Rumah Tangga Tomi Dan Maudy

"Pagi Om." sapa Maudy saat Tomi sudah berada di meja makan.

"Pagi." balas Tomi sambil meminum kopi hitam nya.

"Om buatkan nasi goreng, sama telur mata sapi." ucap Tomi.

"Makasih Om." ucap Maudy, yang tidak mau menatap ke arah Tomi.

"Om antar kamu kuliah, nanti jemput jam berapa?" ucap Tomi.

"Jangan Om, nggak usah. Saya bisa pulang sendiri." tolak Maudy yang terus menunduk.

"Nggak bisa, kamu akan saya antar jemput. Sekarang, Om tunggu 15 menit untuk kamu sarapan, terus kita jalan."

"Hah.. 15 menit om, saya makan nggak bakalan cukup waktu segitu."

"20 menit."

"30 menit om."

"Kamu makan, apa sedang melamun?"

"Makan lah Om, makan yang baik kan 30 menit."

"Baru tahu saya, ada makan yang baik 30 menit.Sudah cepat makan nya, Om tunggu."

"Iya, baru saja satu sendok." ucap Maudy.

Setelah selesai makan, Maudy berangkat kuliah di antar Tomi, dengan menggunakan mobil nya. Saat di jalan, Maudy terus memalingkan wajahnya ke arah jalanan.

"Kamu kenapa sih? dari di rumah kayak nggak mau menatap wajah saya?" tanya Tomi, memulai obrolan.

"Ah.. mungkin, perasaan om saja."jawab Maudy.

" Perasaan apa? jelas iya kamu seolah tidak mau menatap wajah saya."

"Om itu ngerti nggak sih? saya itu malu tahu, lihat wajah nya Om."

"Malu kenapa? wajah Om biasa saja."

"Bagi Om biasa, bagi saya tidak biasa."

"Masalah nya apa? om nggak paham nih.'

" Perlu ya di ceritakan?"

"Ya iyalah perlu di ceritakan, masa tidak diceritakan."

"Om itu, kenapa gigit dada saya sih om?"

Ciiiiittttt

Buuuggghhh

Aaaawwwww

Maudy memegang kening kepala nya, akibat terkena benturan dashboard mobil. Tomi langsung menoleh ke arah Maudy, dengan wajah yang sudah memerah.

"Sakit tahu...!! " ucap Maudy memegang kening nya.

"Ka - kamu, tadi bilang apa?" tanya Tomi.

"Kenapa, Om gigit pucuk dada saya?" tanya kembali Maudy.

"Ekhemm.. i- itu tidak sengaja." ucap Tomi.

"Bukan tidak sengaja, tapi sengaja. Rasa sakit nya masih terasa." ucap Maudy polos.

Tomi diam dan langsung menjalan kan mobil nya kembali, di sepanjang perjalanan kedua nya diam. Hingga sampai di depan kampus, Maudy pun tidak lupa mencium punggung tangan suami nya.

"Nanti jemput jam 4 sore, mau cari referensi tugas di perpustakaan." ucap Maudy.

"Iya." ucap Tomi.

*****

"Saya tuh, punya istri pura - pura polos atau polos asli ya? masalah itu saja, sampai di bahas." ucap Tomi sambil mengusap wajah nya dengan kasar.

"Jangan - jangan tuh anak, pura - pura polos, terus cerita sama teman nya. Aduh.. bisa gawat begini sih."

Tomi merasakan tidak tenang, hingga pekerjaan di depan nya tidak dia kerjakan. Hingga Alfa masuk pun, Tomi tidak menyadari.

"Kamu kapan masuk?"

"Tentara begini, yang membuat negara kita kalah dalam menghadapi musuh. Ada yang masuk saja, tidak tahu. Kamu sedang memikirkan apa sih?" ucap Alfa.

"Punya istri kayak Maudy, kok bisa buat saya tidak tenang ya." ucap Tomi.

"Tidak tenang gimana? ada masalah lagi?"

"Bukan masalah biasa, tapi luar biasa. Kalau sampai rem blong, bisa gawat."

"Maksud nya, kalian sudah kulit ketemu kulit."

"Ingin tahu saja kamu."

"Kamu kan kasih tahu, ya saya jawab dan tanya dari ucapan kamu."

"Ah sudahlah jangan di bahas lagi."

*****

"Dapat salam." ucap Tito.

"Salam dari siapa?" tanya Maudy.

"Mantan" jawab Tito.

"Yank, ngapain sih salam - salam segala, orang sudah nikah. Jangan buat onar deh, kalau sampai Om Tomi marah, kamu mau tanggung jawab." ucap Susanti.

"Walaikumsalam, salam balik saja." ucap Maudy.

"Tuh, Maudy nya saja salam balik."

"Hanya salam kan Maudy? tidak lebih." ucap Susanti.

"Nggak tahu tuh." ucap Maudy sambil tersenyum.

"Jangan mulai deh." ucap Susanti.

Ponsel Maudy berdering, notifikasi pesan masuk dari Tomi, mengatakan dirinya sudah ada di depan pintu gerbang.

"Guys, saya duluan ya. Suami saya sudah ada di depan tuh, kasihan kalau telat." ucap Maudy langsung pergi meninggalkan ruang perpustakaan.

"Hati - hati." ucap Susanti, dan di balas dengan lambaian tangan Maudy.

"Kamu tuh Yank, nggak usah sampaikan salam dari Axel buat Maudy. Dia itu sudah menikah, jangan buat rumah tangga orang hancur." ucap Susanti.

"Saya kan sampai kan saja Yank, kalau nggak di sampai kan Axel tanya terus."

"Tinggal bilang saja, sudah disampaikan."

****

"Langsung pulang?" tanya Tomi.

"Iya Om, capek." jawab Maudy.

Tomi menjalankan mobil nya, ke arah pulang. Di sepanjang perjalanan, Tomi dan Maudy hanya diam tidak ada sepatah kata pun.

Hingga mobil sampai di depan rumah dinas , Maudy langsung turun dari mobil nya. Tomi dan Maudy menoleh saat ada orang menyapa.

"Baru pulang bu Maudy?" tanya seorang wanita, seusia di atas nya.

"Iya bu, baru pulang." jawab Maudy.

"Aji gimana?" tanya Tomi.

"Bang Aji kemarin telepon, katanya minggu depan pulang." jawab Wiwi, nama wanita tersebut.

"Tenang saja, suami kamu akan pulang kok, saya paham pengantin baru, sama seperti kita." ucap Tomi sambil merangkul pundak Maudy.

"Benar, yang ada rasa nya kangen terus. Apalagi, baru di tinggal ke kamar mandi rasanya satu tahun nggak ketemu." ucap Maudy, dengan tersenyum terpaksa.

"Hihihi.. maaf Bu, saya lancang. bisa saja ya, sampai ke kamar mandi saja sudah kangen."

"Hahahaha.. namanya juga pengantin baru." ucap Maudy.

"Yaudah, kalau begitu kami masuk dulu ya, mau bersih - bersih." ucap Tomi.

***

"Beneran nih, kalau Om ke kamar mandi, kamu sudah kangen?" sindir Tomi.

"Ih.. kurang kerjaan banget, ke kamar mandi sudah kangen. Sekalian saja, ikut kalau mau buang air besar sama kecil." ucap Maudy.

"Tadi bilang nya, kangen sama Om."

"Ih... kapan Om? jangan suka ke pede an." ucap Maudy langsung pergi.

"Mau di gigit lagi nggak?"

Buuuughhh

"Aduh...!!! sakit Maudy." ucap Tomi, yang terkena lemparan bantal.

****

"Papah..!! " Maudy langsung memeluk tubuh Papah Hadi.

"Maudy kangen sama Papah." ucap Manja Maudy.

"Sama Papah juga kangen sama kamu, gimana tinggal di Asrama?" ucap Papah Hadi.

"Asik sih, tapi enak disini."

"Kenapa? Tomi tidak memperlakukan kamu dengan baik?" tanya Papah Hadi sambil melirik ke arah Tomi.

"Nggak, Pah!! " saya perlakukan baik kok, malah nggak pernah kasar." ucap Tomi.

"Terus apa?" tanya Papah Hadi.

"Disini enak " jawab Maudy.

"Enak nya?" tanya kembali Papah Hadi.

"Disini kan, segala sesuatu Bibi Inah yang kerjakan, masa disana Maudy yang kerjakan urusan rumah."

"Tapi itu tugas istri Maudy." ucap Tomi.

"Tapi nggak seperti pembantu Om, makan nya kemarin minta Bibi Inah buat cuci setrika baju, sama cuci piring."

"Oh, jadi kemarin bilang kinclong itu ternyata, bukan kamu tapi Bibi Inah!! "

.

.

.

Terpopuler

Comments

Ryanti Yanti

Ryanti Yanti

sokooooorrrr ketahuan

2023-04-10

1

Devi Handayani

Devi Handayani

ckckckck...... maudy maudy kepolosan mulai membawa berkah😏😏😏😏😏

2023-03-24

2

@⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔Tika✰͜͡w⃠🦊⃫🥀⃞🦈

@⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔Tika✰͜͡w⃠🦊⃫🥀⃞🦈

hhh ketahuan kan sekarang malah bilang sendiri tu Maudy

2023-03-16

2

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!