Cerita Di Balik Luka

"Kita lama ya, nggak nongkrong bareng gini." ucap Susanti.

"Iya nih, tapi sekarang enak nggak akan ada yang, narik - narik suruh pulang. CCTV berjalan, sedang tugas jadi aman. Mau main sampai jam berapa saja, nggak masalah." ucap Maudy.

"Ngomong - ngomong, rasa nya gimana tuh, punya suami tua umur jauh banget. Pasti lah ada rasa yang bikin ilfil, atau rasa gimana gitu."

"Ilfil jelas ada lah, gimana sih orang rasa nya nggak cinta di paksa mencintai, jadi nya kan gimana gitu. Tapi sisi positif nya, dia itu orang nya perhatian, sabar nya kebangetan."ucap Maudy.

"Nggak ada niat gitu, kamu kabur minta cerai?" tanya Susanti.

"Ada sih, siapa yang nggak ingin bebas dari pria seperti dia. Tapi kan saya masih mikir lagi, gimana cara lepas nya."

****

Tomi pulang cepat, hingga pukul 7 malam, Maudy belum juga pulang. Hingga beberapa kali, bolak balik ke depan untuk memastikan istri nya pulang.

"Apa dia pulang ke rumah Papah ya? sampe jam segini, belum juga pulang." ucap Tomi.

"Tapi nggak mungkin pulang ke rumah Papah, pasti Papah telepon saya." ucap Tomi.

Terlihat Maudy, datang dengan menggunakan motor matic milik Tomi. Terlihat kaget, saat masih di atas motor melihat Tomi sudah datang.

"Om kok sudah pulang?" tanya Maudy langsung mencium punggung tangan suami nya.

"Dari mana kamu? jam segini baru pulang?"

"Kuliah lah om, masa habis main." ucap Maudy, sambil berjalan masuk ke kamar nya.

"Kuliah apa sama jam 7 malam?" tanya Tomi kembali.

"Ada mata kuliah tambahan Om, terus tadi belajar kelompok di kampus.Makan nya, jadi telat."

"Oh gitu ya." ucap Tomi, yang merasakan di bohongi.

"Om kok, sudah pulang sih? katanya 3 hari ini baru sehari loh. Ini masih sisa 1 hari lagi, katanya 3 hari."

"3 hari perkiraan, tapi selesai cepat. Memang nya kenapa? kalau pulang cepat. Kamu tidak bisa bebas kan?"

"Ya nggak begitu juga Om, saya kan tanya. Dan lagian, pekerjaan dapur selsai kok, lihat saja nggak ada cucian kotor numpuk."

"Makasih ya, saya hargai hasil kerja keras kamu."

"Yaiyalah, Om itu patut berterima kasih sama saya. Saya cuci pakaian nya Om, saya setrika terus piring di dapur kagak ada, kinclong kan."

"Bagus kalau gitu, kamu sudah makan?"tanya Tomi.

"Belum Om."

"Kamu pesan kan makanan, tapi dua jangan makan sendiri." tegur Tomi.

"Ok." ucap Maudy langsung memesan makanan, melalui aplikasi.

Tomi meringis saat bersandar di kursi, di pegang nya bagian punggung terlihat ada darah menetes sedikit. Tomi berusaha santai, saat Maudy tersenyum ke arah nya.

"Om saya mau mandi, udah saya pesan kan."

"Iya."

Flashback On

"Target siap untuk keluar dari jalur aman." ucap Tomi, melalui earpeace nya.

" *Garuda 1 siap di arah pukul 7."

"Garuda 2 siap di arah pukul 12*."

Tomi dan 5 anggota lain nya, berjalan mengawal salah satu pejabat negara dan terkenal sebagai seorang aktifis HAM, setelah mengadakan pertemuan dengan pejabat dari luar negeri.

"Garuda 2 , melihat ada pergerakan mencurigakan."

"Laporan diterima." ucap Tomi sambil memperhatikan setiap sisi.

Tiba - tiba, para wartawan menerobos masuk, dan berdesakan untuk mewawancarai, namun oleh Tomi di minta untuk menjauh, karena mengejar waktu untuk berpindah tempat.

"Pandangan tidak fokus, dia menerobos Wartawan." ucap Garuda 2.

"Kode nya." ucap Tomi.

"Pakaian hitam, bertopi."

Tomi langsung mencari, dan menemukan sosok pria yang mencurigakan. Tomi segera berjalan ke depan, untuk melindungi orang penting tersebut. Pria itu mendekat, dengan tangan yang masih ada di saku jaket nya

Tomi memberikan kode, pada ke empat anak buah nya, saat target mendekat. Dan pada pria yang sedang mereka lindungi, saat target semakin mendekat dengan sigap, Tomi segera menutupi tubuh nya, dan bergerak bergeser ke samping kanan, saat pelaku siap dengan senjata nya.

Sreeeeettt

Sebuah pisau mengenai punggung Tomi, dengan cepat, tangan pria tersebut langsung di raih nya. Sebuah keributan di mulai, Tomi berhasil mendekap tubuh pria tersebut dengan mengunci pergerakan nya.

Flashback Off

Pesanan pun datang, yang di antarkan oleh salah satu Anggota nya. Tomi langsung menggantikan uang yang untuk pembayaran pesanan nya.

"Ambil saja uang kembalian nya." ucap Tomi.

"Terima kasih."

"Sama - sama."

Tomi langsung menaruh di atas meja makan,Maudy keluar dari dalam kamar nya setelah membersihkan tubuh nya.

"Om sambal nya mana?" tanya Maudy.

"Cari saja disitu, ada kok." jawab Tomi sambil membawa dua piring.

Saat duduk Tomi semakin menahan sakit, sedangkan Maudy tetap asik pada hidangan di depan nya.

"Makan nya jangan buru - buru." ucap Tomi.

"Lapar Om, belum makan." ucap Maudy.

Tomi dan Maudy pun makan, saat Tomi memajukan tubuh nya, Maudy melihat sandaran kursi terdapat warna merah. Maudy bangun dan melihat lebih dekat, Tomi sadar Maudy memperhatikan punggung nya.

"Apa?" tanya Tomi.

"Om, ada darah!! "jawab Maudy sambil memegang punggung suami nya.

" Tadi kena cat, ini bukan darah."

Seakan tidak percaya, Maudy mencium bau darah, dan langsung mengangkat kaos yang di kenakan Tomi ke atas.

"Astagfirullah, Om ini luka."

Tomi menurunkan kembali kaos nya, dengan santai melanjutkan makan nya. Sedangkan Maudy berjalan mencari sesuatu, Tomi memperhatikan Maudy yang sedang membuka satu persatu laci. Dan menemukan sebuah, kotak warna putih.

"Om, saya obati luka nya." ucap Maudy meminta Tomi, untuk menghentikan makan nya.

"Om nggak apa - apa, sudah biasa. Yuk makan lagi, sayang loh dapat beli."

"Nggak, gimana mau selera makan, lihat darah keluar gitu."

"Nggak apa - apa, nanti Om ke unit kesehatan minta di obati."

"Yaudah sana." ucap Maudy.

Tomi bangun dari duduk nya, dan beralih duduk di sofa, lalu melepaskan kaos nya, dan kiki hanya mengenakan celana panjang nya saja.

"Kamu mau obati luka om?"

"Katanya, nanti ke unit kesehatan. Yaudah sana, di obati jangan sampai infeksi gitu."

"Saya tidak kuat jalan jauh nya, sakit banget." ucap Tomi beralasan.

Maudy mendekat dan duduk di belakang Tomi yang memunggungi nya. Maudy melihat, punggung Tomi yang penuh bekas luka sayatan.

"Om ini banyak sekali." ucap Maudy sambil memegang setiap bekas luka sayatan.

"Setiap bekas luka sayatan, ada sebuah cerita nya."

"Saya tidak bisa membayangkan, kalau sampai sebuah peluru menembus tubuh Om."

"Ini ada di pinggang bekas nya." tunjuk Tomi, Maudy melihat nya dengan ikut merasakan sakit saat peluru itu tembus.

"Om."

Tomi memegang tangan Maudy, yang sedang berada di atas bekas luka tembak. Tomi memutar tubuh nya, kini mereka saling berhadapan.

"Kamu harus siap, menjadi seorang istri Tentara. Harus kuat, harus siap mental bila suatu saat hanya sebuah nama saat pulang."

.

.

.

.

Terpopuler

Comments

Ryanti Yanti

Ryanti Yanti

😧😧😧😧😧

2023-04-09

1

@⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔Tika✰͜͡w⃠🦊⃫🥀⃞🦈

@⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔Tika✰͜͡w⃠🦊⃫🥀⃞🦈

hadeh jadi kasihan sama om Tomi

2023-03-15

2

NauraHaikal

NauraHaikal

lanjut mb' say🥰🥰

2023-03-14

2

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!