Pengajuan Nikah

"Neng.. bangun neng...!! " Bibi Inah terus membangun kan Maudy yang masih tertidur pulas.

"Neng.. bangun, di tunggu sama Pak Tomi sama Papah."

"Bi... masih ngantuk, hari ini nggak ada jam kuliah." ucap Maudy, yang masih memejamkan kedua mata nya.

"Neng... tapi hari ini kan pengajuan nikah, katanya di tunggu."

"Papah saja yang maju." ucap Maudy, sambil memeluk bantal guling.

"Neng, nanti Papah marah."

Bibi Inah, hanya mendengar suara mendengkur, dan langsung meninggal kan kamar Maudy.

"Maudy sudah bangun?" tanya Papah Hadi.

"Maaf Pak, saya mengibarkan bendera putih." jawab Bibi Inah.

"Hah... itu anak, nanti Tomi saya ke kamar nya."

Papah Hadi masuk kedalam kamar nya, dan langsung menarik selimut, yang menutupi tubuh Maudy dan bantal yang ada di kepala nya.

"Bangu...!!" teriak Papah Hadi.

Maudy langsung bangun, dan duduk dengan detak jantung yang sangat cepat. Sedangkan Papah Hadi, berkacak pinggang.

"Mandi, pakai seragam yang kemarin Tomi kasih."

"Seragam apa?" tanya Maudy.

"Kamu hari ini pengajuan nikah, kamu belum di kasih atau pura - pura lupa."

"Jam berapa sih?" tanya Maudy sambil menggaruk kepala nya.

"Kamu harus siap - siap cepat...!!! Tomi sudah menunggu di bawah."

"Iya, jangan ngegas gitu dong." ucap Maudy langsung bangun dan pergi ke kamar mandi.

"Kamu, kalau tidak di gas kalau di ajak bicara bisa nya balas omongan Papah."

****

"Dia sedang mandi, kamu tunggu saja." ucap Papah Hadi.

"Iya Hadi, oh iya saya lupa. Ini seragam yang buat di pakai sama Maudy." ucap Tomi.

"Pantas, Maudy tanya. Kamu ini kan jahit, kamu ke tukang jahit sama Maudy kapan?"

"Saya kira - kira saja, kebetulan tubuh anak pennjahit nya itu, sama postur tubuh Maudy sama saja."

"Tapi kalau kekecilan atau kebesaran, siap - siap di amuk kamu."

***

"Ini apa?"

Maudy melihat ada sebuah Paper bag, di atas tempat tidur nya. Dan membuka Paper bag, berisi seragam persit yang untuk di pakai dirinya.

"Pantas, tadi Papah tanya seragam. Ternyata ini toh, seragam nya."

Maudy pun bersiap - siap, dengan memoles wajah nya hingga terlihat cantik. Dengan seragam persit nya, dan tas yang ada di tangan nya.

Maudy keluar dari kamar nya, dan berjalan ke arah ruang tamu, Tomi tidak berkedip saat melihat Maudy dengan penampilan nya, terlihat sangat dewasa.

"Anak Papah cantik banget." ucap Papah Hadi.

"Sudah yuk, katanya suruh cepat - cepat." ucap Maudy.

"Iya, kamu jalan dulu." ucap Tomi.

"Papah, doa kan ya." ucap Maudy.

"Papah doa kan, kamu tidak buat ulah disana."

*****

"Kenapa Om? kayak tegang gitu." tanya Maudy saat mereka masih di dalam mobil.

"Nggak kok." jawab Tomi sambil mengemudikan mobil nya.

"Muka tegang, jangan - jangan di bawah ikut tegang."

"Apaan sih, jangan kotor pikiran kamu."

"Hihihi... terpesona ya, dengan kecantikan saya. Yaelah gimana nggak cantik, Om saja jatuh cinta sama saya."

Tomi menepikan mobil nya, dan langsung melepas kan safe belt nya. Tangan kanan Tomi, menarik tengkuk leher Maudy, dicium nya bibir Maudy sehingga membuat Maudy kedua mata nya tidak berkedip.

Sangat terasa sentuhan bibir Tomi, yang mengenai bibir nya. Sangat terasa nafas nya, dengan aroma mint dan manis sisa permen yang tadi dia makan.

Tomi menautkan kening nya, di kening Maudy dengan kedua tangan nya menangkup pipi calon istri nya.

"Jangan memancing." ucap Tomi langsung memasang safe belt nya, dan melanjutkan mengemudi mobil.

Maudy hanya diam sambil memegang bibir nya, lalu mengambil tissue yang ada di dashboard, dan mengelap bibir nya hingga lipstik yang menempel hilang.

"Lipstik nya murahan ya? kok hilang." ucap Tomi sambil menahan senyum.

"Sok tahu."

****

Ada 5 pasangan yang akan mengajukan nikah, hanya Maudy yang pasangan nya jauh lebih tua. Yang lain nya, adalah pasangan muda. Maudy tersenyum geli, saat dirinya akan menjadi seorang istri dari Kapten Tomi yang umur nya, sama dengan Papah nya.

Ada salah satu, pasangan dimana pasangan wanita nya menatap ke arah Maudy, dan berbisik ke arah calon suami nya. Tapi sang calon suami hanya diam, Maudy hanya menundukkan kepala nya.

"Kenapa sih tuh perempuan, aneh apa ya calon suami saya tua. Padahal dilihat sih, umur nya emang tua, tapi wajah nya kelihatan umur 30 tahun." ucap Maudy dalam hati nya.

"Kamu grogi?" bisik Tomi sambil menggenggam tangan nya.

"Aduh, ini orang kenapa pegang tangan saya, bikin tambah salah tingkah. Apa nggak cukup kali ya, tadi sudah cium bibir, sekarang malah pegang tangan."

"Hey kok diam."

"Eh iya, Om saya grogi."

*****

"Hadi, kamu itu serius? cucu Ibu kamu nikahkan sama Tomi?" ucap Ibu Rita, nenek Maudy.

"Serius Bu, Tomi itu cocok untuk Maudy. Dia matang, punya masa depan, orang tua nya jelas tapi dia hidup di panti asuhan." ucap Papah Hadi.

"Ibu tidak lihat dari itu, tapi Ibu hanya takut Maudy tertekan, secara kamu paksa dia. Bahkan kamu pisahkan Maudy dengan Axel, sampai anak itu pergi ke luar negeri. Orang tua nya, sampai tanya sama Ibu."

"Bu, Axel itu belum punya masa depan. Masa anak saya, di ajak kawin lari. Apa Ibu, tidak memikirkan ke arah sana. Anak saya mau kasih makan apa, dia saja masih bergantung sama orang tua."

"Kalau sampai Maudy tidak bahagia, orang yang pertama Ibu salahkan itu kamu."

"Saya yakin, Maudy bahagia."

"Kata kamu, tapi kata hati dia tidak bahagia."

****

"Gimana? tadi grogi?" tanya Tomi.

"Ah.. nggak tuh, gitu - gitu saja." jawab Maudy.

"Manggil nya jangan Om dong."

"Terus manggil nya siapa? Bapak Tomi, Kakek Tomi atau Eyang Tomi? "

"Jangan gitu dong, panggil nya yang romantis, Mas, Abang atau Kanda, atau.. "

"Cukup!! " ucap Maudy.

"Geli tahu di telinganya."

"Masa kalau sudah nikah, kamu mau panggil saya Om terus gitu?"

"Terus mau nya dipanggil siapa?"

"Ya panggil nya, apa kek yang romantis. Kakanda juga bagus, kan bisa panggil kamu Dinda."

"Ih... emang nya jaman kerajaan apa, nggak mau."

"Terus apa?"

"Sudah ah, jangan bahas itu. Geli saya dengar nya."

*****

"Ih... itu kenapa wajah dia masih saja, ingat sih saat dia tadi cium bibir saya, ah..kenapa lagi, saya itu diam saja, malah menikmati." ucap Maudy, sambil mengusap bibir nya.

Sedang kan Tomi, tersenyum sambil memegang bibir nya, teringat saat dirinya memberanikan diri mencium bibir Maudy.

"Tenang Tomi, Maudy suatu saat akan perlahan membalas cinta kamu, ini baru awal." ucap Tomi sambil mengingat wajah calon istri nya.

"Kamu itu buat saya gemas saja."

.

.

.

.

Terpopuler

Comments

Ryanti Yanti

Ryanti Yanti

🤣🤣🤣🤣🤣si om tom tom main nyosor aja

2023-04-09

1

Devi Handayani

Devi Handayani

sabar dulu pak udah nyosor aja anda.... halalin duluu lah😅😅😅

2023-03-24

1

MissHaluuu ❤🔚 "NingFitri"

MissHaluuu ❤🔚 "NingFitri"

accieeee kakanda tomi 🤭🤣

2023-03-11

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!