Happy reading..
☘️
☘️
Gadis cantik berusia 22 tahun itu merogoh sesuatu ke dalam tas clutch nya, setelah mendengar omelan dari Alisa, sahabatnya. Ia menggulir layar sentuhnya, mencari satu nama seseorang di sana. Setelah berhasil menemukan nama Harvey di daftar kotaknya, Kia segera menekan tombol hijau lalu menempelkan benda pintar itu pada daun telinganya.
"Bagaimana, bisa dihubungi?" tanya Alisa dengan menggunakan isyarat mata.
Kia menggeleng menunjukkan ekspresi gelisah di wajah cantiknya. "Nggak diangkat," tapi Kia tidak menyerah begitu saja. Ia mencoba menghubungi nomor itu kembali. Dan hasilnya.
Tuuut Tuuut Tuuut
Lagi lagi panggilan dari Kia tak terjawab. Hatinya mulai meragu, tapi ia tetap mencoba menenangkan hati dan pikirannya saat ini.
'Di mana kamu Vey? Apakah aku tidak penting di hidupmu? Bersusah payah, aku meminta ijin sama Mama dan Papa. Agar bisa menemanimu di acara bersejarah di hidupmu.'
Raut wajah gelisah yang amat kentara di wajah Azkia, terlihat jelas di mata Alisa dan Delia, sahabatnya.
"Belum diangkat juga?" tanya Delia yang merasa khawatir dengan sahabatnya itu.
"Belum, Del. Apa sinyalnya yang nggak ada, ya. Coba aku hubungi di luar saja," Kia beranjak dari duduknya, bersikap tenang di hadapan kedua sahabatnya. Bahwa dia baik-baik saja.
Alisa dan Delia mengangguk, mengiyakan ucapan Kia. Mereka tahu apa yang dirasakan oleh Azkia, sekarang ini.
Banyak praduga yang tidak masuk akal terselip di pikiran sahabatnya itu.
Azkia berjalan keluar dari ruangan dengan rasa gugup sambil terus menghubungi nomor kekasihnya yang telah menjalin hubungan selama 2tahun ini. Berkali-kali ia memencet nomor yang sama, tapi berkali-kali ia tidak mendapatkan jawaban dari si empu nya. Kia tidak akan menghentikan panggilan itu, sebelum Harvey menjawabnya.
Hingga akhirnya Azkia merubah panggilan biasa ke panggilan video call. Dan apa yang Kia lihat di layar ponselnya sangat membuatnya down.
Azkia bergeming.
Terbesit tanya di benak Kia. Apa yang sedang dilakukan oleh dua anak manusia yang berlawanan jenis itu. Sayup-sayup terdengar ******* dan erangan dari layar ponselnya.
"Oh, No! Menjijikkan! Harvey..!" teriakan suara Azkia dari sebrang telepon mengagetkan fokus kedua anak manusia yang ada di layar ponselnya. Adengan yang menjijikkan di film-film dewasa, bisa dia lihat secara live, saat ini. Dan sebagai aktor prianya adalah Harvey, sang kekasih. Sedangkan pasangan wanitanya adalah Fia. Teman kampus sang kekasih.
Otak Kia memanas. Kenapa Harvey tega berselingkuh darinya? Kia yang awalnya berpikiran positif tentang sang kekasih, mendadak jijik menatap ke arah Harvey.
Tatapan Kia pun beralih ke arah wanita yang bersama kekasihnya. "Dasar ja l4ng! Kepala atas kau tutupi, tapi mulut bawahmu kau buka untuk umum! Kau sembunyikan sifat aslimu di selembar kain yang sangat dijunjung tinggi keberadaannya!"
Azkia mengambil napas dalam, lalu menghembuskan kasar.
Layar ponsel itu masih menyala. Dan kini terlihat jelas wajah Harvey yang dipenuhi oleh keringat. "Aku bisa jelaskan, Kia. Please jangan salah faham," suara Harvey membuat risih telinga Azkia.
"Berisik! Jangan salah faham gundulmu! Sudah terlihat jelas di mataku, apa yang kalian lakukan sekarang itu! Aku bukan anak PAUD yang dibujuk kasih permen terus diam! Bodoh!" Kia mematikan sambungan teleponnya dan menbantingnya hingga hancur berkeping-keping.
"Kia..," Alisan dan Delia mendekati Kia yang tengah berteriak lalu terisak sesenggukan.
"Harvey!" pekik Kia.
"Kenapa Harvey?" tanya Alisa dengan nada yang khawatir.
"Ada apa, Kia? Bicara pelan-pelan," Delia mengusap punggung Kia yang terguncang.
"Harvey! Dia penghianat! Dia pencundang! Dia.. Dia--," belum selesai Kia berkata. Tubuhnya sudah merosot ke lantai yang dingin.
"Astagfirullah, Kia," teriak sahabatnya berbarengan.
****
Sementara itu, di private room hotel yang sama. Terlihat ramai orang tengah berpesta, mereka merayakan hari pelepasan predikat jomblo untuk seseorang yang akan mengikat janji suci, beberapa hari lagi.
"Congratulation, bro! Nikmati hari terakhirmu sebelum datang hari yang penuh omelan bini!" kekeh Dave, memberikan selamat pada teman seperjuangannya, Delon.
Semua penghuni ruangan yang penuh lampu warna-warni dan juga musik yang memekatkan telinga. Bercampur dengan dentingan gelas yang beradu.
"Jonathan, hentikan! Kamu sudah terlalu banyak minum! Nggak bisa pulang kamu, nanti!"
Dave mencoba menyambar gelas kristal yang di genggam oleh Jonathan, sahabatnya. Pria tampan yang memiliki rahang tegas itu tampak tidak suka dengan apa yang diperbuat oleh Dave.
Pria berusia dua puluh sembilan tahun itu, menajamkan tatapannya ke netra Dave. "Kamu bukan Papaku! Jangan berani memerintahku! Pergi dari sini, kau!" usir Jonathan dengan nada suara tinggi.
Jonathan Edward, Putra tunggal dari orang terkaya di negara ini. Kerajaan bisnis keluarga Edward telah menunggu sang mahkota penerusnya. Kini, pewaris tunggal itu sedang patah hati, sejak hubungannya diputuskan sepihak oleh sang kekasih, Jessica.
"Om Asher, pasti sangat sedih melihat kondisimu seperti ini, Joe! Sangat mengenaskan! Ayo pulang, aku antar!" bujuk Dave, teman dari kecil Jonathan dan Delon.
Mereka bertiga, bersahabat sejak dari para orang tuanya. Orang tua mereka adalah sahabat sekaligus partner kerja, hingga sekarang.
Dave menyugar rambut frustasi, dia tak menyangka sahabatnya yang terlihat macho dan kuat itu, jatuh terpuruk juga. Hanya karena cinta. Cinta dari seorang Jessica, wanita iblis yang memakai topeng dalam bertutur kata dengan lembut di hadapan Jonathan, tapi tidak dengan yang lain.
****
Sudah beberapa jam Kia duduk di meja depan bartender yang sedang meracik minuman. Ia hanya memesan minuman berwarna orange untuk menemani meringankan masalahnya.
"Kamu menunggu siapa nona, sudah malam begini tidak pulang?" tanya bartender itu, setelah menyerahkan cairan orange di depan Azkia.
"Hemm.." jawab singkat Kia.
"Apa kau sendirian?" tanyanya lagi dengan melihat wajah sendu Azkia saat ini. "Apa kau sedang patah hati?" tebakan yang sangat tepat dilontarkan oleh sang bartender pada Kia.
Tanpa disadari di sudut ruangan ada seseorang yang sedang mengincar Azkia.
"Sedikit saranku, tempat ini bukan pilihan tepat untuk mendapatkan solusi terbaik masalahmu, sekarang ini. Di sini banyak sekali para lelaki yang tidak bertanggungjawab, mereka hanya menginginkan keuntungan saja dari para wanita yang lagi dirundung masalah. Dengan segala macam cara tipu daya mereka menjebak untuk one night stand! Tahu kan maksudku?" jelas bartender itu memberikan sarannya dari kejadian yang sudah-sudah di tempat itu.
Azkia memutar bola matanya, lalu berpamitan untuk ke kamar mandi.
Beberapa menit kemudian Azkia kembali ke meja bar. Dan langsung meminum cairan orange itu, tanpa mencurigai apapun.
Setelah itu, dia beranjak berpamitan pada sang bartender untuk pulang. Dan juga berterima kasih atas sarannya, barusan.
💖💖💖💖
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments
𝐈𝐬𝐭𝐲
jangan² minumanya di campur sesuatu nih
2023-03-29
2
☠ᵏᵋᶜᶟ尺მȶɦἶ_𝐙⃝🦜
wah ini🙄🙈
2023-03-28
0
☠ᵏᵋᶜᶟ尺მȶɦἶ_𝐙⃝🦜
nah sahabatmu aja paham joe
2023-03-28
0