Mobil Van yang dikendarai oleh Vera pun tiba di kediaman Zeline. Sang manager langsung turun untuk membukakan pintu. Zeline turun dari mobil, dengan membawa buket bunga yang berada di tangan kanannya, dan trofi penghargaan di tangan kirinya.
"Terkadang aku ingin sekali mengutuk si Gery. Di saat sibuk seperti ini, dia memilih untuk mengambil libur. Saat pekerjaan tidak terlalu banyak, ia justru datang," gerutu Vera membicarakan supir yang sering mengantar jemput mereka.
"Besok, jam 11 siang kita akan ada pemotretan. Aku akan menemuimu sekitar jam 9 pagi," ucap Vera.
"Hah? Jam 9?! Kenapa pagi-pagi sekali. Pemotretannya kan jam 11," ujar Zeline.
"Apa kamu tidak sadar? Bagaimana susahnya membangunkan kamu yang sedang tidur. Mengetuk pintu kamarmu saja sampai tanganku sakit. Rasanya ingin ku robohkan pintu kamarmu itu," gerutu Vera.
"Yayaya ... baiklah Bu manager," ucap Zeline yang tampak malas menimpali ucapan Vera.
"Kalau begitu tidurlah! Jangan sampai begadang, karena jika kamu memiliki kantung mata seperti panda, maka dirimu tidak akan laris lagi," ujar Vera yang sengaja melebih-lebihkan ucapannya.
Zeline mengangguk patuh. Baginya, Vera sama seperti kakaknya sendiri. Sejak orang tuanya tiada, Vera lah yang mengurus Zeline, karena dulunya gadis tersebut terlalu manja. Sehingga, saat kedua orang tuanya kecelakaan dalam sebuah pesawat, membuat dunia Zeline runtuh.
Zeline masuk ke dalam rumahnya. Sementara Vera, masih setia melihat Zeline hingga gadis itu benar-benar masuk ke dalam rumah. Setelah memastikan Zeline masuk, Vera pun kembali masuk ke dalam mobilnya. Melajukan kendaraan roda empat tersebut menuju ke jalanan.
Zeline memasuki rumahnya dengan perasaan senang. Moodnya kembali bagus setelah mendapatkan kata-kata manis yang ditulis oleh penggemar rahasianya itu.
Gadis tersebut merogoh ponselnya di dalam saku . Mengambil ancang-ancang untuk mengambil potret dirinya yang tengah memegang bunga mawar serta trofi. Setelah selesai mengambil beberapa jepretan, Zeline pun meletakkan trofi di susunan lemari. Beberapa trofi hasil dari kerja kerasnya selama di dunia entertainment, berhasil terpajang di sana. Namun, sayangnya semua hasil kerja keras itu, ia raih setelah kedua orang tuanya telah tiada.
Zeline berjalan menuju ke vas bunga, mengganti bunga yang kemarin dengan bunga yang baru saja ia dapatkan. Gadis itu memposting story di laman sosial medianya.
Terima kasih atas cinta dan dukungan kalian
Kalimat itu lah yang menjadi caption dari postingan tersebut.
Zeline berjalan menuju ke dapur. Membuka lemari pendingin, lalu kemudian mengambil salah satu botol kemasan air mineral. Gadis itu pun langsung menenggak botol minuman tersebut.
Suasana di rumah Zeline begitu sunyi. Terkadang, gadis tersebut merasa kesepian berada di rumah sendirian. Di rumah sebesar itu, ia tidak memiliki ART. Hanya di saat waktu senggang saja, ia akan memanggil wanita yang biasa membersihkan rumahnya dan setelah selesai, wanita itu pun pulang.
"Terkadang aku sangat malas berada di rumah," ujar Zeline yang melangkahkan kakinya menuju ke kamar.
Gadis tersebut melepaskan gaunnya, menggantinya dengan baju piyama. Ia duduk di meja rias, menghapus make up yang hingga saat ini masih melekat di wajahnya.
Setelah make up terhapus sempurna, Zeline mencuci wajahnya lalu kemudian kembali ke meja rias menggunakan serum wajah sebelum ia tidur. Beginilah serangkaian perawatan yang Zeline lakukan di rumah sebelum ia tidur.
"Besok harus siap jam 11 siang, sebaiknya aku menyetel alarmku saja sebelum tidur. Supaya alarm manualku tidak terlalu berisik," ujar Zeline yang menyebut Vera dengan sebutan alarm manual.
Bagaimana tidak? Vera tidak akan berhenti berteriak sebelum Zeline benar-benar bangun. Dan hal itu, tentu saj mengganggu mimpi indah Zeline.
Setelah mengaktifkan alarmnya, Zeline pun langsung memejamkan mata. Gadis tersebut mengangkat kedua sudut bibirnya, karena ia merasa sangat senang hari ini. Bisa mendapatkan penghargaan serta kata-kata semangat dari para penggemarnya yang selalu memenuhi media sosial.
Apalagi mendapatkan sebuah semangat baru dari si pengirim bunga misterius. Bisa dikatakan jika dia adalah secret admirer, yang entah bagaimana rupanya, Zeline tak mengetahuinya.
.....
Keesokan harinya, Zeline masih meringkuk di bawah selimutnya. Suara alarm dari ponselnya berbunyi, Zeline pun terbangun dari tidurnya, lalu kemudian mematikan alarm tersebut.
Namun, gadis itu tak langsung beranjak dari tempat duduknya. Setelah kembali menguap, ia pun lanjut menarik selimutnya lagi.
Setengah jam telah berlalu, mobil Van yang sering digunakan untuk antar jemput Zeline pun terparkir di depan rumahnya. Vera keluar dengan seorang pria yang memiliki perawakan tubuh yang tinggi kurus. Pria itu adalah Gery, yang selalu mengemudikan mobil Van tersebut.
"Ku rasa dia masih bergelung di bawah selimutnya," ujar Vera menatap ke arah bangunan dua tingkat yang ada di hadapannya.
"Ya ... seperti biasa," celetuk pria tersebut.
Keduanya berjalan menuju ke depan pintu. Vera menekan bel rumah beberapa kali, dan tidak ada sahutan dari dalam . Wanita tersebut mengarahkan pandangannya sembari menatap pria yang ada di sebelahnya, lalu kemudian tersenyum dengan perasaan yang dongkol.
"Sudah ku duga, dia pasti belum bangun juga," ucap wanita itu.
"Lagi pula kenapa harus menekan bel segala. Kamu kan tahu sandi pintu ini. Atau bila perlu, kita dobrak saja sekalian," celetuk Gery.
Pria itu langsung dihadiahi sebuah pukulan di lengannya. Vera mendengkus menatap Gery yang berkata demikian.
"Kamu juga, bisakah aku ikut mendobrak isi kepalamu yang meminta libur di jam sibuk kemarin?" sindir Vera.
Wanita tersebut memasukkan sandi di pintu itu. Hingga akhirnya, pintu pun berhasil di buka. Ia melihat ada mawar yang berserakan tergantikan oleh mawar yang baru, membuat Vera pun menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Lihatlah! Dia menghamburkannya saja setelah mendapat mawar yang baru. Terkadang aku bingung, apa fungsi kotak sampah di rumah ini," ketus Vera.
"Biarkan aku saja yang membereskan semua ini. Kamu segeralah ke atas membangunkan si tuan putri. Butuh waktu setengah jam lamanya hanya untuk membangunkan gadis yang satu itu," ucap Gery yang mulai mengambil mawar-mawar yang berserakan .
"Pemikiran yang bagus!" Vera tersenyum sembari menepuk-nepuk pelan belakang Gery.
Wanita tersebut berjalan menaiki anak tangga. Ia pun langsung mengetuk pintu Zeline beberapa kali.
"Zeline ... Zeline bangunlah! Bukankah hari ini akan ada pemotretan?"
Tak ada jawaban dari dalam, membuat Vera kembali mengetuk pintu tersebut.
"Zeline ... Zeline ... ayo bangunlah!" seru Vera yang sedikit meninggikan intonasi bicaranya.
Lagi-lagi tak ada sahutan dari dalam kamar itu. Vera terkekeh geli, hatinya sangat dongkol menghadapi Zeline yang seperti ini. Ia menghirup napasnya dalam-dalam, lalu kemudian mengeluarkannya secara perlahan. Kali ini, ia akan menggunakan cara jitu, agar wanita yang sedang terlelap dari tidurnya itu langsung segera bangun.
"ZELINE! ADA KIRIMAN MAWAR!!
Bersambung ....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
Ratri Pambayun
penasaran bgt ma tokoh utama pria🥰🥰🥰🥰
2023-03-04
1
Aditya HP/bunda lia
nah pasti bangun tuh kalo di bilang ada kiriman mawar ...
2023-03-02
1