Menuju Sah

"Tito, Susanti kalian nanti datang ya ke pernikahan saya." ucap Maudy, memberikan satu kartu Undangan pernikahan nya.

"Kamu serius, nikah sama Om - om itu?" tanya Susanti.

"Iya, saya harus mau menerima perjodohan ini." jawab Maudy.

"Saya tidak menyangka, kalau mau itu memilih pria tua itu. Dan melepaskan, Axel yang cinta mati sama kamu." ucap Tito.

"Dari pada saya kecewakan Papah, dan warisan tidak jatuh ke tangan saya. Yaudah terima saja." ucap Maudy.

"Jadi kamu menikah, sama dia karena ancaman itu?" ucap Tito.

"Iya lah, kalau tidak di ancam juga tapi tetap nikah juga sama Om Tomi. Kita nggak akan bisa bersatu, dimana - mana pasti tuh CCTV berjalan pasti ada."

"Kami hanya, bisa mendoakan semoga kamu tidak salah ambil tindakan, tapi kita sih berharap nya kamu balik lagi sama Axel." ucap Susanti.

"Jujur Maudy, asli nya Axel itu belum bisa move on sama kamu." ucap Tito.

"Tolong sampaikan maaf saya sama Axel, maaf kalau sudah membuat dia kecewa."

"Saya akan sampai ke dia, dan bilang kalau kamu jadi menikah sama Om Tomi."

****

"Duh calon pengantin, kok mukanya nggak ada cerah - cerah nya gitu." ucap Bibi Inah.

"Bete bi." ucap Maudy.

"Bete kenapa?"

"Kok kayak nggak ada semangat buat nikah ya, padahal momen seperti ini tuh momen yang setiap orang pasti tunggu - tunggu, karena momen sekali dalam seumur hidup."

"Neng tuh, beruntung punya calon suami seperti Pak Tomi. Jangan di lihat dari umur nya, tapi dari perhatian dan sikap dewasa nya. Papah Neng kenapa, pilih Pak Tomi dari pada Mas Axel? percaya sama Bibi, pilihan orang tua itu terbaik, dan demi anak nya bahagia. Bibi yakin, neng akan bahagia sama Pak Tomi."

"Amin Bi, mungkin ini takdir saya begini."

"Takdir membawa kebaikan, walau bagi Neng itu buruk, tapi ini kebaikan untuk Neng sampai menutup mata."

****

"Nenek." Maudy langsung memeluk Ibu Rita.

"Cucu Nenek, kangen tidak sama Nenek?"

"Kangen Nek." ucap Maudy yang masih, memeluk Nenek nya.

"Maudy, kamu jangan peluk terus. Nenek kamu, sesak jadi nya." ucap Papah Hadi.

"Nggak apa - apa, kalau sudah menikah belum tentu , dia seperti ini lagi. Pasti nanti, di bawa suami nya."

"Ah... nenek, saya nggak mau di bawa sama Om Tomi." ucap maudy.

"Dia kan suami kamu, kemana dia tugas kamu harus ikut." ucap Ibu Rita.

"Benar Maudy, kamu harus ikut kemana suami kamu pergi. Masa suami kamu, ngajak pindah nggak mau." ucap Papah Hadi.

"Nggak mau!! "

****

"Akhirnya, anak asuh Ibu menikah juga besok." ucap Ibu Kasih.

"Alhamdulillah Bu, akhirnya penantian panjang, terwujud juga." ucap Tomi.

"Ibu hanya pesan sama kamu, jangan buat dia kecewa, jangan sakiti hati nya. Karena dia seorang wanita, harus kamu lindungi dan sayangi, seperti Ibu kamu yang melahirkan kamu ke dunia ini. Bila, kamu menyakiti seorang perempuan, kamu juga menyakiti hati ibu kamu."

"Tomi mencintai nya Bu, Tomi akan buktikan, kalau Tomi bisa membahagiakan dia, hingga nafas ini berhenti."

"Ibu pegang, ucapan kamu. Karena ibu tidak ingin, suatu saat nanti mendengar ada keluhan dari istri kamu."

"Itu tidak akan terjadi bu."

*****

Maudy terus menguap, saat dirinya harus pagi - pagi bangun, dan MUA segera mendandani nya. Pukul 8 pagi, Maudy harus sudah siap, karena pukul 8 , pengantin pria sudah datang.

Dengan kedua mata terpejam, Maudy tidur sambil bersandar di kursi depan meja rias. Sedang kan MUA sedang menatap rambut nya.

"Ya ampun, cucu satu - satu nya. Di dandanin malah tidur, mendengkur lagi. Ini gimana, pengantin nya tidur pulas banget." ucap Ibu Rita.

"Maudy, hey.. bangun kamu." ucap Ibu Rita sambil menepuk lengan cucu nya.

"Nenek." ucap Maudy, dengan suara khas orang bangun tidur.

"Bangun , kamu itu sedang di rias malah tidur." tegur Ibu Rita.

"Biasa bu, kalau pengantin ketiduran. Karena malam nya tidak bisa tidur, jadi nya mengantuk saat di rias." ucap seorang MUA.

"Kamu jangan tidur lagi." ucap kembali Ibu Rita.

"Saya haus mba." ucap Maudy, pada MUA

Dan salah satu Asisten MUA memberikan air minum pada Maudy.

****

Pengantin pria sudah tiba, sambutan dari keluarga mempelai wanita menyambut kedatangan Tomi dan keluarga nya.

Acara adat penyambutan mempelai pria di mulai, Papah Hadi dan Ibu Rita, berdiri untuk melakukan prosesi adat menyambut calon keluarga baru.

Sedang kan Maudy, yang masih terkantuk-kantuk dan kepala nya yang berat, akibat sanggul dan siger membuat kepala nya pusing.

"Ya Allah Neng, bangun masa pengantin tidur terus." tegur Bibi Inah.

"Bi, saya tuh sejak semalam belum tidur, baru tidur 30 menit di ketuk buat cepat - cepat di rias."

"Tapi kan, tidur nya sudah cukup. Itu Pak Tomi, sudah datang."

"Ah.. Om Tomi sudah datang!! " ucap Maudy langsung mengambil cermin dan memeriksa make up wajah nya.

"Bibi kenapa tidak bangunin dari tadi sih? saya harus rapikan bedak sama lipstik nya." ucap Maudy sambil meminta MUA untuk memberikan bedak dan lipstik pada wajah nya.

"Kan, bibi sudah kasih tahu Neng."

****

Tomi duduk di depan penghulu nikah, Maudy datang dengan Susanti yang menggandeng tangan Maudy berjalan ke arah penghulu.

Tomi menoleh, saat Maudy duduk di samping nya, setelah acara adat penyambutan Maudy keluar.

"Nanti mba, setelah selesai akad nikah, lanjut acara ada lagi." bisik pelan salah satu MUA sambil memasang kan satu kerudung pada kedua mempelai.

Tomi memegang tangan Maudy, tapi Maudy menepis nya, dan Tomi berusaha memegang tangan Maudy, dan berhasil di pegang nya. Kedua tangan mereka, yang sama - sama keluar keringat dingin.

"Mas Tomi dan Mba Maudy apa kalian sudah siap?" tanya penghulu.

"Siap pak." ucap Tomi.

"Belum Pak." ucap Maudy.

"Jadi gimana? siap apa belum? "

"Belum." ucap Maudy.

"Siap." ucap Tomi.

"Loh kok nggak sehati, yang satu nya sudah kebelet nikah, satunya belum siap. Ini jadi saya harus, menikah kan kalian atau tidak?"

"Nikah Pak, nikah. Dia grogi, makan nya bilang belum siap." ucap Tomi, sambil memegang kencang tangan Maudy.

"Oh begitu, kalau gitu kita mulai sekarang."ucap Pak Penghulu.

" Om, saya belum siap." bisik pelan Maudy.

"Seharusnya saya yang grogi, mau ijab kabul. Bukan nya kamu, saya yang harus bilang belum siap." ucap Tomi, sambil berbisik.

.

.

.

Terpopuler

Comments

Ryanti Yanti

Ryanti Yanti

hadoooooohhh si maudy rewelnya minta ampun

2023-04-09

1

Devi Handayani

Devi Handayani

ya ampun maudy.... kelakuanmuuu itu loh😁😁😆😆😅😅😅😅😂😂😂😂😂

2023-03-24

1

@⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔Tika✰͜͡w⃠🦊⃫🥀⃞🦈

@⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔Tika✰͜͡w⃠🦊⃫🥀⃞🦈

hadeh gmn sih Maudy mau sah kok rewel amat ya ...berat gitu maklum lah namanya juga ngk cinta

2023-03-10

3

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!