Bukan Pembantu

Maudy menatap kompor, panci, dan mie rebus di depan mata nya. Tak bisa menyalakan kompor, dan membuat mie rebus, Maudy sesekali melongok ke arah Tomi yang sedang menonton televisi sambil merokok.

Tomi yang tahu, Maudy sesekali melirik ke arah nya, pura - pura untuk tidak melihatnya, malah menambah volume suara televisi.

Dengan kesal, Maudy datang menghampiri suami nya, yang sedang menonton televisi dan sesekali menghembuskan asap rokok.

"Om." panggil Maudy, tapi Tomi pura - pura tidak mendengar nya.

"Om...!!! " panggil Maudy dengan suara lantang.

"Apa sih..!! " ucap Tomi.

"Tolongin napa."

"Sana telepon 119 , kalau ingin minta tolong."

"Ih.... Om...!!! "ucap Maudy, dengan mematikan televisi nya.

" Masakin mie rebus, lapar."

"Haduh.. ini anak, tinggal masak saja susah."

"Masalah nya, nyalain kompor gimana Om?"

"Astaga...!! kamu ini perempuan bukan sih?" ucap Tomi langsung bagun dari duduk nya, dan berjalan ke arah dapur, Maudy lalu mengekor nya.

Tomi menyalakan kompor, dan menuangkan air ke dalam panci yang sudah ada di atas kompor. Maudy, memperhatikan cara Tomi memasak mie rebus.

"Kamu jangan lihat nya saja, perhatikan dari cara menghidupkan kompor, sampai mie ini matang, paham?"

"Paham Om."

"Nih mie rebus nya sudah matang."ucap Tomi, sambil memberikan mangkuk berisi Mie, yang di minta Maudy.

Maudy makan, sedangkan Tomi kembali menonton televisi, terdengar suara ketukan pintu. Tomi langsung beranjak dari duduk nya, dan berjalan ke arah pintu.

"Sore bro. " sapa Alfa.

"Sore juga." balas Tomi.

"Masih cuti?" tanya Alfa.

"Iya nih, lusa saya baru berangkat." jawab Tomi, dan Alfa sambil melongok ke dalam rumah.

"Ngapain sih, lihat - lihat ke dalam?"

"Aman kan?"

"Aman apanya?"

"Secara, pengantin baru aman kan?"

"Aman, terkendali."

"Hahahahaha.. yaudah, saya berangkat dulu. Besok, jangan lusa ada job untuk kita."

"Siap..!! ucap Tomi sambil melambaikan tangan pada Alfa, saat berbalik badan Tomi langsung kaget, Maudy yang sudah ada di belakang tubuh nya.

" Ih ini anak, bikin orang jantungan saja." ucap Tomi sambil berjalan melewatinya.

"Tadi siapa Om?" tanya Maudy.

"Sahabat Om, sahabat Papah juga. Namanya Alfa, dia rumah nya di sebelah kita."

"Oh.." ucap Maudy.

Tomi melihat bekas makan maudy, yang masih ada di meja makan. Tomi melihat, Maudy langsung duduk bersila di atas sofa, sambil mengganti chanel televisi.

"Maudy." panggil Tomi.

"Apa Om?"

"Kalau habis makan itu, terus apa?"

"Tidak boleh langsung tidur."

"Selain itu."

"Ya harus duduk."

"Selain itu."

Maudy menoleh ke arah Tomi, yang sedang berkacak pinggang. Tomi berjalan ke arah Maudy, dan menarik paksa istri nya ke arah meja makan.

"Kamu mau biarkan, ini mangkok sama gelas tergeletak disini?"

"Emang begini Om, nanti kan ada yang ambil."

"Maudy sayang, saya masih sabar ya menghadapi kamu. Ini nanti siapa yang mau ambil? disini tidak ada asisten rumah tangga, hanya ada kamu dan saya."

"Kan saya bilang, cari asisten rumah tangga. Om nya nggak mau, apa gaji nya nggak bisa buat bayar asisten rumah tangga?"

"Bukan saya, tidak mampu bayar pembantu. Tapi saya ingin, kamu yang melakukan nya. Sekarang kamu cuci, dan bersihkan meja makan nya."

"Eh Aki - aki, kamu itu menikah sama saya, untuk di jadikan pembantu ya?"

"Siapa, yang mau jadikan pembantu. Saya ini sebagai kepala keluarga kamu, dan saya ini suami kamu itu istri. Semua juga begitu, kamu yang aneh, tidak paham rumah tangga."

"Terus, kalau tahu istri nya tidak paham rumah tangga, ngapain jadikan saya istri? baru sehari jadi istri Om, sudah di suruh begini begitu. Saya mau pulang saja, ke rumah Papah. Enak disana, dari pada disini."

"Kamu tidak boleh pulang."

"Hah.. hak nya apa? Om melarang saya pulang. Dan asal om tahu, saya ini bukan pembantu." ucap Maudy langsung masuk kedalam kamar nya, dan mengambil koper, memasukkan kembali pakaian nya.

"Kamu tidak bisa, diselesaikan secara baik - baik? main mau pulang segala, kita baru menikah kemarin loh."

"Buat apa disini, kalau saya di jadikan pembantu."

Tomi menutup kopernya, dan menatap Intan dengan tatapan mata, seakan ingin menerkam mangsa.

"Saya mengalah, kamu boleh sesuka hati kamu, mau ngapain juga."

"Nah gitu dong, ini baru nya suami yang baik."

*****

"Kamu kenapa?" tanya Alfa.

"Nggak apa - apa." jawab Tomi.

"Cerita saja lah, sama saya. Kamu kan bukan orang lain, dari pada kamu pendam sendiri."

"Apa saya salah ya, menikah dengan Maudy."

"Loh kok kamu, bicara seperti itu?" ucap Alfa.

"Jujur, baru beberapa jam menikah, kami bertengkar terus. Padahal itu hal sepele, dan saya juga belum menjadi suami dia sepenuh nya. Kita juga belum melakukan, layak nya hubungan suami istri."

"Begitu lah, kalau satu nya cinta satu nya tidak. Dan orang yang tidak mau menikah, dengan orang pilihan di paksa menikah yang begini. Terus, kalian mau cerai saja gitu?"

"Kalau dia minta cerai, pasti mau banget. Tapi saya tidak akan, menceraikan nya. Biar waktu yang menjawab, dan merubah semua nya.Saya masih sabar, menghadapi dia. Saya masih berharap, dia nanti akan berubah."

"Tapi kamu juga punya rasa sabar, nggak selama nya kamu akan sabar terus. Kamu juga, beberapa kali gagal, dalam menjalani hubungan asmara. Masa, sekarang sudah menikah kamu akan gagal lagi."ucap Alfa.

" Kalau memang jalan hidup saya seperti ini, ya mau gimana lagi. Memang umur saya, sudah terlalu matang. Tapi kan, sudahlah jangan di bahas lagi."

****

Tomi berjalan masuk ke dalam rumah nya, melihat Maudy sedang menelepon, Tomi berjalan ke arah meja makan, dan membuka magicom yang masih kosong, sedang Maudy, tertawa di dalam kamar nya.

Tomi langsung kembali duduk di depan televisi, sambil menyalakan televisi nya, untuk menonton acara kesukaan nya.

"Om, lapar." ucap Maudy keluar dari dalam kamar nya.

"Pesan saja."

"Ok deh, tapi bayarin ya? lagi bokek."

"Iya." ucap Tomi.

"Om, sudah di pesan, nanti tolong bayar ya."ucap Maudy menyerah kan ponsel Tomi, untuk menyelesaikan pembayaran.

"Hmmm."

Setelah menunggu hampir 30 menit, pesanan pun datang, Maudy membuka pintu nya seorang mengantarkan pesanan, yang di pesan oleh Maudy.

"Terima kasih ya." ucap Tomi.

"Sama - sama Pak." ucap nya lalu pergi.

Tomi dan Maudy, duduk di depan meja makan. Tomi mencari makanan untuk dirinya, dan tidak ada lagi makanan. Sedang kan Maudy, langsung memakan pesanan nya.

"Hanya satu?" tanya Tomi.

"Iya, pesan buat saya saja." jawab Maudy dengan santai.

"Saya, kira kamu juga pesan buat saya."

"Kenapa om nggak bilang? salah sendiri, jadi saya pesan untuk sendiri saja."

Tomi hanya mengepakkan kedua tangan nya, dan tersenyum ke arah Maudy. Tomi lalu bangun dari duduk nya, pergi berjalan ke luar rumah.

.

.

.

Terpopuler

Comments

Afternoon Honey

Afternoon Honey

intan 🤔

2023-09-18

1

Ryanti Yanti

Ryanti Yanti

bener"si maudy😡😡😡😡

2023-04-09

1

@⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔Tika✰͜͡w⃠🦊⃫🥀⃞🦈

@⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔Tika✰͜͡w⃠🦊⃫🥀⃞🦈

sabar ya Tom seiring berjalannya waktu pasti semuanya baik" saja

2023-03-15

2

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!