mengingat besok tak ada jadwal kuliah yang artinya mereka tak akan bertemu untuk satu hari kedepan kecuali memang takdir Tuhan berkata lain tentang mereka.
Lintang menarik napas lalu di buangnya perlahan, ia lakukan itu berkali-kali hingga akhirnya kereta besi miliknya tersebut masuk kedalam halaman depan yang kemudian menuju Garasi.
Pria tinggi berkulit putih Si putra bungsu itu pun langsung masuk lewat pintu samping yang akan tembus ke dapur bersih dan ruang makan. Tapi, tak ada siapapun disana kecuali pelayan yang berpapasan sambil mengatakan jika Tuan dan Nona muda mereka sedang berada dilantai atas.
Siapa pun yang mengenalnya tak akan percaya jika tangan Lintang kini terasa dingin karna grogi padahal hanya bertemu dengan Rinjani, gadis manis yang sudah mencuri sepenuh hatinya.
"Lin, baru sampe?" tanya Sky, sepupu kesayangan Lintang karna ia jugalah yang paling sabar dari yang lain.
"Iya, abis debat sama mba kasir," jawabnya sambil menyerahkan apa yang di bawa, ia masih kuat untuk tak menoleh kearah Rinjani yang duduk di sebelah Rubby sambil memangku Azzura.
"Debatin apa? pasti gara-gara salah tingkah ya liat Lilin?" goda wanita berhijab ungu muda tersebut dengan lirikan mata kearah Rinjani yang menunduk.
"Enggak, nawarin barang satu gratis satu," jawab Lintang.
"Terus dibeli gak? mana?" tanya Rubby lagi saat jiwa emak-emaknya meronta padahal ia seorang ibu muda dengan limpahan harta yang tak terkira.
"Enggak, kalo udah milih satu ya satu aja, buat apa banyak banyak, iya kan, ChiMa?" tanya Lintang kepada gadis yang namanya sudah entah dari kapan terukir di hatinya itu.
Rinjani yang mendengar namanya di sebut sontak menoleh dan itu membuat jantungnya seolah berhenti mendadak apalagi saat dua orang yang lain menatap kearahnya dengan tatapan cukup serius, semua semakin di perparah saat Lintang duduk di depannya sambil tersenyum.
"Aku? aku kenapa?" tanya Rinjani salah tingkah.
"Gak apa-apa, nanya pendapat ChiMa aja, kalau gak mau jawab juga gak apa-apa kok," sahut Lintang masih dengan posisi yang sama.
Sky dan Rubby yang paham malah tak kuasa menahan tawa saat kedua pipi Rinjani merah merona karna sedang di goda oleh Lintang dengan hanya seulas senyuman.
"Si Lilin udah gede ya, udah bisa baperin anak orang," bisik Sky pada istrinya yang hanya di jawab anggukan kepala.
"Hem, iya, satu aja, gak boleh banyak banyak," sahut Rinjani dengan kekehan yang terpaksa.
"Satu juga gak abis," timpal Sky sambil mencium pipi Rubby dan itu membuat Lintang dan Rinjani hanya bisa terpaku melihat tingkah pasangan suami istri bucin di depannya tersebut.
Lintang hanya bisa menelan salivanya sambil mengusap dada untuk sabar menahan rasa iri nya karna tentu ia tak punya yang halal untuk bermanja saat ini.
"Napa, Lin? mau ya?" ledek Sky dengan sangat sengaja sambil tertawa, dan itu membuat Lintang kesal lalu turun ke lantai bawah
.
.
Dan, baru 10 Lintang di ruang makan ia pun di hampiri oleh Rinjani yang duduk di dekat pria yang selalu membuatnya salah tingkah tersebut.
"Mau ku buatkan sesuatu?" tawar Rinjani yang mungkin saja Lintang kelaparan, ini juga adalah kesempatan untuk mereka bersama lebih banyak.
"Nasi goreng ya," jawab Lintang yang sudah menolak tawaran seorang pelayanan yang barusan datang padanya. Tapi dengan Rinjani ia malah mendadak ingin sesuatu untuk di makan.
"Ok, aku bikinin ya," jawab Rinjani senang.
"Jangan lupa pake telor ayam," pinta Lintang karna biasanya akan ada beberapa macam telur di rumah ini.
"Iyalah, masa iya telor Buaya."
.
.
.
Wah... ChiMa bawa bawa papAy sama Bubun..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
Casnialovly Purple
q lupa lintang anak siapa ya apa ya lupa dh lama ga baca novel ini dh lupa juga 🤭
2025-01-19
0
LAILATUN NI'MAH
kurang satu, Abang Asha 🤣🤣🤣
2023-12-01
2
Hediana Br Hutagalung
kan cima ngak tau lilin oh lilin,klu buaya papaAy Ama bulbul
2023-08-09
1